Eleventh

2.1K 224 26
                                    

"I Love you," tutur David memeluk kekasihnya dari belakang.

Alexa menunduk mengusap lengan yang bertengger manis di perutnya itu. Senyum miring seketika terbit dengan sendirinya. "I hate you," bisiknya dan tentu saja tak sampai terdengar oleh David.

"Ravin gak marah?" tanya Dokter tersebut.

"Untuk apa marah? Aku gak buat salah apa-apa," balas Alexa.

"Dia terlalu over protective sama kamu. Keluar rumah aja harus izin dulu sama dia," tutur David.

"Hmm," balas Alexa. Pria itu tak tau kalau Ravin akan benar-benar marah jika melihat mereka dalam posisi seperti sekarang.

"Aku mau kita menikah secepatnya, Alexa," ucap David tanpa ragu.

"Aku gak mau menikah," balas Alexa.

Alis David seketika menyatu, pelukannya terlepas kemudian memutar tubuh gadis itu untuk menghadap dirinya. "Kenapa? Apa kamu belum percaya sama ketulusan hati aku?"

"Bukan belum, tapi tidak." Dengan berani, gadis itu menatap mata tulus David.

"Kenapa?" lirihnya. Hati David remuk mendengar penuturan sang kekasih.

"Ada sesuatu yang buat aku gak bisa percaya lagi dengan yang namanya laki-laki," bohong Alexa.

"Aku tulus, Alexa. Aku bukan laki-laki yang seperti kamu bayangkan," jawab David.

Alexa memutar bola matanya malas. "Lebih baik kita seperti ini du- ."

"Tapi sampai kapan?!" potong David.

"Sampai aku lelah! Sampai aku udah benar-benar puas!"

David menatapnya tak habis pikir. "Gak semua laki-laki sama. Aku beda dengan laki-laki yang udah buat kamu seperti ini."

"Sama!" balas Alexa.

"Berbeda, Alexa!"

"Yakin?!" tantang gadis itu.

"Yakin seyakin-yakinnya!"

Senyum manis Alexa seketika terbit. "Oke, kalau gitu pakai ini."

Gadis itu mengeluarkan sebuah kain dari dalam tasnya. Kain itu digunakan untuk menutup mata David.

"Ini untuk apa, Alexa?"

"Rahasia! Aku yakin kamu akan terkejut! Tempat itu lebih menarik daripada di sini," tutur Alexa. "Kamu gak akan bisa melupakannya, Sayang," bisiknya.

Mereka kini memang berada di suatu tempat yang cukup indah menurut Alexa. Mereka berada di atas sebuah tanah lapang yang penuh dengan rumput hijau, damai, dan sejuk. Di depan sana ada pemandangan kota yang terlihat kecil jika dilihat dari tempat mereka berada.

"Kalau mata aku ditutup, gimana caranya aku nyetir?"

"Hari ini aku yang akan menyetir!" tangan lentiknya masuk ke dalam saku celana David dan meraih kunci mobil di sana.

Alexa kemudian menuntun David untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Hati-hati, Alexa." Takut David saat mesin mobil sudah berderu. Ini pertama kali ia membiarkan Alexa yang membawa kendaraan.

"Tenang aja, aku punya surat izin mengemudi." Pria itu belum tau apa yang pernah Alexa lakukan di masa lalu.

Saat-saat Alexa masih sekolah, gadis itu sudah sering melakukan taruhan balap membalap bersama teman-temannya.

Mobil mulai melaju meninggalkan tempat tersebut. David masih diam menerka-nerka Alexa akan membawanya ke mana.

Tak lama kemudian pria itu menegakkan duduknya saat di rasa Alexa sudah turun dari mobil.

Pintu di sebelah David terbuka, lengan pria itu ditarik pelan memasuki lift, membuat David heran sendiri.

"Kita di mana?" tanyanya.

"Tenang, ini tempat yang dulu sering kamu kunjungi," jawab Alexa misterius.

"Oh ya?"

"Hmm, tapi ada satu kejadian yang buat kamu takut kembali lagi ke sini."

"Kejadian apa?" bingung David.

Alexa tak menjawab, ia kembali menuntun selingkuhannya itu keluar dari lift dan berjalan menuju ke salah satu pintu yang berjejer di lorong sana.

Pintu tersebut berhasil terbuka saat Alexa selesai memasukkan sederet angka di sana.

Mereka lagi-lagi melangkah ke sebuah ruangan setelah memasuki pintu tadi. David bernafas lega saat Alexa sudah berhenti.

"Ini di mana?" bingung David.

"Di Apartemenku," bisik Alexa sensual. Menggoda pria itu dengan senyum miring.

"Mau apa kita ke sini?"

Gadis itu menatap David dengan tajam, jarinya telah bergerak menelusuri dada bidang pria itu.

"Biasanya, apa yang akan dilakukan sepasang kekasih di dalam apartemen kalau hanya sedang berdua saja? Apalagi tempat ini kedap suara," bisik Alexa lagi.

Senyum manis David seketika terbit, bisa Alexa tebak apa yang ada di pikiran pria itu sekarang.

"Kamu yakin, Alexa?"

"Yakin, tapi aku takut malah kamu yang gak yakin nantinya," balasnya dengan nada manja.

Kekehan pelan keluar begitu saja dari wajah cerah David. "Aku sudah janji mau menikahi kamu Alexa, tinggal menunggu jawaban dari kamu dan meminta restu dari Ravin saja," tutur David begitu bahagia.

"Oke, mari kita lihat."

Tangan Alexa bergerak membuka penutup mata David. Setelah terlepas Dokter itu mengerjapkan mata sesaat sebelum akhirnya mematung melihat ruangan tersebut.

"Welcome home, Honey! Kita bertemu lagi," ucap gadis itu misterius.

David mendadak bisu, ditatapnya Alexa dengan pandangan tak percaya. Kepalanya lagi-lagi menoleh ke sekeliling meneliti ruangan yang bisa disebut kamar ini untuk memastikan penglihatannya tidak benar.

Nihil.

Semua sama seperti dahulu.

Nafasnya memburu, bulu kuduknya seketika berdiri memandang senyum sinis dari wanita di hadapannya itu.

David menggeleng menolak kenyataan ini.

"Siapa kamu sebenarnya!"

Jangan lupa votemen 🌟
Update spesial di hari ini
Untuk yang merayakan, selamat Hari Raya Idul Adha 🙏

Salam
Ravin&Alexa♥️

31 Juli 2020

Dark Light (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang