Awal

11.4K 500 32
                                    

"Argghh sialan!!"

Brakk

PRANGG

"Gue benci Lo bajingan!!"

Alexa, gadis berpendidikan yang begitu banyak di kagumi oleh para pengusaha. Bahkan, ia sudah berhasil membangun perusahaan keduanya. Selama berkuliah, Alexa memang selalu bertekad ingin membangun perusahaannya sendiri. Dan baru sekarang bisa terwujud.

Sedangkan perusahaan sang Ibu sekarang telah sah milik Ayahnya, Damian.

Namun, baru saja ia begitu bahagia setelah menghadiri acara pembukaan cabang perusahaannya lagi, Alexa malah kembali menerima kabar yang tak pernah ingin ia dengar seumur hidupnya.

Damian akan menikah lagi, itu artinya ia akan segera memiliki Ibu.

Tidak akan Alexa biarkan!

Nafasnya begitu memburu, emosi sudah benar-benar menguasainya sejak Damian memberitahu kabar itu.

Kamar Alexa sudah seperti kapal pecah, barang berserakan dimana-mana, semua ia lempar begitu kencang. Pecahan kaca yang menusuk kaki telanjangnya pun tak menghalangi Alexa untuk menghancurkan kamar ini.

Ravin tak ada, cowok itu begitu sibuk sejak telah menggantikan sang Ayah di perusahaannya. Di jam seperti ini pasti suaminya belum pulang.

Ya, mereka telah menikah satu tahun yang lalu. Tepat setelah Ravin dan Alexa menyelesaikan kuliahnya. Mereka telah berkomitmen untuk tak memiliki anak sebelum Alexa siap, gadis itu tak ingin anaknya nanti malah tak terurus karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.

Drrt drrtt

Getar ponsel yang tergeletak begitu saja di lantai mengalihkan perhatian Alexa.

Dari Damian.

Gadis itu meraih ponselnya, melempar ke sembarang arah hingga akhirnya hancur berkeping-keping menghantam dinding.

Ia muak.

Untuk saat ini Alexa tak ingin bertemu siapapun. Kaki kecilnya kembali menendang kuat kursi dari meja rias yang ada di dekatnya.

Rasanya tak cukup jika hanya menghancurkan kamar, Alexa ingin hal lain. Sesuatu yang benar-benar bisa mengatasi emosinya.

"Gue gak mau!!" teriaknya diikuti tangisan.

Ia belum siap memiliki seorang Ibu, ia tak ingin memiliki seseorang yang bernama Ibu, masa lalu itu membuatnya merasa takut. Ia tak ingin hal itu terulang lagi, ia tak ingin tertipu lagi.

"Astaga, Alexa!"

Ravin pulang, mendapat telepon dari Damian bahwa pria itu khawatir dengan kondisi Alexa. Dan ternyata dugaan Damian benar.

Ia berjalan mendekat, memeluk istrinya yang menangis di pinggir tempat tidur. Ravin bahkan tak sempat melepas pakaian kantornya sebab terlalu panik.

"Del, kenapa? Kenapa gak telpon aku, hmm?" ucap Ravin mengusap wajah istrinya yang basah karena menangis.

Cowok itu mengangkat tubuh kecil Alexa ke atas tempat tidur. Matanya membulat menatap lantai yang diduduki Alexa tadi meninggalkan jejak darah.

Ravin mengusap wajahnya tak habis fikir. Matanya menelisik tubuh istrinya hingga berhenti di kaki gadis itu. Ternyata Alexa menginjak pecahan kaca, karena panik ia lupa melepas sepatu kantornya, alhasil Ravin tak begitu memperhatikan lantai yang berserakan beling itu.

"Del, kamu boleh hancurin kamar ini. Hancurin apartmen ini juga aku gak apa-apa, tapi please don't hurt yourself!" ucap Ravin. Ia tak suka melihat Alexa seperti ini.

"Aku gak liat," jawabnya begitu mudah.

Ravin menggeleng tak habis pikir. "Tapi itu pasti terasa sakitnya, kan?"

"Gak," balasnya dengan cuek, ia bahkan tak menatap suaminya sama sekali.

Ravin menghela nafas berat. Kakinya melangkah keluar kamar berniat mengambil sesuatu. Alexa tak peduli, gadis itu memilih untuk berbaring dengan posisi kaki masih menggantung.

Ternyata, marah cukup menguras tenaga.

💌💌💌

Halo😁

Selamat datang di kehidupan baru cewek bar-bar vs cowok bucin. Sesuai permintaan, mereka sudah aku nikahin, gimana lanjut?

Silahkan tinggalkan vote dan komentarnya😉

Partnya pendek karena masih awalan😂

Dahh,

Salam
Ravin&Alexa♥️

Start : 02.05.20

Dark Light (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang