Story In Class.

83 9 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa :)

Let's Go!
-------------------------------------------

“Good Morning epribadehh!!” teriak Angga ketika sampai di ambang pintu kelas XII IPA 8. Bersama dengan Akbar di sampingnya.

“eh, lo Juno!” panggil Angga pada lelaki berkacamata kotak berwarna hitam dan memegang satu buah buku. “itu bangku gue, harta tahta gue tuh! Jangan lo embat, cari tempat lain gih” perintahnya.

“eh-eh? Iya, gue pindah” katanya sedikit gugup, karena orang yang ia hadapi saat ini adalah Angga, salah satu anggota inti Regaza.

Angga tersenyum lebar. “nah gitu dong, harus nurut sama atasan. Lo yang bawahan diem aja udah” katanya berjalan menuju kursinya dengan sombong. Di ikuti oleh Akbar di belakangnya yang sudah menahan tawa.

gelo lo Ngga! Anak orang lo suruh pindah anjir, emang lo siapa? Kalau lo lupa gue ingetin lo juga bawahan Seaghan” kata Akbar tertawa menaruh ransel yang hanya berisikan satu buah buku kosong.

Angga tercengir lebar di samping Akbar. “yaelah, kali kali kan nggak masalah Bar, terlepas dari Bos dan suruhannya itu sungguh menyenangkan. Apalagi sekarang disini yang Regaza cuman kita berdua doang” katanya.

“iya juga sih, kadang kadang kan lepas dari tatapan elang Seaghan yang bawaan nya udah mau cari mati” timpal Akbar yang setuju dengan ucapan Angga.

“heh itu! Siti Khadijah” panggil Angga lagi, membuat yang di panggil menoleh. “ngaca mulu lo kayak mukanya udah kelewat cantik aja” sindir Angga membuat gadis yang bernama Siti Khadijah itu berdecak.

“muka muka gue, kenapa lo yang ngatur?!” sewot Siti Khadijah, panggil aja Dijah.

wee, selow Mbaknya” sela Akbar. “santai aja kita kayak di pantai, di bawa serius gitu” lanjutnya kemudian tertawa ketika Dijah menunjukkan wajah menyebalkan dari sana.

“anjir, ngapain lo pada di pojokkan bawa laptop?” tanya Akbar ketika menoleh ke belakang, kursi yang biasanya Regaza pakai bersama sama, tetapi sekarang hanya dua orang disini. “wah, nonton film aneh ya lo pada?” tanyanay curiga.

“apaan sih anjir?! Ganggu aja lo Bar” ketus salah satu di antara mereka.

“tau lo, kalau mau ikutan mah bilang aja. Nggak usah alim alim bangsat lo” timpal temannya yang lain.

Membuat Akbar berdecih sebentar. “gue emang nakal, tapi gue nggak kotor. Ingat itu!” katanya membuat mereka semua yang berada di pojok kelas terdiam.

“eh Sekar, Sekar” sapa Akbar membuat gadis yang bernama Sekar itu menoleh sangat tajam. “biasa aja kali tuh mata, kayak udah ngeliat setan aja”

“iya lo setannya, hahaha” tawa Angga meledak seketika.

“kalau lo lupa lagi nih Ngga, biar gue ingetin deh. Kan lo yang bilang sendiri waktu itu kalau lo itu cucunya Kuntilanak, nah!!” serunya membuat tawaan mereka berdua kembali meledak.

“sinting lo berdua,” ketus Sekar heran.

“wei Barkas, bagus juga gaya rambut lo!” ujar Angga tiba tiba setelah tawaan mereka mereda beberapa detik yang lalu.

“ah yang bener lo Ngga?” tanya lelaki yang bernama Barkas itu memegang rambutnya.

“iya mirip temen komplek gue, pitak setengah” balas Angga lagi di lanjutkan tawaan geli.

yeu si bangsat! Gue kira apaan tai” ketus Barkas kesal, lalu kembali menoleh pada teman temannya yang memang sedang berbicang hangat layaknya Ibu Ibu sedang gibah.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang