"Bisa-bisanya gue lupa kalau hari ini halangan coba. Stok di rumah juga habis lagi." gumam Salsa. Gadis itu sibuk mencari pembalut yang selalu ia pakai saat datang bulan.
Gadis itu akhirnya menemukan yang dicarinya sedari tadi dan segera membayarnya di kasir. Salsa menarik tudung jaketnya saat keluar dari minimarket 24 jam itu. Jaraknya dari rumah memang tidak terlalu jauh dan membuat Salsa sampai di rumah dengan cepat. Salsa menundukkan kepalanya dengan mata yang terpejam saat cahaya menyilaukan menusuk netranya.
"Habis dari mana?" Salsa mengangkat kantong kresek besar berwarna putih yang ia pegang sebagai balasan atas pertanyaan dari lelaki itu.
"Kenapa nggak bilang gue aja?" Salsa menggeleng pelan. Melvin menilai penampilan gadis itu malam ini mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Hanya menggunakan daster panjang bermotif minion dan jaket polos berwarna putih, membuat gadis itu tambah terlihat menggemaskan.
"Gemesin banget sih lo," puji Melvin membuat Salsa tersenyum samar tanpa Melvin ketahui karena ia kembali menunduk.
Salsa membuka pagar rumahnya walaupun agak sedikit kesusahan karena ukuran pagar rumahnya yang besar dan cukup berat dan menutupnya kembali ketika Melvin berserta motornya telah masuk ke dalam.
"Nggak ada kerjaan selain ke sini?" tanya Salsa malas.
Melvin melepas helm terlebih dahulu dan menolehkan kepalanya me arah Salsa. "Nggak," jawab Melvin singkat.
Salsa menyampirkan rambutnya ke samping saat membuka tudung jaketnya. Leher jenjang dan mulus miliknya kini terlihat sebagian. "Jangan pernah lakuin ini di depan cowok lain!" peringat Melvin sambil membenarkan kembali rambut gadis itu.
"Kenapa sih!" sahut Salsa sewot.
"Lo mau jadi santapan laki-laki di luaran sana," tukas Melvin.
"Lo juga dong?" Melvin mengangkat salah satu alisnya.
"Gue nggak bakal ngerusak orang yang gue sayang,"
"Tapi lo nyakitin hati orang yang lo sayang!"
Skakmat.
Melvin hampir saja lupa kedatangannya ke rumah gadis itu untuk memperbaiki hubungannya dan menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka.
Melvin menghela nafas pelan. "Gue minta maaf, gue sama cewek itu nggak ada hubungan apa-apa." Jelasnya.
Salsa melempar tubuhnya ke sofa yang berada di belakangnya.
"Gue jelasin yang terjadi antara gue sama dia itu--"
"Tapi lo pelukan sama dia Melvin!" pungkas Salsa sedikit menaikkan nada suaranya.
Melvin tertawa kecil. "Lo cemburu?" tanya Melvin menggoda gadis itu.
"Nggak!" lilahnya.
"Kalau cemburu tuh bilang nggak usah gengsi," cibir Melvin menoyor kepala Salsa.
"Kasar banget sih lo jadi cowok, nggak ada manis-manisnya." Sungut Salsa.
"Lo kira gue iklan air mineral ada manisnya gitu," Melvin semakin gencar untuk menggoda Salsa.
"Diem lo berisik!" sentak Salsa mulai kesal. Gadis itu bergegas masuk ke dalam kamarnya.
Sedangkan Melvin lelaki itu diam-diam berjalan mengikuti gadis itu dari belakang. Sudah 15 menit lamanya gadis itu belum keluar dari kamar mandi.
Tok tok tok
Tidak ada sahutan apapun dari dalam kamar mandi membuat Melvin gelisah dan khawatir. Sekali lagi Melvin mencoba mengetuk pintu dan menekan-nekan ganggang pintu yang terkunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Teen FictionSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...