Thirtieth

1.6K 171 32
                                    

Marchel tersenyum miring melihat wajah ketakutan itu. Ia berdiri dan mendekat seraya membawa sebuah map berisi data asli milik wanita yang begitu mirip dengan ibu kandung Alexa meski ia pribadi tak pernah bertemu secara langsung.

"Dia adalah Margareth Siranty, seorang pekerja di sebuah club kota. Umurnya sekitar tiga puluh lima tahun dan sekarang telah berhenti dari pekerjaannya karena sudah tidak diminati lagi oleh pelanggannya," jelas Marchel menyudutkan.

"Ada laporan dari salah satu klinik ahli bedah plastik bahwa nama Margareth Siranty sering berkunjung dan sudah beberapa kali menjalani operasi plastik demi terlihat selalu muda. Terakhir kali dia melakukannya dua bulan yang lalu dengan membawa sebuah foto seorang wanita sebagai permintaannya!" sambung Marchel.

"Foto itu, foto mama?" Tanya Alexa.

Marchel mengangguk menjawab pertanyaan Alexa. "Foto itu dia dapat dari ... Nyonya Angel!"

Lagi-lagi semua menatap tak percaya. Alexa yang sudah geram akhirnya menarik kuat rambut wanita itu hingga rontok, mungkin jika Ravin tak menghalanginya, wanita itu pasti akan botak sekarang juga.

"Udah, Del." Ravin memeluk istrinya dari belakang agar tak bergerak kemana-mana dan membuat keributan.

Ia tau Alexa sedang dilingkupi amarah, tatapan gadis itu masih terus menatap benci Angel yang masih tergeletak mengenaskan di lantai.

"Alasan apalagi, Angel!" Dingin Damian. Ia sudah tak bisa membendung kesabarannya, jika saja wanita itu tidak hamil mungkin ia sudah lepas kendali sejak tadi.

Angel yang tak berani menjawab akhirnya memilih diam, ia takut sewaktu-waktu Damian membunuhnya di sini.

"Jawab!" bentak Alexa menendang bahu Angel tanpa belas kasih.

"Del, udah!" peringat Ravin. Alexa memang keras kepala, padahal tubuh gadis itu sudah Ravin kunci agar tak bergerak.

"Dan Lo manusia biadab," cecar Alexa menatap tajam wanita yang sedari tadi menunduk dengan tangan masih ditahan kuat oleh dua orang suruhan Ravin. "Gue janji akan buat nasib Lo sama dengan orang yang udah Lo jiplak wajahnya itu!"

"Gara-gara Lo gue kehilangan perusahaan! Gara-gara kalian gue jadi gak bisa hidup tenang! Gue pastikan Lo akan merasakan apa yang dinamakan gangguan mental!"

Pelukan Ravin ia lepas dengan kasar. Gerakan Alexa yang tiba-tiba membuat Ravin tak siap dan akhirnya pelukan itu terlepas.

Dengan cepat gadis itu berjalan maju, meraih satu gelas minuman dan menghempasnya ke kepala wanita itu.

Membuat Marchel, Damian, Allardo dan Ravin segera menghentikan aksi Alexa meski sudah terlambat, darah sudah banyak mengalir dari kepala wanita yang dipukul kepalanya itu.

Melihat semua perhatian tertuju pada wanita itu, Angel mengambil kesempatan untuk kabur sebelum dibunuh sia-sia oleh Damian.

Dan siapa sangka, Alexa menyadari hal itu. Padahal, matanya masih terfokus pada wanita yang kini meringis memegang kepalanya yang bocor.

"Kejar dia! Angel kabur!"

Perkataan Alexa membuat mereka berbalik menatap tempat di mana Angel berada. Ternyata benar, wanita itu sudah tidak ada.

Akhirnya Damian dan Allardo memilih pergi mengejar Angel dan mempercayakan Alexa pada Ravin dan Marchel.

Tendangan kuat Alexa membuat semua perhatian yang awalnya menatap kepergian Allardo dan Damian kembali tertuju pada wanita yang sudah terbaring lemah di lantai.

Akibat tendangan kuat itu, dua orang yang memegang wanita tadi tak dapat menahan dan akhirnya memilih melepaskan pegangannya.

"Gue benci penipu!" Bentak gadis itu.

Dark Light (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang