"Lo udah kerjain PR, Vin?" tanya Haikal pada Melvin supaya lelaki itu tidak lupa. Tubuh Melvin meremang. Seketika ingat janjinya dengan Salsa. Lelaki itu datang ke sekolah semenit sebelum bel masuk berbunyi. Dengan cepat-cepat, Melvin menaruh tasnya di atas meja dan mengambil buku Sejarah Peminatannya, membuat keempat sahabatnya memandang bingung lelaki itu. Tumben aja seorang Melvin panik hanya karena sebuah PR.
"Lo mau ngapain dah?"
"Salsa." Melvin menyebut nama perempuan kesayangannya itu.
"Gue lupa ada janji sama Salsa, dia janji bantuin gue ngerajain PR," katanya kesal pada dirinya sendiri lelaki itu meremas rambutnya lalu mengambil bukunya dalam tas.
"Kalau udah nyontek yak!" seru David yang sedang menyalin tugas Bahasa Indonesia milik Rayhan.
Melvin lalu keluar kelas menuju kelas Salsa yang hanya berjarak beberapa langkah saja dari kelasnya. Namun, saat lelaki itu masuk ia tidak menemukan keberadaan gadisnya, dan dengan baik hati Sazyah yang saat itu menyadari kehadiran Melvin memberitahu lelaki itu, jika Salsa berada di perpustakaan lantai 1.
Ia segera menuju perpustakaan untuk meminta maaf atas keteledorannya namun langkah kaki Melvin memelan. Lelaki itu berhenti detik ini juga karena melihat Aditya dan Salsa sedang berdua.
Mereka sedang saling berpelukkan.
Di tempat ini Melvin menertawakan dirinya sendiri. Sungguh sangat miris kehidupan percintaannya. Tapi, kenapa musuh bebuyutannya itu bisa masuk ke dalam sekolahnya dengan bebas? Ah sudahlah lebih baik ia kembali ke kelasnya dan tidak memperdulikan PR Sejarah Peminatan itu lagi.
°•●↭♥↭●•°
Saat Salsa tidak sengaja melihat Melvin di koridor sekolah. Gadis itu hendak menghampiri dan siap menegurnya. Namun, Salsa tampak bingung karena Melvin memperhatikannya dengan pandangan yang sulit diartikan sesaat sebelum lelaki itu mengalihkan pandangannya.
Ada apa dengan dia? Apakah dirinya berbuat salah, perasaan semua baik-baik saja masalahnya dengan lelaki itu pun sudah clear.
Jangan sampek deh ada masalah lagi Ya Allah, baru juga baikan. Doa Salsa dalam hati.
"Melvin!" Salsa memanggilnya membuat perhatian sedikit terarah padanya tapi Melvin tidak menoleh. Malah teman-temannya menoleh. Kening Salsa mengerut melihatnya. Gadis itu lalu menghampiri Melvin.
"Vin!"
Melvin tidak juga menoleh dan merespon membuat Salsa merasa ada yang tidak beres. Salsa mengejar lelaki itu sambil menarik jas Melvin.
"Vinn?" Salsa memanggilnya lagi. "Melvin astaga!" Tarikan ke belakang itu berhasil membuat Melvin tidak mengabaikan Salsa dan menatapnya.
"Lo kenapa sih? Gue ada salah sama lo ha?" tanya Salsa heran.
Melvin menoleh ke arah teman-temannya. "Kalian duluan aja," setelahnya mengedengar itu. Teman-teman Melvin pergi darinya.
Salsa membuang wajahnya ke arah lain. Ia benar-benar tak habis pikir dengan sifat Melvin yang berubah-ubah dan sampai sekarang belum juga berubah. Ia kembalu menatap pada Melvin juga menatapnya datar.
"Gue ada salah apalagi sama lo? Kenapa lo diemin gue kayak gini, kalau emang gue salah lo kasih tau gue jangan malah menghindar. Dan tadi... Kan lo udah janji buat ngerjain tugas bareng gue, gue udah nunggu lo lama tau Vin." cerocos Salsa.
Melvin tetap diam. Salsa menatap kebingungan, seharusnya dia yang kesal kenapa malah Melvin yang seolah-olah marah?
"Bisa jelasin kenapa lo pelukan sama musuh gue tadi?" Suara berat Melvin terdengar tak rela mengatakan itu. "Di depan perpustakaan." Melvin maju semakin mendekat pada Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Подростковая литератураSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...