EXTRA PART 1 [CAFE LATERIA]

25 2 2
                                    

Hallo !! Kembali lagi sama aku di malam minggu ini. Sebelum baca gimana kabar kalian malam ini/hari ini ? Semoga sehat-sehat semua yaa !! Maaf banget aku jarang update karena kesibukan real life hehe.

Sudah siap buat vote dan komentar di part ini ? Kalau kurang dapet feel nya maaf banget ya, pikiran ku lagi ambur adul karena jarang banget buka wattpad.

Sebelumnya aku lagi suka sama lagu yang di atas. Kebetulan juga suasana nya cocok sama part ini. Have fun ya !

Let's Go !!

-----------------------------------------------

"Ini lo semua serius udah damai nih??" tanya Akbar masih tak percaya.

Xanna menoleh malas. "Lo udah tanya itu berkali-kali dan jawaban gue tetep sama. Iya damai, masih kurang jelas sampai situ?" tanya Xanna. "Kalau sampai lo tanya lagi gue gepengin mulut lo Bar!" ancamnya.

"Kejam amat lampir. Kalau mulut gue di gepengin gue makan pake apaan? Pake kulit tak bertulang ini?" ujar Akbar.

"Lan coba lo kontak Seaghan deh udah sampai mana dia," titah Xanna menetralkan emosinya dengan menyeruput milkshake miliknya.

"Udah gue kontak cuman si Seaghan tai ini ngartis banget kayak seleb," tutur Bulan memaki sambil memukul ponselnya.

"Ditipu jangan-jangan," sahut Khadijah. "Gak mungkin Seaghan dengan baiknya mau traktir tiba tiba begini tanpa alasan tertentu. Ya gak?" tanya Khadijah.

"Iya juga sih. Tapi Seaghan gak setega itu juga, kalau bener paling cuman di grup gue sama yang lain doang," kata Allena.

"Telpon Lan. Kalau gak diangkat telpon trus sampe jengah dianya," ujar Mulan. Bulan mengangguk dan segera menelpon Seaghan.

"Thur bapak angkat lo dimana?" tanya Xanna. Bapak angkat yang di maksud adalah Seaghan.

Arthur mengangkat bahunya. "Gak tau lampir. Kebiasaan dia mah suka ngaret,"

Xanna berdecak. "Diangkat gak Lan?" Bulan menggeleng. "Udah jam setengah tujuh anjir, gak punya otak emang Seaghan. Janjian jam lima sore dateng jam tujuh malem," keluh Xanna.

"Sinting," gumam Vioreen tiba-tiba. Sedari tadi cewek itu diam memainkan ponselnya.

"Oh iya Ren, Seaghan kan sama Gilang juga coba lo telpon nomor dia deh," ucap Meira.

"Males. Lo aja," balasnya.

Allena menganga menatap wajah temannya disamping. "Berantem lagi?" tanya nya terlihat pasrah. "Sha, Ghesha! Coba telpon Seaghan," kata Allena menatap Ghesha.

Cewek dengan hoodie hitam besar dengan kupluk yang menutupi kepalanya mendongakkan kepalanya. "Gak ada pulsa dan paket data,"

"Gue hospot," sahut Ruth. "Buruan telpon. Bisa kering gue lama-lama disini, biar di kata ruangan ber-AC tapi pantat gue pegel duduk mulu," jengah Ruth.

"Yah, batre lowbat," kata Ghesha lalu kembali melanjutkan tidurnya.

"Lo berdua kayak anjing ya. Temennya kesusahan lo berdua malah nambah susah," ujar Bulan. "Ini juga si Seaghan tai kagak di angkat-angkat anjir. Dia mati apa?"

"Omongan doa," sahut Satria.

"Lo pada kenapa gak sabaran banget sih? Ribet banget perasaan," timpal Aka yang sedari tadi mengamati cewek cewek yang kebingungan karena Seaghan dan Gilang tidak juga datang.

"Bukan nya gak sabaran. Dia udah telat satu setengah jam Aka jelek. Tolong dimengerti ya," ujar Bulan dengan nada kesal. "Ren," panggilnya.

"Apaan?"

FRIENDSHIP : LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang