《MPC - 19》

3K 177 0
                                    

Tiga hari sudah Salsa menjauh dari Melvin, benar-benar menjauh seakan mereka tidak saling mengenal, seakan mereka tidak pernah dalam satu mobil yang sama, dan seakan tidak pernah terjadi apapun di antara mereka.

Melvin pun juga seakan membiarkan gadis itu menjauh darinya, karena dia tahu bahwa Salsa menginginkan waktu sendiri untuk menenangkan hati dan pikirannya.

Saat mereka berpapasan, tidak ada kontak mata yang terjadi di antara mereka, tidak ada sapaan maupun sentuhan yang biasa terjadi dengan mereka.

Melvin melanjutkan langkahnya menuju kelas dengan seorang cewek yang memeluk lengannya manja. Debora lah gadis itu.

"Melvin, nanti malam jadikan dinner nya?" Tanya Debora dengan suara yang terdengar menjijikan menurut Melvin.

"Hm"

Langkah Melvin dan Debora terhenti saat mereka akan berbelok menaiki tangga.

"Melvin," gumam Salsa pelan saat melihat Melvin berada di hadapannya.

Melvin manatap manik mata hazel milik Salsa. Tiga hari sudah ia tidak pernah menatap mata indah itu secara langsung.

"Ck, lo lagi!" Sinis Debora.

Salsa diam.

"Lo ngapain sih halangin jalan orang, ganggu deh!"

"Lo bisa lihat pakai mata lo kan, tangga masih luas." Tukas Salsa.

"Lo udah berani jawab gue sekarang!!"

"Why?"

"Dasar lo--"

"DEBORA!" Bentak Melvin.

Salsa tersenyum miring sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain. See, Salsa sengaja memancing emosi Debora dan ingin melihat seperti apa reaksi Melvin. Diam atau membelanya.

"Jangan buang-buang energi sama orang yang nggak penting," ucap Melvin sambil melirik Salsa.

"Oke sayang." Balas Debora semakin menempelkan tubuhnya ke lengan Melvin, sengaja ia memperlihatkan kemesraannya pada Salsa. Lalu melangkah melewati Salsa menaiki anak tangga menuju kelas masing-masing.

"Heh," Salsa tersenyum miris mendengar itu.

°•●↭♥↭●•°

"Nggak mau pulang bareng kita aja Sa?" Tanya Luna yang dijawab dengan gelengan.

"Kalian duluan aja, hari ini gue di jemput."

"Oke, kalo gitu kita cabut duluan ya? Kalau ada apa-apa kabarin kita." Pamit Feby. Salsa mengangguk melambaikan tangannya.

Sazyah, Feby, dan Luna akhirnya pulang terlebih dahulu.

Salsa melangkah menuju ke luar area sekolah menunggu jemputannya di halte samping sekolah.

Salsa menghembuskan nafasnya kasar, sambil memejamkan matanya sesaat, ia merasa sangat lelah hari ini. Lelah dalam artian yang berbeda.

Banyak hal yang terjadi hari ini dan itu cukup menguras banyak energinya. Jika saja takdir tidak membuat Salsa berurusan dengan seorang Melvin mungkin, hari-harinya akan berjalan seperti biasa.

Bagaimana Salsa bisa menjelaskan perasaanya saat ini, jika Salsa sendiri bingung. Satu sisi dirinya nampak lebih baik daripada Melvin terus ada di sampingnya dan membuat Salsa terbiasa dengan kehadiran Melvin, di sisi lain, Salsa merasa sedikit kehilangan sosok Melvin yang biasanya selalu muncul di manapun Salsa berada. Lama-lama Salsa bisa gila jika terus memikirkan cowok dingin itu.

MY PRINCE CASSANOVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang