Enam Puluh Dua

297 30 5
                                    

"Gue mau ngomong bang"

Azra menoleh pada Aukha dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, seakan tau akan hal yang ingin Aukha ucapkan. lalu sebuah senyuman muncul pada bibir Azra

"Mau ngomong apa hm?" Azra mengelus kepala Aukha dengan tangan kiri nya

Aukha mencoba memberanikan diri nya untuk menatap mata Azra, mengapa ini begitu berat? Aukha semakin merasa tidak sanggup untuk mengatakannya ketika melihat pasang manik mata Azra

Aukha tak sanggup melihat mata yang selalu memancarkan ketulusan berubah menjadi kekecewaan, Aukha menunduk menatap tangan nya yang terkepal kuat berusaha membendung air mata yang sedari tadi meminta untuk lolos

Aukha mengangkat tangan kanan nya mengelus pipi kiri Azra sambil ditatap nya laki-laki yang tak pernah menyerah itu

"Makasih ya bang" satu kata yang berhasil membuat lolos air mata nya Aukha mencoba untuk tetap tersenyum meski pipi nya sudah dibanjiri air mata

Azra diam membiarkan Aukha melanjutkan ucapannya

"Makasih udah selalu ada buat gue, makasih udah selalu nemenin gue disaat gue jatuh... makasih atas rasa yang elo miliki sama gue... Makasih buat ketulusan elo selama ini...." sungguh Aukha tak sanggup untuk melanjutkannya

"Makasih bang, makasih...." Aukha terisak

Azra tak mampu berkata-kata ia hanya terus mengusap kepala dan sesekali menghapus air mata gadis nya dengan menahan perasaan sedih yang sudah ia rasakan sejak tadi

"Maaf bang maaf, gue minta maaf buat selama ini" Aukha terus menatap mata Azra

"Maaf karena gue belum bisa jadi pacar yang baik buat elo, maaf gue udah jadiin elo pelampiasan.... Maaf gue nggak bisa bales perasaan elo setulus perasaan elo sama gue"

"Gue pikir gue bisa buka hati gue buat elo, gue pikir gue bisa kasih kesempatan buat elo ngisi hati gue, ternyata nggak bisa bang..... Gue nggak bisa" Aukha menarik nafas berusaha menenangkan tangis nya

"Gue sayang sama elo, tapi rasa sayang itu hanya sebatas rasa sayang dari seorang adik ke kakak nya bukan sebagai lawan jenis"

Aukha menangkup wajah Azra dengan kedua tangannya lalu dengan satu gerakan Aukha langsung memeluk leher Azra membiarkan kepala Azra bersandar pada bahu nya

Azra memeluk erat Aukha, mencoba menghirup aroma nya sedalam mungkin dan menyimpan nya di satu tempat khusus dalam hati nya

Selalu, selalu ada ruang khusus dihati Azra untuk gadis ini sampai kapan pun dan itu tidak akan berubah

Aukha melerai pelukan itu dan kembali menatap mata Azra

"Kita jadian dengan baik-baik, dan gue pengen kita putus dengan baik-baik" senyum Aukha terbit ditengah tangis nya

"Gue pengen lo bahagia bang"

"Gue bahagia sama elo" ujar Azra yang akhirnya membuka suara

"Nggak bang lo nggak bahagia sama gue, mungkin elo ngerasa bahagia sekarang tapi tanpa lo sadari lo lukain hati lo sendiri secara perlahan"

"Lo berhak bahagia, gue harap lo bisa nemuin cewek yang memiliki perasaan yang sama tulus nya kayak elo"

"Gue nggak mau kehilangan elo Kha" Azra mengusap lembut pipi kanan Aukha

Aukha tersenyum menggenggam tangan Azra yang berada dipipi nya

"Gue nggak kemana-mana, gue akan tetap jadi adek yang selalu butuh abang nya saat orang lain ngambil permen gue, dan lo akan selalu jadi abang gue yang siap ngejaga adek nya"

Aukha [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang