Kalau detak jantung berdegub kencang,
Apa itu yang orang katakan cinta?
-ghesha-Ghesha baru saja membuka matanya perlahan setelah tersadar dari pingsannya itu, ia melihat tirai yang berwarna putih yang berada disampingnya saat ini, suasana yang begitu sunyi dan udara yang terasa begitu sejuk sampai ke seluruh tubuhnya. Ia yakin kalau dirinya saat ini sudah berada di UKS.
Ia menoleh pelan kearah kanan tetapi tertahan ketika ada salah satu siswa yang berada disana tiba tiba menahan dirinya untuk tidak menoleh. Tangannya yang begitu besar dan sangat nyaman sekali ketika disentuh, ingin rasanya ia melihat wajah siswa itu tetapi tak terjadi karena kepalanya yang begitu sakit ketika menoleh. Entah apa yang membuat kepalanya begitu sakit, ia tidak ingat sama sekali tentang kejadian sebelum ia terbaring diatas brankar UKS sekolah ini.
“lo gapapa?” tanya siswa itu dengan suara yang sangat dikenal oleh ghesha. Ternyata siswa itu rupanya. Apakah tidak ada siswa lain kah yang menemani dirinya di UKS saat ini.
Ghesha menarik nafasnya pelan. “gue kenapa?” tanya ghesha pelan tetapi tidak menoleh sama sekali pada wajah siswa yang sedang menemani dirinya di UKS saat ini. Karena memang tangan siswa itu masih memegang kepalanya.
“tadi lo pingsan, karena bola basket” jawab siswa itu lembut membuat wajah ghesha terkejut. Mengapa siswa yang berada disampingnya ini bisa berbicara lembut seperti seorang bunda yang mencoba untuk membujuk putrinya.
“yang bawa gue kesini?” tanya ghesha yang kali ini mencoba untuk menoleh kan dirinya pada wajah siswa itu. Dan akhirnya berhasil walau harus dibantu oleh siswa itu.
“gue lah, masa si angga” ujar siswa itu membuat ghesha hanya tersenyum miring mendengarnya.
“badan kecil gitu mau gendong lo? Yang ada lo tambah parah” ujar siswa itu lagi sementara ghesha hanya menggeleng geleng mendengarnya.
“lo udah makan?” tanya siswa itu membuat ghesha menatap siswa itu terkejut. Apa yang barusan ditanyakan oleh siswa itu, apakah siswa itu tidak sedang kesambet atau kerasukan?
“belum” jawab ghesha pelan.
“pantes waktu gue gendong lo, lo ringan banget kayak kresek” jawab siswa itu membuat satu pukulan kecil mendarat tepat dibagian dada siswa itu.
“sialan lo” ucap ghesha yang ingin tersenyum dan tertawa ketika mendengar ucapan siswa itu tetapi berusaha ia tahan agar tidak terlihat.
“kalau mau ketawa, ketawa aja sih” ujar siswa itu membuat ghesha terkejut lagi, setelah kesekian kalinya siswa ini membuat rasa keterkejutan ghesha selalu muncul. Sebenarnya siswa ini cenayang atau manusia?
Tapi tiba tiba ghesha melepaskan senyumannya dan tertawa geli sambil malu malu karena siswa itu. Kali ini tawaan dan senyumannya benar benar lepas ketika siswa itu ikut tertawa juga. Sungguh momen yang jarang sekali mereka dapatkan, ketika sesama manusia dingin tertawa bersama. Mungkin ini akan menjadi sejarah untuk keturunan mereka nanti. Eh, maksudnya untuk kelak nanti.
“ternyata lo kalau senyum cantik ya” ujar siswa itu tak sadar membuat ghesha memberhentikan tawaannya dan menatapnya lekat.
Sementara siswa itu baru saja tersadar dengan apa yang ia katakan barusan kepada ghesha. Memalukan sekali rasanya. “eh, maksud gue biasa aja” alibi siswa itu gugup. Tunggu, kenapa siswa ini bisa gugup.
“gue cantik dari lahir kali” ujar ghesha dengan senyum tipisnya itu tapi masih bisa dilihat oleh siswa itu. Sementara siswa itu tiba tiba menjitak keningnya pelan.
“sakit woi” rintih ghesha kesakitan, bukan kesakitan sebenarnya hanya saja dirinya terkejut ketika siswa ini menjintak keningnya bahkan secara tiba tiba. Membuat jantungnya berdetak tak karuan saja siswa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP : LOVE [END]
Teen FictionSudah pernah dengar/baca cerita tentang persahabatan antara perempuan dan laki-laki belum? Kalau belum mari mampir di cerita ini. Nanti kalian bisa bertemu kisah pertemanan, percintaan, pertengkaran semua menjadi satu. Inilah cerita Friendship Love...