Keesokan harinya seluruh peserta diminta untuk bersiap-siap karena hari ini adalah hari terakhir kegiatan camping mereka.
Satelah membersihkan diri masing-masing, mereka langsung menuju dapur umum untuk mengambil sarapan dan berkumpul di tengah tenda. Selesai sarapan, anak-anak mulai sibuk membersihkan peralatan untuk kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan.
Beberapa anak cowok turun tangan untuk ikut mengangkut barang-barang menuju truk. Teman-temannya yang lain sedang asik berfoto bersama mengabadikan moment dan ada juga yang sekedar mengobrol biasa.
"Salsa!"
Salsa yang sedang asik bercerita dengan sahabatnya pun menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya.
"Oh, Zakki,"
Zakki berjalam menghampiri Salsa dan duduk di samping gadis itu.
"Ada apa?" tanya Salsa sambil mengangkat kedua alisnya.
"Lo belum ganti perban, lo?" Zakki berbalik tanya.
Salsa menggeleng. "Belum"
Sejenak Salsa melirik ke arah kotak yang ada dipangkuan Zakki. Itu kotak obat.
"Mau gantiin?"
Zakki mengangguk lalu membuka kotak obat itu. "Tahan sebentar ya,"
Perlahan tangan Zakki mulai membuka perban di kepalanya sesekali melihat ke arah Salsa yang meringis kesakitan. Dengan hati-hati ia mulai membersihkan dan mengobati luka itu, lalu menempelkan kapas yang sudah diberi obat merah di kening Salsa dengan plester luka.
Zakki juga melakukan hal yang sama pada luka di lengan Salsa, dia juga menggantinya dengan perban yang baru. Karena luka di lengannya lebih parah dibanding luka di kepalanya.
"Yang rajin bersihin luka sama ganti perbannya." kata Zakki.
"Iya,"
"Yaudah gue cabut dulu, bantuin yang lain." pamitnya lalu pergi.
"Acieeee... Yang digantiin perbannya sama ketos," goda Feby.
"Apaan sih!" Pipi Salsa terasa memanas secara tiba-tiba hingga menimbulkan semburat merah.
"Tuh kan, pipinya Salsa merah." sahut Luna semakin membuat Salsa malu karena ketahuan blushing.
Salsa menutup pipinya dengan kedua tangannya lalu berlari pergi menjauh dari sahabat laknatnya itu. Astaga, siapa yang nggak malu coba digodain gitu.
"HAHAHAHA" terdengarlah suara tawa yang membahana dari tiga sahabatnya membuatnya semakin malu dan kesal.
Salsa berlari kecil sambil menunduk menyembunyikan pipinya yang memerah. Dan tersentak ketika ia menabrak dada seseorang yang berada di depannya. Untungnya saja tidak mengenai luka di kening sebelah kirinya.
Tubuh Salsa hampir saja terjatuh jika orang itu tidak menarik tangannya dan langsung memeluk pinggangnya.
Salsa masih enggan membuka matanya mungkin berpikir dirinya akan terjatuh. Tapi, ia tak merasakan sakit pada tubuhnya justru merasakan tangan seseorang yang memeluk pinggangnya erat.
Salsa pun membuka matanya perlahan, tepat saat membuka matanya pandangan lembut miliknya bertemu dengan pandangan tajam milik cowok itu.
Untuk beberapa detik mereka saling menatap, mengagumi tatapan
Masing-masing lawan dihadapannya.Huftt...
Dengan jahilnya, Melvin meniup mata Salsa membuat gadis itu mengerjapkan matanya lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Novela JuvenilSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...