《MPC - 54》

3.3K 116 16
                                    

Kedua mata milik Sazyah terbuka dengan perlahan menangkap sinar lampu yang menerobos masuk ke dalam retina mata membuat pandangannya menjadi silau.

Saat merasa mesadarannya telah penuh, Sazyah menghela nafas panjang. Lagi-lagi ia masuk rumah sakit terbaring di atas ranjang ini untuk kedua kalinya dalam bulan ini.

Namun disisi lain ia juga bersyukur karena Tuhan memberinya kesempatan untuk bangun. Entah sudah berapa lama ia menutup mata di bawah bangunan dengan bau khas obat-obatan ini.

Sazyah memiringkan tubuhnya saat kedua netra matanya menangkap sosok tak asing yang sedang tertidur di sofa. Dilihatnya lamat-lamat sosok itu dan akhirnya berhasil mengetahui siapa dia.

Sosok itu adalah David. David tertidur dengan posisi yang terlihat aneh sebab dia tertidur dengan posisi kepala dan badannya berada di atas sofa, sedangkan pinggang lelaki itu sedikit miring sehingga membuat kedua kakinya menapak ke lantai.

Padahal sofa di ruangannya ini terbilang cukup besar dan muat untuk tubuh tinggi David. Apakah nanti kedua kakinya tidak kram? Apa nanti pinggangnya juga tidak encok karena posisi tidur miring seperti itu? Pikir Sazyah.

"David."

"Daviiid."

"Hmm."

"Ck, Daviiiid bangun!"

"Bentar lagi bunda, aku lagi main sama kodok." Mulut Sazyah mengangah.

David mengigau.

NGROOOK

Sazyah terperanjat kaget matanya melotot ke arah David yang mengorok. Persis seperti suara kodok.

Cklek

Sazyah spontan menoleh ke arah pintu dan mendapati Luna yang berdiri di sana sambil memegang handle pintu.

"Udah bangun lo Sas?" Sazyah mengangguk sebagai jawaban.

NGROOOOK

"ASTAGHFIRULLAH ITU SUARA APA?!" Pekik Luna kaget.

"Kodok, eh ngorok maksudnya," balas Sazyah.

Ngorok? Siapa yang ngorok? Cepat-cepat Luna berjalan mendekati Sazyah. Begitu menoleh ke arah sofa ternyata ada David. Jadi yang ngorok tadi itu david, pikir Luna.

"Dia," tunjuk Luna ke arah David tapi tatapannya mengarah ke Sazyah.

"Iyaa."

"Gila keceng banget kalau ngorok tuh anak, makan kodok kayaknya," ucap Luna tak habis pikir.

"Dia ngigau main sama kodok," sahut Sazyah.

"Pantesan kayak kodok." Luna meletakkan bubur ayam yang dibelinya tadi di depan rumah sakit di nakas samping ranjang.

"Gimana keadaan lo? Ada yang sakit nggak?" tanya Luna.

"Perut gue nggak enak," jawab Sazyah dan Luna mengangguk.

"Gue panggil dokter kalau gi--"

"Nggak usah!" sela Sazyah cepat menahan tangan Luna yang hendak pergi.

"Gue nggak papa," sambung Sazyah.

Luna kembali duduk di samping ranjang yang ditempati oleh Sazyah, tangannya mengambil kotak berisi bubur ayam tadi .

"Mau sharing bubur ayam sama gue? Ini enak kok," tawar Luna sambil membuka tutup bungkus bubur ayam itu.

"Lo makan aja," tolak Sazyah.

Luna pun akhirnya memakan bubur ayam itu sendiri. Mengabaikan suara kodok yang menjadi backsound siang hari ini.

"Selesai makan kita ke taman rumah sakit." Luna mendongak dengan mulut yang penuh dengan bubur lalu ia mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY PRINCE CASSANOVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang