《MPC - 38》

1.6K 103 1
                                    

Ceklek

"Assalammualaikum,"

"Wa'alaikumsalam, loh kok kalian udah pulang?" tanya Rere bingung.

"Salsa kurang enak badan tante," balas Aditya sopan. Salsa langsung memeluk sang mama dengan erat seakan memberitahu bahwa dirinya sedang dalam keadaanya yang tidak baik.

"Kenapa sayang?" Rere mengelus rambut Salsa dengan penuh kasih sayang.

"Pusing Ma,"

"Aditya kamu nggak sekolah?" Rere beralih bertanya pada Aditya.

Aditya terkekeh. "Tadi sih bolos pelajaran Tan, terus Salsa minta jemput ya saya langsung jemput ke sekolah." jelas Aditya dengan tampang watadosnya

"Kamu sama aja kayak dulu ya, nggak berubah." Rere menggelengkan kepalanya sambil tersenyum ke arah mantan kekasih anak gadisnya.

"Temani Salsa ya," pinta Rere melepas pelukannya dan meminta Salsa untuk masuk ke kamar.

Aditya pun mengikuti langkah gadis itu menuju kamar. Sudah hal biasa baginya keluar masuk kamar Salsa, karena sejak mereka berpacaran Aditya memang sering menginap di rumah Salsa karena orang tuanya yang keluar negri mengurus pekerjaan.

Baginya bisa dekat dengan Salsa saja sudah cukup. Apalagi melihat kebaikkan keluarga gadis itu yang menerimanya kembali kekehidupan mereka.

Mulai detik ini. Aditya bertekad untuk melupakan perasaanya pada Salsa dan mulai untuk menyayangi gadis itu, seperti adiknya sendiri. Bukan hal mudah memang untuk bisa melupakan perasaannya pada Salsa. Tapi dia sadar, bukan laginya dirinya yang menjadi bahagia gadis itu.

Ada orang lain yang sudah mengisi hati gadis itu, yang sebenarnya sangat tidak ia terima kehadiran orang tersebut. Mendengar cerita Salsa saat di mobil tadi tentang sikap Melvin yang kembali dingin, membuat Aditya ingin sekali menghabisi musuhnya itu. Tangannya sudah sangat gatal ingin menghancur wajah lelaki itu.

Tetapi ia tak bisa melakukan itu, sebab lelaki itulah yang sekarang menjadi salah satu alasan Salsa bahagia. Ia tak bisa terus-menerus bersikap egois mengingat kesalahannya yang begitu besar pada gadis itu. Jadi mungkin ini awal yang menurutnya akan sangat sulit untuk ia jalani. Mengikhlaskan Salsa dengan orang lain. Syukur-syukur Salsa mau memaafkan dirinya dan mau menjalin hubungan baik dengannya.

Dilanda kebosanan Aditya membuka ponselnya untuk bermain game. Tapi saat melihat ke arah tanggal yang berada di layar ponselnya, membuat Aditya menegang.

"Besok," Lirihnya lalu menatap Salsa yang sudah tertidur pulas.

"Kalau sampek Salsa kenapa-napa karena kejadian ini, gue nggak akan tinggal diam." desinya tajam mencengkram erat ponsel di genggamannya.

Seperti otaknya yang cerdas ini langsung bisa memahami situasi yang dirasakan oleh Salsa akhir-akhir ini.

°•●↭♥↭●•°

Brak!

Suara kardus yang diletakkan secara kasar menggema ke penjuru aula. Sedangkan sang pelaku malah mendudukan dirinya di lantai marmer yang dingin itu.

"Gila capek banget gue," keluh Feby seraya mengelap keringat yang membasahi lehernya.

Haikal, sang kekasih pun mendekat dan memberikan botol air mineral itu padanya.

"Makasih," ucap Feby seraya menerima botol air meneral itu. Tegukan demi tegukan terdengar menggiurkan di telinga mereka semua yang berada di dalam aula bersama Feby.

MY PRINCE CASSANOVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang