Keesokan harinya Aditya mendatangi kediaman Salsa untuk mengunjungi dan meminta maaf pada Salsa. Namun begitu sesampainya di depan rumah Salsa, rumahnya tampak kosong tak berpenghuni. Berkali-kali ia mencoba menekan bel rumah tidak ada satu pun orang yang keluar dari rumah itu.
Aditya mengambil ponselnya ingin menghubungi Salsa namun ia mengurungkan niatnya. Percuma saja jika menghubungi Salsa dia tidak akan menerima panggilan darinya. Apalagi ada Melvin yang akan stand by di dekat Salsa.
Aditya berjalan ke arah mobil dan duduk di atas kap mobilnya. Aditya duduk termenung dalam pikirannya sendiri, kilasan-kilasan memori kebersamaan mereka selama 3 tahun itu selalu menghantuinya. Canda dan tawa yang mereka lewati kembali terbayang dipikirannya.
Namun kebahagian itu hancur dalam hitungan sekejap saat dirinya mengatakan hal yang membuat Salsa membencinya, dia tidak peduli Salsa menangis memohon untuk tidak meninggalkannya, dia tidak peduli gadis itu berteriak di bawah hujan lebat mengejar mobilnya yang melaju dengan cepat, dan dia tidak peduli Salsa terluka berdarah karena terjatuh saat mengejarnya.
Aditya menyesal, sangat menyesal.
Ditengah lamunannya, Aditya terperanjat saat seorang satpam tiba-tiba menepuk pundaknya.
"Maaf mas, masnya ngapain ngelamun disini? Masnya mau cari siapa?" Tanya satpam itu.
"Eh saya lagi cari teman saya namanya Salsa, tapi dari tadi saya bel rumahnya nggak ada yang keluar." Balas Aditya.
"Ohh... Neng Salsa? Neng Salsa sekeluarga semalem berangkat ke Surabaya mas," ucap satpam itu.
"Terima kasih atas infonya pak, kalau begitu saya permisi dulu." Pamit Aditya sebelum masuk ke dalam mobil dan meninggalkan area perumahan itu.
Lagi-lagi Aditya melamun. Saat ini ia berada di sebuah cafe bernuansa vintage seorang diri di dalam ruang vip. Ditemani segelas ice cappuchino dan roll cake redvelvet di atas meja.
Ditengah lamunanya tiba-tiba seorang gadis yang tak dikenal masuk tanpa permisi.
"Hai"
Aditya mengangkat satu alisnya.
"Siapa lo?"
"Lo nggak perlua tau siapa gue, yang jelas gue tau siapa lo." Ucap gadis itu.
Aditya membuang muka dan meminum minumannya sambil menatap jalanan yang tampak ramai kendaraan dan orang yang berlalu-lalang.
"To the point!"
"Lo mantannya Salsa kan," ucap gadis itu. Aditya sontak menatap gadis itu dengan tajam. Dari mana dia tau? Batin Aditya.
"Dari raut wajah lo sih ucapan gue bener," gadis itu tersenyum dengan sombongnya.
"Mau apa lo sebenernya? Gue nggak banyak waktu ladenin cewek nggak jelas kayak lo." Aditya berdiri melangkah mendekati gadis itu.
"Katakan!" Titahnya
Gadis itu mengangguk. "Gue mau ajak lo kerja sama," ujar gadis itu. Aditya menaikkan alisnya sebelah.
"Gue mau kita kerja sama buat hubungan Salsa dan Melvin hancur." Tambah gadis itu sambil menyeringai kecil.
"Nggak!" Jawab Aditya dengan tegas.
"Kenapa? Bukannya dengan kita bekerja sama buat hubungan mereka hancur, otomatis Salsa jadi milik lo lagi dan Melvin bakal jadi milik gue."
"Gue punya cara sendiri buat Salsa balik ke gue, dan juga gue nggak mau buang-buang waktu buat kerja sama, sama cewek gak jelas kayak lo!" Desis Aditya sambil menunjuk wajah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Teen FictionSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...