Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu tetapi Melvin belum datang ke kelas Salsa. Gadis itu sudah bosan apalagi hari ini tampak akan turun hujan karena di luar sudah terlihat gelap.
Drttt... drttt... drttt...
Getaran ponsel di kolong mejanya membuat gadis itu langsung mengambil ponselnya dan melihat notifikasi whatsapp dari Melvin.
Devil👻
Gue di proyek"Pantesan nggak dateng-dateng lagi di proyek ternyata," gumamnya.
Drttt... drttt...
Devil👻 is calling...
"Halo"
"Jangan keluar dari kelas!"
"Enggak, gue lagi diem aja dari tadi."
"Tunggu gue jemput lo sekarang, pakek jaketnya juga."
Tutt.
Melvin berlari menerobos hujan yang tidak begitu deras menuju parkiran khusus mobil. Dia dengan santainya masuk ke dalam mobil menjalankan mobil ke arah koridor sekolah di tempat tadi dia menurunkan Salsa.
Segera Melvin berlari kecil menaiki anak tangga ke lantai 2 menuju kelas Salsa. Dan benar saja gadis itu masih berada di dalam kelas sendirian dengan posisi yang sedang tertidur di atas deretan kursi yang dibuatnya, dan menjadikan tasnya sebagai bantal kepala.
Saat mata Melvin menatap AC kelas itu sontak membuat Melvin langsung kembali menatap Salsa yang tertidur.
Sial! Gimana bisa AC kelas nggak dimatiin! Batin Melvin menahan rasa kesalnya.
Bukan mempermasalahkan AC yang belum dimatikan dan soal listrik, tetapi yang dipermasalahkan Melvin keadaan AC yang menyala berada di titik suhu terendah dan jelas membuat suhu di ruang kelas ini menjadi sangat dingin. Karena tidak hanya 1 AC saja yang terpasang melain 2 AC dengan suhu 16°c tak lupa juga dengan 2 kipas angin yang menempel di tembok.
Melvin berjalan mendekati meja guru mengambil remot AC lalu mematikan AC tersebut dan kembali menghampiri Salsa.
Karena tidak ingin mengganggu istirahat gadis itu, Melvin berniat menggendong Salsa namun terhenti karena tiba-tiba gadis itu membuka matanya dan bergerak dengan cepat mendudukan dirinya.
"Aww!" Salsa memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Ini pasti karena dirinya yang bangun secara tiba-tiba.
"Ck, pelan-pelan kalau bangun!" Tanpa Sadar Melvin menyetak Salsa membuat gadis itu langsung bergerak memundurkan badannya hingga bersandar pada tembok kelas.
Melvin menghela nafas berat sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Ia mendudukan dirinya di salah satu kursi di depan gadisnya itu.
"Ayo pulang," ajaknya kali ini dengan nada yang sedikit lembut.
Salsa menatap takut pada Melvin dan itu membuat Melvin meraaa bersalah.
Tangan Melvin bergerak menarik tangan Salsa dengan lembut dan membawanya ke dalam pelukannya.
"Maaf."
Salsa mengangguk lalu membalas pelukan Melvin. Tubuhnya pun semakin menghangat dalam pelukan lelakinya itu. Melvin yang tau jika Salsa merasa nyaman dalam pelukannya pun enggan untuk melepas pelukan itu, dan membawa tangannya ke belakang lutut Salsa, menganggak gadis itu dengan gaya bridal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Fiksi RemajaSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...