《MPC - 39》

1.7K 103 1
                                    

Keesokan harinya Salsa berangkat ke sekolah dengan senyum yang merekah di bibirnya. Wajah terlihat sangat bahagia. Apalagi ketika ia mengingat kembali kejadian semalam bersama dengan Aditya. Setidaknya lelaki itu berhasil mengalihkan rasa sedihnya dalam waktu semalam.

Aditya benar-benar sangat memahami bagaimana sikapnya saat keadaan apapun. Sasaat sesampainya di kelas, ia dikejutkan dengan keberadaan Sazyah, Luna, Dan Feby yang berdiri di pintu masuk.

"Hai," sapa Salsa canggung.

"Hai," sapa mereka balik.

"Taruh tas lo, ikut kita sekarang!" Perintah Sazyah tak terbantahkan.

Awalnya Salsa merasa aneh namun tak urung ia menuruti perintah sahabatnya itu. Toh, dirinya juga percaya jika para sahabatnya tak akan berbuat macam-macam apalagi sampai menyakitinya.

Selesai meletakkam tasnya di bangku miliknya, ia lalu menghampiri ketiga sahabatnya yang sudah menunggu di depan kelas.

"Udah," ucap Salsa.

Mereka berempat pun berjalan beriringan menuruni tangga menuju ke gedung utara. Entah perasaanya saja atau gimana, sejak ia memasuki gerbang sekolah yang biasanya ramai dengan siswa-siswi yang datang, maupun mereka yang berkumpul di parkiran atau koridor sekolah. Sekarang tampak sepi dan hanya ada dirinya dan ketiga sahabatnya saja.

Awalnya ia sempat berpikir mungkin sekolah diliburkan, tetapi saat beberapa kali ia berpapasan dengan siswa lainnya yang pergi menuju ke gerbang sekolah. Salsa memantapkan niatnya untuk masuk ke kelas. Toh, jika memang diliburkan secara mendadak ia bisa menelpon Samuel untuk menjemputnya.

"Guys, kalian duluan aja gue mau ke toilet. Sal, lo ikut gue ya ke toilet?" Ajak Luna.

Salsa mengangguk. "Yaudah kita duluan." Pamit Feby berjalan meninggalkan Salsa dan Luna.

Selama perjalan mereka ke toilet maupun kembali ke gedung utara. Tidak ada pembicaraan apapun yang terjadi hanya keheningan diantara mereka. Canggung rasanya, tapi bagaimana lagi keadaan sedang tidak baik-baik saja syukur-syukur sahabatnya masih mau mengajaknya berbicara walaupun cuma sebentar.

Emang ada apaan sih kok mereka aneh banget, batin Salsa.

"Masuk aja," pinta Luna lembut.

Terlebih dahulu Salsa mengintip keadaan di dalam aula lewat celah pintu yang sedikit terbuka, tapi ia tak menemukam apa-apa. Dengan ragu Salsa mendorong pintu aula secara perlahan-lahan. Saat ia berhasil masuk ke dalam aula....

Duarr!

Suara ledakan menggema di aula AHS dengan begitu meriah. Ribuan kertas kertas warna-warni turun menghujani aula. Kertas warna-warni itu berasal dari 50 party pooper yang dipegang oleh 50 siswa yang berjejer di sepanjang jalan menuju podium aula.

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to you..."

Nyanyian lagu ulang tahun memenuhi aula. Melvin memetik gitarnya sebagai pengiring, Rayhan dan Haikal berdiri di samping kanan dan sebelah kiri ada David, Ravy, Sazyah, Luna, dan Feby memegang party pooper yang sudah kosong Tak lupa juga dengan seluruh siswa-siswi AHS, guru dan para staf juga ikut bergabung di sana.

Salsa tersenyum haru sampai matanya mengeluarkan air mata sangking terkejutnya.

Melvin melangkahkan kakinya mendekati Salsa, dengan membawa sebuket besar bunga mawar putih di tangannya. Lelaki itu meraih sebelah tangan Salsa yang menutupi wajahnya. Lelaki itu tersenyum kemudian terkekeh lalu menyerahkan buket mawar yang ia bawa pada gadis itu.

MY PRINCE CASSANOVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang