Suasana dalam mobil sangat hening dan canggung, tidak ada obrolan sama sekali. Gadis itu melirik Melvin yang fokus menyetir. Sejak menjemputnya tadi, lelaki itu hanya diam tak membuka suara sama sekali. Mulutnya sangat gatal ingin menanyakan kenapa lelaki itu diam sayang itu cuma niat dalam hatinya saja. Ia sendiri tak tau kenapa lelaki itu diam, atau mungkin dia marah padanya? Tapi apa kesalahannya perasaan hubungan mereka baik-baik saja tidak ada masalah.
Jika boleh memilih, lebih baik Melvin marah melampiaskan semuanya daripada mendiaminya seperti ini.
Sampainya di parkiran sekolah, Melvin bergegas mematikan mesin mobil dan membuka sabuk pengaman yang dikenakannya. Hendak membuka pintu mobil, Salsa menahan tangan Melvin bahkan dirinya sendiri belum melepas sabuk pengamannya.
"Kenapa?" tanya Salsa lirih.
"Cepet turun!" titah Melvin tanpa menoleh sedikit pun. Salsa menggeleng semakin mengeratkan tangannya membuat lelaki itu menoleh manatapnya datar.
Melvin menghela nafas panjang, tangannya bergerak untuk membukakan sabuk pengaman gadisnya dan pintu mobil di samping gadis itu.
"Kenapa sih? Jangan diem aja dong gue ada salah sama lo?" Salsa mengerang frustasi seraya menghentakkan kakinya kesal.
Melvin tidak menjawab. Ia bergegas keluar dari mobilnya meninggalkan Salsa seorang diri. Salsa semakin bingung akhirnya melampiaskan kekesalnnya dengan memukul dashboard mobil Melvin.
Dug
"Akh! Anjir sakit goblok!" rutuknya pada diri sendiri.
Jarang sekali dirinya mengatakan kata-kata kasar seperti itu, bahkan hampir tak pernah mangatakan kata-kata kasar seperti itu. Mungkin para sahabatnya akan terkejut mendengar umpatannya.
"Ck, Melvin lo buat gue jadi gila beneran tau nggak!" teriak Salsa menyusul Melvin yang berjalan tanpa meresponnya.
Salsa berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Melvin. Sialnya, lelaki itu tak acuh padanya.
Dengan segala emosi yang ada dalam dirinya, Salsa melepas tasnya dan memukul keras lelaki itu dari samping. Sontak Melvin menghentikan langkanya menatap gadis itu dengan satu alis terangkat.
"Bodo! Diem aja lo nggak usah ngomong sama gue!" sentaknya berlari manaiki anak tangga menuju kelas. Meninggalkan Melvin yang menatap punggung kecil itu dengan tatapan datar.
Baru menaiki 4 anak tangga tiba-tiba tubuhnya limbung ke belakang sebab kakinya tidak menapak dengan benar ditangga ke 5. Untungnya ada Melvin yang dengan sigap menangkap tubuh Salsa sehingga gadis itu selamat. Bisa dibayangkan kalau sampai dirinya benar-benar jatuh dari tangga dengan posisi seperti itu, sangat dipastikan dia akan masuk rumah sakit bahkan bisa lebih parah dari itu.
"Huh... Alhamdulillah nggak jadi jatuh..." lirih Salsa belum sadar kalau tubuhnya masih dalam dekapan Melvin yang menahan tubuh Salsa.
"Ceroboh!" cibir Melvin tepat di telinga gadis itu.
Salsa menegang. Ia lalu menoleh menatap Melvin wajah mereka begitu dekat bahkan hidung mereka saja berjarak satu senti saja Salsa refleks menahan nafasnya, wajahnya pun memerah dengan mata yang melotot.
"Lo mau nakutin gue ha?" Mata Salsa berubah menyipit.
"Maksud lo?" Sepertinya Salsa nyaman dengan posisinya sekarang.
"Mata lo melotot kayak setan,"
Bugh
"Ashhh... Sakit kepala gue!" Refleks Melvin mendorong tubuh gadis itu agar menjauh dari tubuhnya lalu mengusap kepalanya yang terasa nyutnyutan akibat pukulan Salsa. Beruntung Salsa bisa menyeimbangkan tubuhnya, jika tidak mungkin ia akan terjatuh ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Teen FictionSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...