Melvin tengah terlelap di sofa kamar Salsa, sedangkan sang empu pemilik kamar duduk bersandar di tumpukan bantal sebab ia tidak bisa tidur.
Ia terus memandangi wajah kekasihnya, ingin sekali dia membangunkan Melvin, tetapi ia mengurungkan niatnya. Melvin terlihat sangan pulas dalam tidurnya.
Sekarang waktu menunjukkan pukul dua belas malam, namun Salsa sama sekali belum merasakan ngantuk. Terlintas bayangan martabak telor dengan topping keju mozzarela yang lumer, sangat menggoda dan membuat perut Salsa auto keroncongann.
Salsa merutuki otaknya yang malah membayangkan makanan enak bukan malah menyuruhnya untuk tidur. Seperti orang hamil yang sedang ngidam saja malam-malam menginginkan martabak telor.
Tapi sialnya Salsa benar-benar ingin makan martabak telor itu sekarang. Namun ia juga tak berani membangunkan Melvin.
Atau menghubungi Samuel saja, toh lelaki itu belum pulang kerja sampai semalam ini. Bisa kali ya titip martabak telor keinginnannya.
Salsa mengulurkan tangannya mengambil ponsel yang sedang di cas di atas nakas samping ranjang. Sebelumnya ia mencabut terlebih dahulu kabel cas dari ponselnya dan langsung menghubungi nomor telpon Samuel.
Nomor yang anda tuju...
Sekali lagi Salsa mencoba menelpon Samuel.
Nomor yang anda tuju sedang...
Salsa berdecak keras membanting ponselnya asal.
"Kak Sam kenapa enggak aktif segala sih, kebiasaan deh pulang malem handphone nggak aktif, dihubungin nggak bisa!" Salsa merutuki Samuel yang sangat sulit dihubungi jika sedang sibuk di dunia kerjanya.
Tidak ada pilihan lagi selain membangunkan Melvin. Tidak mungkin juga ia keluar sendirian tengah malam seperti ini, hanya untuk membeli martabak telor. Bisa-bisa abis diamuk massa oleh Aldo, Rere, Samuel dan Melvin.
Dengan sangat terpaksa Salsa turun dari ranjang berjalan dengan langkah tertatih karena luka di lututnya maaih basah dan sangat terasa sakit.
Menghela nafas terlebih dahulu sebelum duduk di samping perut Melvin, sebab di sana masih ada sedikit space yang cukup untuk dirinya duduki.
Sesekali ia meringis merasakan sakit di lutut dan sikunya. Perlahan-lahan Salsa meluruskan kaki sebelah kanannya dan menjauhkan sedikit lengan kanannya agar tidak tersenggol kalau Melvin terbangun.
"Sttt... Sakit banget sih," ringisnya sembari meniupi luka di lutut dan sikunya secara bergantian.
"Melvin... Viiiin," Salsa menggoyang-goyang pelan tangan Melvin.
"Melviiin banguuun."
"Hm." Melvin hanya bergumam.
Salsa mendengus kasar, "Viiiiin, pingin martabak telor," bisik Salsa sedikit memajukan wajahnya.
Berhasil. Melvin membuka sedikit matanya, terpampanglah wajah Salsa yang sedang menyengir tanpa dosa.
"Udah malem Sal," ucapnya dengan suara serak.
Salsa memajukan bibirnya, "pingin martabak sekarang," mohon Salsa merengek.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Novela JuvenilSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...