Sixth

2.5K 240 39
                                    

Karena tak ingin sang Tuan Ravindra yang terhormat terus-terusan marah, akhirnya Alexa memilih untuk menemani saja suaminya itu besok.

Sekarang, pria itu sudah tidak marah lagi. Terlihat jelas saat ia masih cengengesan di sampingnya, membuat Alexa ngeri sendiri.

"Vin," panggilnya.

"Ya?"

"Masak, sana! Jangan cengengesan mulu, serem tau, gak?!" cibirnya.

"Yang jadi istri siapa, sih?! Harusnya kamu yang masak, malah nyuruh-nyuruh suami," sinis Ravin sebal.

"Ya kan, aku gak bisa masak! Kalau makan baru bisa!" balasnya tak kalah sinis.

Ravin menghela nafas lelah. "Del, bukannya udah pernah aku ajarin? Masak aja makanan yang udah aku ajarin dan kamu pun tau resepnya," saran Ravin.

"Serius? Apa aja, kan?" tanya Alexa memastikan.

Ravin mengangguk mantap.

"Oke," ucap Lea kemudian berdiri dan pergi ke dapur.

Sedangkan Ravin kembali berbaring di atas sofa, asik menonton televisi. Tak lama, ponsel Alexa yang berada di atas meja berdering kencang, ternyata David yang menelepon.

"Halo?"

"Oh, Ravin? Apa Alexanya ada?"

"Lagi di dapur. Ada apa, Dok?" balas Ravin.

"Yaudah, kebetulan saya memang mau berbicara dengan anda."

"Ngomong apa?" penasaran Ravin.

"Saya mau ngajak adik kamu refreshing sekalian Alexa terapi juga di- "

"Di puncak? Alexa kayaknya gak bisa, kita besok jadwalnya pulang ke rumah orang tua," bohong Ravin. "Lain kali aja, Alexa juga lagi males ke puncak katanya."

"Ohya? Tapi kata Alexa tadi, dia setuju saya ajak pergi."

"Kalau gue gak izinin, gimana?" sinis Ravin, ia lelah memasang topeng pria baik dan sopan di depan Dokter sialan itu.

"Harusnya diizinkan karena refreshing cukup bagus untuk perkembangan terapi Alexa."

"Di rumah orang tua kita juga bisa refreshing, apapun ada di sana. Pegunungan, pantai, mal, sampai kebun sawit pun ada di sana. Udah lengkap dah pokoknya," sela Ravin.

"Oh gitu, ya? Yasudah, lain kali saja saya ajak Alexa berlibur."

"Hmm."

Tutt

Panggilan berakhir dengan Ravin yang terduga jadi pemutus sambungan. Padahal Dokter itu belum mengatakan apa-apa sebagai salam perpisahan.

"Vin," panggil  Alexa dari arah dapur.

"Iya? Kenapa, Del?" tanyanya seraya bangkit menyusul sang istri.

"Vin, kenapa telurnya gak bisa dibalik, ya?" bingung Alexa.

Wajan sudah ia gerakan kesana-kemari tapi telur yang ada di dalam sana sama sekali tak bergerak.

Ravin mengambil alih benda itu, membuang telur serta wajannya ke dalam tong sampah.

"Makan di luar aja, yuk. Gue udah laper banget," ajak Ravin.

"Nah gitu, dong. Dari tadi, kek," balas Alexa begitu antusias.

"Hmm, makan aja cepat!" sinis Ravin. "Giliran disuruh masak gak ada yang bener masakannya," cibir Ravin.

"Namanya juga masih pemula, pasti akan ada salahnya," bela Alexa.

"Ngeles aja terus," sindir Ravin.

"Ini fakta! Kayaknya emang Tuhan gak menghendaki aku buat jadi istri yang pintar masak, deh. Emang yang cocoknya masak itu kamu, yang beres-beres rumah kamu, yang nyiapin kebutuhan aku itu kamu, biar yang kerja aku," saran Alexa.

"Gak, gak ada! Masa iya, aku yang ganteng gini malah jadi Ibu rumah tangga," sebal Ravin.

"Oh ganteng, ya?" Alexa mendekati sang suami, memeluk leher Ravin seraya memperhatikan wajah pria itu menilai. "Tapi kayaknya lebih ganteng kalau gini."

Dua tangan Alexa terulur untuk mengusap rahang kokoh suaminya, memberikan sentuhan-sentuhan yang membuat Ravin nyaman.

Terakhir, dahi Alexa dan dahi Ravin menyatu. Pria itu menutup mata menikmati tiap sentuhan sang istri, sedangkan Alexa malah tersenyum miring.

Takk

ARRGGHHH

Pria itu mengusap hidungnya yang memerah, kebiasaan buruk Alexa yang tak pernah hilang sejak dahulu adalah membenturkan kepala yang sekeras batu itu pada wajah Ravin.

"Sakit, Del," adunya masih mengusap hidung mancungnya.

"Lagian Lo, mau makan aja ribet amat," sinis Alexa.

"Gak mau tau! kamu yang bayarin makanannya," putus Ravin.

"Hmm, makan aja yang puas. Masalah bayar gak usah dipikirin, dompet gue tebel. Setebel dosa-dosa Lo!"

***
Saat memasuki restoran, mereka benar-benar menjadi pusat perhatian. Alexa dengan wajah acuhnya sedangkan Ravin sudah menebar senyum di mana-mana.

Mereka memilih tempat duduk yang di sekelilingnya tak ada orang. Setelah memesan makanan Alexa memilih untuk mengecek beberapa e-mail di ponselnya, sedangkan Ravin hanya bisa memainkan jari sang istri yang tak digunakan Alexa.

"Del," panggilnya.

"Hmm?" gumam Alexa tanpa mau repot-repot menoleh.

"Selesaikan semua secepatnya, ya. Gue gak suka liat Lo deket-deket Dokter gila itu," pinta Ravin.

"Andai besok Lo bolehin gue pergi sama David, mungkin semua udah beres. Semua selesai," jawabnya.

"Jangan, aku gak akan biarin kalian hanya pergi berdua. Kalau kamu mau pergi, aku harus ikut. Biar bisa langsung hajar Dokter brengsek itu kalau dia macem-macem," balas Ravin.

"Gak boleh! Harus aku yang hajar dia duluan! Kalau perlu, sampai nyawanya juga melayang!" geram Alexa

"Jangan, Del. Masalah hidup dan matinya dia, itu urusan pihak berwajib," tutur Ravin.

Asik berbincang, tiba-tiba seorang gadis berseragam sekolah menghampiri mereka. Bukan, lebih tepatnya Ravin.

"Emm, ka-kak. Aku bo-boleh minta tandatangannya, gak?" tanya gadis itu gugup.

Ravin terkekeh pelan. "Buat apa tanda tangan? Saya bukan artis, loh," candanya.

"Bu-buat disimpan, soalnya kakak ganteng."

Ucapan gadis itu berhasil membuat Alexa mendengus, ia pikir ada apa tadi.

Berbeda dengan Alexa, Ravin kini tertawa kecil. "Yaudah, boleh, deh."

Gadis berseragam itu tersenyum senang, tangannya mengeluarkan lipatan kertas serta pulpen dari sakunya, meminta Ravin menuliskan tanda tangannya di sana.

"Sudah," ucap Ravin mengembalikan pulpen serta kertas tersebut.

Si gadis menerimanya dengan mata berbinar. "Wah, makasih, Kak."

"Sama-sama."

"Kalau gitu, aku pamit. Semoga kita bisa ketemu lagi, ya, Kak. Byee," ucapnya kemudian berlalu.

Alexa seketika berdiri, berjalan cepat mengejar gadis itu.

Hap

Rambut sebahu gadis berseragam itu berhasil masuk ke dalam genggaman kuat seorang Alexandra.

Membuat semua menatap terkejut ke arahnya.

Silahkan di votmen 🌟
Jangan sider
Thanks😉

Salam
Ravin&Alexa♥️

13 Juni 2020

Dark Light (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang