Fifth

2.7K 254 24
                                    

Alexa mendengus kasar seraya memijat pangkal hidungnya, ia pusing memikirkan segalanya.

Ravin masih dalam mode ngambek saat gadis itu menolaknya kemarin. Pria itu tak berbicara banyak padanya pagi tadi, hanya sesekali memperingati Alexa jika melanggar aturan dari suaminya tersebut.

Tak disangka, hari ini David mengajak dirinya untuk liburan ke puncak besok. Jujur Alexa tak mau, tapi puncak adalah tempat yang cocok untuk membalaskan segalanya, termasuk membuat David mengakui kesalahannya.

Namun, Ravin masih menjaga jarak dengannya. Bagaimana Alexa akan mendapat izin agar diperbolehkan pergi oleh sang suami.

Asik melamun tiba-tiba ponsel Alexa berdering. Tertera nama Ravin di sana. "Halo?"

"Del, ada kabar gembira."

Suara Ravin terdengar begitu antusias, sepertinya marah Ravin hilang begitu saja mendengar kabar ini.

"Apa itu? " tanyanya penasaran, hal apa yang bisa mengembalikan sikap baik sang suami.

"Mama Angel hamil, usianya udah satu bulan. Harusnya kemarin kita kasih selamat buat Mama Angel sama Damian. Ciee yang gak lama lagi jadi Kakak."

"Ohh, baguslah. Aku matiin telponnya dulu. Masih banyak kerjaan," balas Alexa kemudian memutus sambungan secara sepihak.

Jujur ia masih tak suka dengan istri Damian, mendengar kabar tadi membuatnya semakin membenci wanita itu.

Padahal Alexa sudah memikirkan rencana untuk menghancurkan hubungan mereka, tapi mendengar jika istri Damian itu tengah hamil pasti membuat mereka semakin sulit untuk dipisahkan.

Sepertinya ia memang harus merelakan mereka bersama.

Tok tok tok

Pintu ruangannya diketuk tiga kali oleh seseorang. Tak lama, masuklah Alicia dengan setumpuk berkas di pelukannya.

Gadis itu membawanya dengan susah payah dan meletakkan itu di atas meja Alexa. "Kamu harus menandatangani ini, Alexa. Semua sudah diperiksa, hanya memerlukan tanda tanganmu dan semua akan beres," jelasnya.

Alexa mengangguk saja, meraih berkas itu untuk dia tandatangani. Untung ada Alicia yang bisa ia andalkan untuk memeriksa segalanya, jadi ia tak perlu susah-susah lagi membaca semua tulisan yang ada di sana.

"Alexa, aku mau minta izin untuk cuti dulu selama satu minggu, apa boleh? Keluargaku ada sedikit masalah, jadi harus aku yang mengurus semua proses hukumnya," jelas Alicia.

"Masalah apa?" tanya Alexa. Bukan tak percaya, tapi ia harus bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya.

"Cuma masalah keluarga, masalah kecil," jawabnya.

Alexa menghela nafas pasrah, mungkin gadis itu malu jika menceritakannya pada sang bos. Akhirnya Alexa mengangguk memperbolehkan, ia yakin gadis itu tak akan merusak kepercayaannya.

"Terima kasih, Alexa."

***
Jam menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh sore, dan ini waktunya Alexa pulang ke apartemen Ravin dan beristirahat.

Saat sampai di luar kantor, matanya menangkap sebuah mobil yang tak asing untuknya. Alexa berjalan mendekat dan menemukan Dokter David yang tengah keluar dari sana kemudian berdiri gagah di depan mobilnya.

"Hai, My Love. Aku udah nungguin kamu dari tadi. Kenapa telepon aku gak di angkat-angkat?" tanya David.

"Sorry aku gak dengar, ponselnya aku mute," jawabnya setengah berbohong. Memang benar ponselnya ia mute agar bunyi telepon dari David tak mengganggunya.

David menghela nafas berat. "Yasudah, yuk, aku antar pulang," ajaknya.

Alexa menoleh ke arah sekitar, mungkin saja ada mobil Ravin yang sudah menjemputnya juga, sebab ia sedikit terlambat keluar kantor tadi. Namun, ia tak menemukan siapa-siapa di sana.

"Cari siapa? Kakak kamu? Dia daritadi gak ada di sini," ucap David saat mengetahui gadis itu mencari Ravin.

Ya, yang David tau Ravin adalah Kakak kandung Alexa. Maka dari itu ia memaklumi jika gadis itu begitu dekat dengan Ravin bahkan tinggal berdua di apartemen.

"Mungkin dia lembur, jadi belum jemput kamu. Yuk, aku antar pulang aja. Takut kemalaman sampai apartemen, kasian kamu pasti capek," ucap David lagi.

Akhirnya Alexa mengangguk, dan masuk ke dalam mobil yang pintunya telah di buka oleh pria itu.

Setelah itu David pun berjalan memutari mobilnya dan masuk menyusul Alexa. "Gimana besok? Di bolehin gak sama Ravin?" tanya Dokter itu setelah mobilnya melaju meninggalkan kantor Alexa.

"Belum aku tanya, tapi kayaknya gak boleh. Tau sendiri kan gimana posesifnya Ravin," jawab Alexa.

Dokter David mengangguk membenarkan. "Yasudah, biar aku aja yang izin langsung. Siapa tau dia setuju," balas David.

Senyum miring langsung terbit di bibir gadis itu. Sepertinya rencana untuk menghancurkan Dokter ini akan segera terlaksana. "Boleh juga," jawab Alexa.

***
"Loh, udah di sini sejak kapan? Kenapa gak jemput aku?" ucap Alexa.

Ia baru saja memasuki apartemen dan melihat Ravin yang sudah berbaring santai di atas sofa seraya menonton televisi. Namun, mengapa suaminya itu tak datang menjemputnya tadi.

"Sejak dua jam yang lalu. Kan, kamu udah ada yang jemput tadi," sarkas Ravin.

"Kamu tau? Tadi habis dari sana?" tanya Alexa lagi.

"Hem, pas udah di sana aku liat mobil David. Yaudah aku balik aja," balasnya begitu malas.

"Kenapa balik?"

"Aku gak mau ganggu kencan kamu," jawab Ravin lagi-lagi tak menoleh sedikitpun dari layar televisi.

"Siapa yang kencan!" sinis Alexa.

"Yakin gak kencan?! Terus kenapa aku telpon gak pernah diangkat-angkat? Alasannya apalagi kalau bukan kencannya takut diganggu, right?" balas Ravin.

"Ponselnya gue mute! Gak usah asal kalau ngomong, ya!" Alexa berjalan mendekati Ravin, menghempas tubuh lelahnya di sebelah pria itu.

"Mandi sana," usir Ravin.

"Males!"

"Besok temenin aku ke luar kota, yuk. Ada proyek yang aku harus cek di sana," pinta Ravin mulai menatap sang istri penuh harap.

Alexa diam, jika ia menolak Ravin hatinya tak enak. Tapi jika menerima bagaimana dengan ajakan David, harusnya semua akan selesai jika besok ia benar-benar diperbolehkan Ravin pergi bersama David.

"Gak mau, ya? Cuma temenin aja kok, Del. Gak sampai seharian juga," mohon Ravin.

"Bukannya gak mau, tapi David juga ngajak ke puncak bes- "

Belum selesai Alexa berbicara, Ravin langsung berdiri meninggalkan gadis itu seorang diri.

"Urus aja selingkuhan kesayangan Lo!"

Silahkan votmen 🌟
Tolong jangan sider😔
Thanks♥️

Salam
Ravin&Alexa💜

6 Juni 2020

Dark Light (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang