Iris!"
Iya, dia adalah Lembayung yang dadah-dadah memanggilnya. Cowok itu memarkirkan motornya di depan gerbang, kakinya terayun ringan, berlari kecil menghampirinya.
Berdecak kesal, Iris melipat tangannya. Ini adalah pertama kalinya Iris melihat Lembayung memakai seragam sekolah. Dugaannya benar, dia memang masih sekolah. "Agendanya?" tanyanya sembari merotasikan bola matanya. Setelah kejadian kemarin, ia merasa malas dengan pekerjaannya.
Lembayung menarik tubuh Iris agar lebih dekatnya, dia membisikkan sesuatu. "Mau ke rumah saya?"
bisiknya. Menyengir kuda, Lembayung kembali mengucapkan sesuatu yang sangat ambigu. "Rumah saya sepi," imbuhnya.Alis Iris mengernyitkan. "Lo masih ingat perjanjian?"
Cowok itu mengangguk. "Saya ingat." Bibirnya mengulas senyum manis. "Tidak, bukan yang itu-itu... tenang aja."
***
Iris pikir Lembayung adalah anak orang kaya karena mampu mengambil paket tiga puluh hari sementara dia sendiri masih berstatus sebagai pelajar. Namun, melihat rumah di hadapannya, Iris sepertinya salah.
Rumahnya bahkan tiga kali lipat lebih besar dari rumah cowok itu.
"Kenapa? Grogi ya?" Dia bertanya.
"Grogi kenapa?" tanya Iris sinis. Ia melangkah mengekori Lembayung sembari menjelajahi pemandangan di dalam rumah ini.
"Kamu duduk dulu, saya mau ganti baju," ujarnya.
Ragu-ragu Iris duduk di atas karpet tipis. Rumahnya terkesan kuno dan memang sepi. Ia jadi penasaran bagaimana Lembayung ini.
"Iris, kamu bisa pinjam kaos saya. Diliat lihat kamu tidak nyaman memakai seragam ketat seperti itu," ucapnya setelah kembali.
Ditatapnya Lembayung dengan sensi. Ia kemudian berdiri dan merebut kaos tersebut. "Balik badan!" suruhnya.
Lembayung langsung berbalik dan menutup matanya ketika melihat Iris yang sudah melepaskan kancing seragam bagian atas. "Kenapa di sini?" tanyanya tremor.
"Ya terus di mana?"
"Kamar saya kan bisa."
Iris mendengus. "Udah selesai, lo bisa melek."
Cowok itu terlihat menghela napas lega.
"Ini agendanya apaan?" tanya Iris bingung. Sudah sepi, berduaan seperti lagi, rasanya cocok sekali untuk melakukan sesuatu yang wow.
Lengan Iris ditarik pelan hingga terduduk. Setelah mengambil camilan, sementara Lembayung mulai memutar DVD.
Jujur Iris agak specless, sebab di jaman sekarang sudah jarang yang memilikinya. Bukankah aplikasi menonton sudah tersedia?
"Nonton bareng," jawabnya dengan seulas senyum simpul.
Iris sepertinya mulai menghela napas lega. Hari ini mungkin lebih baik, tidak seapes kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paket 30 Hari(END)
Teen FictionGenre : Fiction, romance, teenfiction. OPEN JASA SEWA PACAR, diskon hingga 30% --- "Mbak yang open, kan? Kalau saya ambil paket seumur hidup bisa?" "Skip." "Hehe lupa. Jangankan seumur hidup, saya aja nggak yakin bisa menamani kamu hingga tiga pulu...