NATHAN || 68

105K 4K 695
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

"Anin nitip anaknya kak Nathan, yah. Kalau rewel hibur aja atau kalau gak kasih susu pasti dia diem." Anin memberi amanah sambil menyerahkan putri kecilnya pada Nanda. Ia juga memberikan tas gendongan milik Milsha dan diletakkan dibahu kanan Nanda.

Nanda dan semua anak Archimosh terkejut saat Anin tiba-tiba saja datang. Mereka kira Anin sedang dalam perjalanan menuju Bandara. Semakin kaget lagi sesaat setelah Anin turun dari taksi, wanita itu memanggil Nanda dan tanpa kata melepas gendongan dari tubuhnya dan memberikan Milsha yang tengah tidur pada Nanda.

Nanda mengerjap-ngerjapkan matanya, ia menunduk melihat anak Anin tengah tidur sambil mengemut jempol kirinya. "Ma-maksudnya apa nih? Bukannya tadi lu langsung pergi ke-Bandara yah? Kok balik lagi?" tanya Nanda menatap Anin.

Anin yang tengah mengikat semua rambutnya menjadi satu tanpa menyisahkan rambut-rambut kecil menatap Nanda lalu menggeleng. "Kalau Milsha dibawa, quality time Anin sama kak Nathan jadi ke-ganggu. Anin pengen ngehabisin waktu sama dia jadi Milsha aku titip aja."

"Ta-tapi..."

"Ssttt..." Anin selesai mengikat rambutnya, ia berdesis meletakkan jari telunjuk ke-bibirnya. Matanya melirik putrinya yang menggeliat. "Kakak banyak tanya, Anin cuma nitipin anak Anin apa susahnya? Lagian ini hukuman buat kakak sama yang lain karna udah jahat sama Anin." kata Anin.

"Ya udah Anin pergi dulu mau jemput masa depan. Bye." Anin melenggang pergi begitu saja dan masuk kedalam taksi meninggalkan Nanda yang melemaskan bahunya sambil menatap ponakannya dengan nanar.

"Ck, mereka yang punya anak, kok gua yang repot." decak Nanda sebelum masuk kedalam vila.

Didalam taksi Anin menatap hapenya lebih tepatnya menatap wajah Nathan yang tersenyum tipis ke-kamera dengan badan yang terbalut seragam sekolah tanpa memakai dasi. Foto ini Anin ambil dari Instagram milik Rad yang sengaja memposting foto Nathan di-akun miliknya.

Rad mengatakan Nathan sempat marah-marah pada cowok itu dan memaksa Rad untuk menghapus fotonya. Tapi cowok yang memiliki tato garuda dipunggungnya itu menolak untuk menghapus dan membiarkan dirinya jadi sasaran empuk Nathan.

Anin mengusap layar hapenya tepatnya pada pipi kiri Nathan. Ia tersenyum kecil. "Harusnya Anin yang marah dan pergi jauh dari kamu. Tapi ini malah kamu yang pergi. Anin bukan maksud ngatain kamu ya, tapi kamu emang pengecut. Belum apa-apa udah nyerah duluan. Karna Anin masih cinta sama kamu dan gak mau Milsha jadi anak broken home. Terpaksa Anin yang turun tangan. Tunggu Anin ya babe." Anin mencium layar hapenya, tersenyum dengan mata terpejam.

Beberapa saat kemudian taksi yang Anin tumpangi sudah tiba didepan Bandara. Dia keluar menunggu kopernya dikeluarkan dari bagasi mobil oleh sang supir. Setelah membayar argo dan mengucap terima kasih, Anin berjalan cepat masuk ke-Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Ia melakukan chek-in dan beberapa pemeriksaan sebelum akhirnya Anin duduk didalam pesawat.

Dengan kepala bersandar pada sandaran kursi Anin memejamkan matanya. Satu alasan kenapa Anin begitu mudah memaafkan Nathan, itu semua karena jasa cowok itu yang banyak berkorban untuk dirinya dan bayinya.

Dia rela lembur kerja demi mendapatkan uang hasil jeri payah sendiri daripada mendapat uang yang tidak hasil keringatnya. Anin sempat menawarkan dirinya untuk membantu Nathan dengan berjualan kue depan rumah seperti Hesti yang jual nasi goreng. Tapi dengan halus Nathan menolak dan mengatakan untuk urusan uang biar dia saja.

Nathan tak pernah marah pada Anin meskipun ngidam-nya Anin dulu aneh-aneh. Pria itu akan mengabulkan setiap keinginan-nya tak peduli matanya mengantuk.

Nathan juga tak pernah main tangan pada Anin disaat pria itu sedang marah. Dia akan menutupi kemarahannya dengan cara mencari udara segar diluar sana.

NATHAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang