"Terima kasih ya kalian sudah mau menjaga Sazyah sampai kami datang," ucap mama Sazyah.
"Iya tante sama-sama lagian ini sudah tugas kita sebagai sahabat Sazyah," sahut Luna.
"Sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan saya Tante," ucap Melvin tulus dari dalam hati.
"Tidak apa-apa nak Melvin, toh ini juga ketidaksengajaan." Mama Sazyah tersenyum lalu menepuk pelan pundak Melvin.
"Kalau begitu kita semua pamit pulang ya Tante. Besok kita bakal datang ke sini lagi." Mama Sazyah mengangguk.
Satu persatu mereka menyalami tangan Mama Sazyah dan Papa Sazyah tak lupa juga berpamitan pada Sazyah sebelum pergi dari ruang rawat Sazyah.
°•●↭♥↭●•°
Melvin menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Salsa.
"Besok pagi gue jemput," ucap Melvin.
"Iyaa tau," balas Salsa ngegas. Ia sudah bosan mendengar kata-kata itu sering diucapkan oleh Melvin.
"Jangan tidur malam-malam!" peringat Melvin dingin.
"Ck, padahal mau ngedrakor," lirih Salsa namun terdengar oleh Melvin.
"Gue hapus juga lama-lama semua drakor di laptop lo!" Salsa terperanjat kaget sampai merapatkan tubuhnya ke pintu mobil. Matanya melotot menatap Melvin yang menatapnya datar.
"Nggak!"
"Gak usah ngedrakor, istirahat!"
"Bentar doang cuma habisin 6 episode terakhir Vin...." tawar Salsa memasang muka melas.
"Gue nggak suka dibantah Salsa Lalabilla Asseif!" Salsa terdiam.
Kalau Melvin sudah menyebut nama lengkapnya artinya lelaki itu benar-benar tidak ingin dibantah dan akan membuktikan ucapannya.
Salsa mengangguk lesu lebih baik menuruti apa yang dikatakan Melvin dari pada nantinya file drama Korea dilaptopnya dihapus semua oleh lelaki itu.
"Fine!"
Brak
Melvin tidak marah pintu mobil ditutup kasar oleh Salsa melainkan ia tertawa kecil.
"Nggak usah ngambek, nanti makin lucu! Selamat tidur cantik!" ucap Melvin sedikit berteriak lalu menjalankan mobilnya.
"MELVIIIIIN!!!" jerit Salsa salting. Tak peduli ini sudah malam dan akan mengganggu tetangganya yang lain.
Melvin keluar dari mobil, dengan langkah lebarnya ia berjalan memasuki bangunan rumah mewah miliknya.
Panggilan seseorang yang memanggil namanya membuat gerakan tangan Melvin yang akan menutup pintu terhenti.
"Melvin!" Dari suaranya saja Melvin sudah sangat mengenal siapa orang itu.
Dengan perasaan dongkol Melvin membuka kembali pintu rumahnya denga wajah datar.
Orang itu adalah Desira. Ia tersenyum lega saat Melvin tak jadi menutup pintu rumahnya.
Desira sudah berdiri di depan Melvin yang menaikkan salah satu alisnya seakan bertanya 'ada apa?'
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Teen FictionSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...