Pertemuan Singkat

46 10 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa!!

Oh iya, btw menurut kalian kalau cerita ini akan aku revisi setelah ending kalian masih mau baca gak? Aku butuh saran dongg :)

Let's Go!!
-----------------------------------------------

Luka yang telah kau ciptakan akan selalu membekas di dalam tubuhku dan juga ingatanku. Selagi aku masih hidup, aku akan membalas semuanya itu.
—NN—

“Len,” panggil Bulan berada di pinggir lapangan luar sekolah. “melamun mulu dari tadi, kenapa sih?” tanyanya bingung. Namun tidak ada jawaban dari Allena.

“kalau ada masalah jangan sungkan buat cerita Len” sahut Ghesha sibuk dengan buku tebalnya. “buat apa fungsi teman diciptakan kalau begitu?” tanyanya lagi, namun masih membuat Allena terdiam.

“soal kemarin malam?” tanya Vioreen ragu. Dan Allena hanya mengangguk singkat saja, tanpa menoleh sekali pun.

Bulan menoleh kearah Vioreen. “emang kemarin malam kenapa?” tanya Bulan yang masih bingung. “jangan main rahasia dong, masa sama temen begitu” tuturnya kecewa.

Membuat Vioreen hanya menghela nafasnya. “tanya orangnya aja,” katanya. Kembali membuat Bulan menoleh lagi. Kearah Allena.

“jadi ada apa Len?” tanya Bulan yang tak kunjung lelah. “lo masih belum mau cerita sama kita? Sulit banget ya kayaknya” katanya terdengar sedikit kecewa mendapat respon dari Allena yang hanya diam saja.

Namun, suara helaan nafas Allena membuat ketiga temannya itu menoleh kompak.

“mereka datang,” katanya singkat menatap kearah depan, dengan tatapan kosong.

“mereka siapa?” tanya Bulan masih tidak tahu. “lo kalau cerita jangan setengah setengah dong, bikin penasaran aja” ujarnya sedikit kesal.

“kapan?” tanya Ghesha yang baru saja menutup buku tebalnya. Suasana mendadak serius.

Namun Allena menggeleng kecil. “gue nggak tau, gue takut” katanya dengan suara terdengar tidak bersemangat.

“temen lo banyak, nggak usah takut” ujar Ghesha menatap Allena. “lo kuat Len, lo bisa” katanya lagi menyemangati Allena.

“ada apaan sih?!” tanya Bulan sewot, dirinya juga belum mengerti akan pembicaraan mereka. “mereka datang lah, Allena takut lah, trus temen dia banyak, Allena kuat. Sebenernya kenapa sih sama Allena?” tanyanya kesal.

Vioreen menggaruk batang hidungnya yang tidak gatal. “nanti juga lo tau,” katanya malas.

“lo bertiga anggep gue ini apa sih?!” tanya Bulan kesal. “gue nggak tau sama sekali soal masalah Allena, soal Xanna, ataupun lo berdua juga, seakan gue cuman numpang aja disini” katanya.

“niatan lo bertiga cuman buat menjadikan gue teman cadangan gitu?” tanya Bulan menatap ketiga temannya bergantian.

“nggak gitu Lan, gue bisa jelasin” cegah Vioreen kelewat drama.

“drama anying” gumam Allena terkekeh sebentar. “alay lo Lan,” ketusnya membuat Bulan menoleh.

“kalau lo nggak tau bukan berarti lo jadi temen cadangan, kita semua temenan disini. Nggak ada yang ditutup tutupkan, kecuali masalah pribadi sendiri. Namanya juga pribadi nggak akan mungkin orang lain tau” jelas Allena panjang lebar pada Bulan.

“nggak semua orang dapat di percaya untuk menjadi teman curhat, makanya kalau curhat jangan sama orang sembarangan” kata Allena lagi.

“kalau gitu, lo kenapa?” tanya Bulan masih sedikit kesal. “kenapa setiap ada masalah selalu gue yang nggak tau apa apa, nggak ngerti apa apa” ujarnya.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang