Melvin pikir Salsa sudah pulang ke rumah nyatanya saat dia datang ke rumah Salsa, hanya ada Samuel. Dan saat dia menanyakan keberadaan Salsa, ternyata gadis itu tidak ada di rumah.
Mendengar itu membuat Melvin marah sebab Salsa tidak mendengarkan larangannya dan nekat keluar bersama sahabatnya itu.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam, tetapi sampai sekarang Salsa belum juga pulang.
Ke mana saja sebenarnya gadis itu?
"Minum dulu nih kopi susunya," Samuel lalu mengambil ponsel yang ada di meja mencoba menghubungi adiknya itu.
Ceklek!
Pintu terbuka, menampakkan seorang gadis yang menjadi tersangka kekhawatiran dua lelaki yang tengah memandangnya dengan tatapan sulit yang diartikan.
Sontak tubuh gadis itu membeku di tepat dan air muka yang menyiratkan ketakutan. Dia sadar telah melakukan sebuah kesalahan.
"Assalammualaikum," cicit Salsa.
"Wa'alaikum salam," balas Melvin dan Samuel.
"Habis dari mana aja sayang?" Tanya Melvin dengan nada rendah. Menatap datar wajah gadis miliknya itu.
Salsa menunduk tak menjawab pertanyaan Melvin. Padahal baru tadi sore dengan beraninya dia mengabaikan lelaki itu.
Bangkit dari duduknya, Melvin berjalan mendekati Salsa sambil kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.
Melvin menganggkat dagu Salsa menggunakan jarinya membuat mata mereka bertemu.
"Jawab..." Desak Melvin.
"Jalan-jalan ke mall." Gumam Salsa dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Melvin menghembuskan nafas beratnya, dia lemah, lemah karena air mata gadisnya. Jauh berbeda jika dengan cewek lainnya, ia tidak akan peduli sekalipun cewek itu menangis darah.
"Ganti baju dulu, setalah itu kita makan malam bersama." Sahut Samuel dari belakang.
Salsa mengangguk lalu melangkah menaiki tangga menuju kamarnya bergegas membersihkan tubuhnya.
"Kita tunggu Salsa di meja makan, Vin." Samuel berjalan diikuti Melvin di belakangnya menuju ruang makan.
°•●↭♥↭●•°
Selesai makan malam Melvin menemani Salsa di dalam kamarnya. Melvin pun tidak henti-hentinya meminta maaf pada Salsa, begitu pun sebaliknya.
Mereka menyesali kesalahan masing-masing. Bagi mereka itu hanya rasa kesal biasa.
Salsa mengambil laptopnya memilih beberapa pilihan film yang ada di dalam list folder laptopnya. Melvin memposisikan tubuhnya dengan bersandar di kepala ranjang dan Salsa yang menyandarkan kepalanya di dada Melvin, lalu meletakkan laptop itu di atas meja kecil di depan mereka.
Film telah berjalan setengah tayang kala mata Salsa mulai meredupkan sinarnya hingga kantuk sepenuhnya mengusai. Berbeda dengan Melvin yang begitu menikmati film itu hingga seluruh fokusnya terpaku pada film itu.
Melvin bisa menjadi sangat fokus dan serius ketika melakukan atau menikmati suatu hal yang menurutnya menarik. Bahkan dalam hal terkecil sekalipun bila menurutnya itu menarik perhatiannya maka seluruh atensinya terpusat pada hal itu.
Sejak awal pemutaran film Melvin tidak bersuara sama sekali dan mengabaikannya. Ketika Melvin sadar bahwa gadisnya tengah terlelap lantas dengan perlahan Melvin mematikan tayangan film yang hampir selesai dan memilih menutup laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Teen FictionSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...