Bukti.

82 12 3
                                    

Kekecewaan mampu mengubah
kepercayaan seseorang.
-ghesha elvarette-

"lo udah dapet buktinya?" Tanya vioreen terhadap ghesha yang saat ini berada dihadapannya.

Sementara orang yang ditanya hanya menggeleng kecil lalu menggaruk batang hidungnya yang mancung itu walau tidak gatal. Vioreen tahu betul seberapa risaunya ghesha ketika belum mendapatkan buktinya.

"lo udah coba cek cctv?" ujar allena yang baru saja sampai ditempat mereka berkumpul saat ini, disaat jam istirahat berlangsung. Apalagi kalau bukan kantin tempatnya.

"udah len, tapi kamera cctvnya rusak" jawab ghesha pasrah, sama sekali tidah tahu jalan mana lagi untuk menemukan bukti bahwa dirinya beserta kelompoknya tidak bersalah.

Sebentar, berbicara soal kelompok mengapa gilang dan seaghan hanya bersantai seolah tidak mempedulikan bahwa kelompok mereka dituduh meracuni para juri sewaktu lomba masak beberapa hari yang lalu. Sementara dengan dirinya dan vioreen beberapa akhir hari ini mereka selalu sibuk dengan pencarian bukti.

"astaghfirullah vioreen" teriak xanna antusias ketika ia memakan bakso dengan memasukkan begitu banyak cabai disana.

Sungguh, padahal dirinya kan baru saja lekas sembuh dan langsung makan seperti ini disekolah, padahal juga baru hari ini vioreen masuk kembali ke sekolah karena memang asmanya sempat kambuh karena serbuk entah itu apa yang dimasukkan kedalam makanannya.

"astaga!" teriak vioreen yang ikut terkejut ketika xanna memanggil namanya tiba tiba bahkan sampai membuat alih pandangan orang kantin menoleh kearah meja makan mereka, termasuk regaza.

"lo tuh susah dibilangin sih! Baru sembuh udah makan pedes" cibir xanna yang langsung duduk disamping vioreen, sementara vioreen hanya mengacuhkan xanna dan lebih baik fokus dengan makanannya.

"cari mati kan," sahut ghesha membuat tawa allena dan xanna meledak mendengarnya.

"kena omel gilang baru tahu rasa lo!" ancam allena sambil menunjuk dirinya dengan garpu yang ia pakai untuk menusuk siomay batagor kesukaannya. Vioreen hanya mengangkat bahu acuh.

Mereka kembali fokus dengan makanannya masing masing, dan hening pun kembali muncul hanya ada suara aduan garpu dan sendok yang bergesekan dengan piring ataupun mangkuk.

"kok kamera cctv bisa rusak tiba tiba ya?" ujar xanna yang membuka suara duluan, dipikir pikir tidak masuk akal juga kamera cctv lapangan dalam tiba tiba saja rusak padahal kan tiap hari petugas kamera cctv pasti selalu memeriksa kamera cctv itu setiap hari, jadi tak mungkin jika ada yang rusak begitu saja.

iya juga sih, mencurigakan banget" sahut allena yang baru saja menyelesaikan siomay dan batagornya. Dan seperti ritual biasanya pasti dirinya akan selalu membersihkan bekas makanannya dan teman temannya.

"vioreen tahu, hohoho" ujar vioreen yang nada tertawanya tiba tiba berubah menjadi tertawaan nenek lampir ketika tertawa.

"biasanya aja ketawanya rinso" ujar ghesha sedikit kesal mendengarnya. Vioreen memang satu dari antara mereka berempat yang otaknya dibawah rata rata, bahkan didalam pelajaran juga begitu.

"tau apaan lo?" Tanya allena yang baru saja selesai membereskan wilayah makanannya itu.

"pasti ini ada yang sabotase kamera cctvnya" jawab vioreen yang sedang didalam fase dimana dirinya menahan pedasnya sambal seperti pedasnya omongan netijen zaman sekarang.

"kalau ada yang sabotase, gimana caranya bisa tahu siapa yang sabotase?" Tanya xanna kebingungan.

"gue yakin yang sabotase bintang and the geng" ujar allena dengan penuh kepercayaan dirinya.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang