Happy Reading
.
.
.Selamat membaca 😘😘😘
--------
"Kandungan kamu sehat banget. Gada yang perlu di khawatirkan karna bayinya kuat banget. Tapi kamu harus tetap banyak mengkonsumsi makanan sehat, minum vitamin, perbanyak makan buah dan minum susu hamil." dokter Yani berkata saat keduanya sudah duduk setelah memeriksa kandungan Anin. Dokter Yani adalah dokter yang memantau setiap kehamilan Anin. Mulai dari bulan pertama sampai kini bulan ke-sembilan.
Anin yang mendengar ucapan dokter Yani tersenyum lebar membuat wajahnya yang manis semakin manis. Ia mengusap perutnya dengan sayang.
"Anin kapan lahirannya, dok? Biar Anin mempersiapkan diri." tanya Anin lembut.
Dokter Yani tersenyum hangat. "Kira-kira akhir bulan atau pertengahan bulan. Tapi ga tau pasti, bisa aja 'kan kamu lahirannya lewat dari waktu yang ditentukan. Atau bahkan kamu lahir lebih cepat dari yang seharusnya. Pokoknya, persiapkan diri kamu. Olahraga jalan biar nanti lahirannya lancar. Kalau tiba-tiba perut kamu sakit terus tiba-tiba gak sakit lagi, itu kontraksi palsu." jelas dokter Yani.
Anin mengangguk-angguk paham. Kemudian dokter Yani menulis resep obat dan vitamin tambahan yang akan Anin beli diapotik depan rumah sakit ini.
"Kamu tebus di apotik depan rumah sakit ini, ya. Ingat, jaga diri kamu biar nanti bayi kamu lahir dengan selamat kedunia." kata dokter kandungan itu sembari memberi kertas pada Anin.
Anin menerimanya sambil menganggukkan kepala. "Iya, dok. Kalau gitu Anin pergi ya dok." Anin berdiri dengan berpegangan pada meja, tangan kirinya memegang tas sampingnya dan hendak keluar saat tiba-tiba dokter Yani bertanya.
"Eh bentar, tadi saya lupa nanya. Suami kamu kemana ya? Biasanya dia nemanin kamu kalau check-up. Tapi ini, kamu kok sendiri." tanya dokter Yani membuat Anin menghentikan langkahnya.
Anin mendapat pertanyaan seperti itu tersenyum kecut. Ia berbalik, melempar senyum tipis dan menjawab. "Kak Nathan hari ini lagi sibuk Bu. Jadi dia ga bisa nemanin Anin." suara Anin terdengar lembut saat ia menjawab.
Dokter Yani mengangguk paham. Lalu Anin pamit pulang, ia membuka pintu ber-cat putih itu dan menutupnya bersamaan dengan airmata jatuh dari mata indahnya. Ucapan Anin tadi bohong, Nathan tidak sibuk. Sejak usia kandungannya 8 bulan, Nathan sudah berhenti bekerja dan lebih memilih menemani dirinya yang sedang hamil tua.
Tapi entah kenapa, sejak Al masuk rumah sakit dan dinyatakan koma oleh dokter, sifat Nathan berubah. Pria itu tidak seperhatian dulu lagi, tidak sehangat dulu sebelum Al masuk rumah sakit. Nathan mengacuhkan dirinya, dia hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan saat Anin bertanya. Lalu selebihnya Nathan diam.
Memikirkan itu dada Anin sesak, menjelang lahiran Nathan malah mengabaikan dirinya. Kemana dulu pria itu yang tidak sabaran menanti kelahiran buah hatinya? Bahkan Nathan sampai rela kerja lembur menambah uang untuk persalinan nanti. Dan semua itu terasa sia-sia.
Anin sempat down karena suaminya nampaknya tidak excited seperti dulu. Pria itu lebih cenderung bodoamat saat Anin membahas tentang kehamilannya. Tapi mengingat kata dokter tidak boleh banyak pikiran, Anin mencoba untuk semangat.
Disela langkahnya Anin mengusap pipinya. Ia menunduk menatap tangannya yang sedang mengusap perutnya.
"Meskipun Papa kamu berubah, udah gak kayak dulu yang gak sabaran menanti kelahiran kamu. Kamu jangan benci sama Papa, Papa adalah segalanya buat kita. Dia yang rela kerja banting tulang sampai lembur demi kamu dan Mama. Mama sayang sama kamu, gak ada Papa yang dukung Mama, Mama tetap cinta dan sayang sama Papa. Mama akan berjuang seorang diri untuk lahirin kamu. Mama sayang Milsha." bisik Anin lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN [ SELESAI ]
Teen Fiction[ END ] Cerita remaja # Teenfiction SEBELUM BACA CERITA INI FOLLOW AUTHOR DULU YA GAESS!!! 🔞 ada unsur mature-nya Archimosh adalah nama geng motor yang Nathan bentuk saat ia kelas 2 Smp dibawah kendali oleh seorang pria yang mengenalkan Nathan du...