Setelahnya keluar dari wahana yang sangat menyeramkan itu Salsa sama sekali tidak mau melepas pelukannya pada tubuh Melvin. Dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Melvin tubuhnya pun masih bergetar, bahkan isakan masih terdengar jelas di telinga Melvin.
Butuh waktu cukup lama untuk menenangkan gadis itu, berbagai cara pun Melvin lakukan agar gadisnya tenang.
Merasa keadaan Salsa mulai membaik, Melvin membawanya kembali berkeliling pasar malam dan mencoba berbagai permainan seru di sana.
Wahana terakhir yang mereka masuki yaitu bianglala, tak seru rasanya jika tidak ada ide cemerlang untuk menjahili gadisnya itu. Dengan sengaja ia menggoyang-goyangkan bianglala yang mereka naiki.
Sontak membuat Salsa berteriak ketakutan, berbagai macam pikiran negatif pun terlintas di otaknya. Bagaimana jika mereka terjatuh dari ketinggian ini dan berakhir masuk rumah sakit?
Namun, semua itu hilang dalam sekejap saat melihat Melvin yang menahan tawanya sambil melihat ke arah dirinya. Ia pun memarahi Melvin sampai akhirnya dia meminta maaf dan tidak mengulangnya lagi.
Setelah turun dari bianglala mereka pergi ke salah satu penjual bakso di area khusus penjual makanan di sana. Oh tidak lupa juga dengan hadiah-hadiah yang telah mereka dapatkan dari permainan yang mereka mainkan tadi.
Awalnya mereka kesulitan membawa hadiah-hadiah itu, namun secara tiba-tiba ada salah satu penjual makanan yang dengan baik hati memberikan mereka sebuah kantong plastik besar berwarna hitam untuk mereka.
"Ini dek, buat kalian biar nggak kesusahan bawa banyak gitu," ujar penjual itu.
"Ha, makasih banyak ya pak," balas Salsa dan dibalas anggukan oleh penjual itu.
Melvin pun mulai memasukan satu persatu boneka-boneka itu ke dalam kantung plastik lalu mengikatnya erat. Dengan begini memudahkan mereka membawanya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah duabelas malam, mereka pun memutuskan untuk pulang. Untungnya hari ini mereka menggunakan sepeda gandeng dua dan memudahkan mereka membawa hadiah-hadiah itu, dengan mengikatnya di atas sepeda.
"Besok pagi gue nggak bisa jemput lo," ucap Melvin datar.
Salsa hanya menganggukan kepala. "Kenapa?"
"Bukan urusan lo."
See, dengan cepat cowok itu berubah kembali menjadi dingin dan datar. Padahal sebelumnya dia terlihat baik-baik saja.
Sabarrr... Sabarrr...
"Yaudah gue bisa berangkat sama kakak gue, emangnya gue minta lo antar jemput gue?! Nggak kan!" Balas Salsa ngegas.
Sesampainya di rumah Salsa Melvin membantu untuk menata boneka-boneka itu di atas ranjang sebelum akhirnya berpamitan pulang dan Salsa pun membaringkan badannya di ranjang.
°•●↭♥↭●•°
Keesokan harinya tak ada hujan tak ada angin, tiba-tiba Aditya sang mantan telah menunggunya di depan gerbang rumahnya lengkap menggunakan seragam sekolah.
Tentu saja hal itu membuat Salsa bingun sekaligus terkejut dengan kedatangan tamu tak diundang ini.
"Mau apa lo ke sini?" Tanya Salsa
"Aku mau jemput kamu, kita berangkat sekolah bareng." Balas Aditya santai.
"Nggak perlu," Salsa langsung berjalan melewati Aditya namun terhenti saat cowok itu menarik tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE CASSANOVA
Teen FictionSalsa Lalabilla Asseif Kehidupannya berubah setelah kejadian pengklaiman seenak hati yang dilakukan kapten basket pemilik gelar Prince Cassanova Archipelago yang terkenal memiliki wajah tampan, berdompet tebal, tapi sayang suka ganti-ganti pacar. Be...