39. Day 30.

848 102 13
                                        

Kiranti bilang, tidak ada yang namanya perpisahan indah. Sekalipun berpisah secara baik ataupun berpisah sementara, yang namanya perpisahan tetap saja menyakitkan. Namun, hari ini Iris benar-benar tutup telinga mengenai fakta itu.

Tiga puluh harinya berakhir hari ini, saatnya mengucapkannya selamat tinggal sebab hubungannya dengan Lembayung akan berakhir.

Tidak, Iris percaya bahwa perpisahan sementara ini akan membawanya pada hubungan yang baru.

Hubungan yang sesungguhnya.
Sebab Lembayung juga mempunyai perasaan yang sama.
Saatnya membalas kalimatnya hari lalu, ia tak sabar ingin mengatakan, "Aku juga cinta kamu."

Bahkan, saking bersemangatnya, gadis itu telah tiba setengah jam dari perjanjian. Duduk sembari menggenggam surat yang ingin segera ia baca isinya.

Jantungnya berdegup kencang, matanya menyorot lurus pantulan rembulan di danau.
Penasaran, deg-degan, ragu. Namun, pada akhirnya amplop itu terbuka, kertas yang berisikan tulisan yang cukup panjang itu membuatnya menahan napas untuk beberapa saat.

Saya menulis surat ini untuk Iris, pacar masa tenggang saya. Jika kamu bukan pemilik nama itu, nggak seharusnya surat ini dibuka.

Iris....

Kamu harus percaya, saya menulis surat ini dalam keadaan bahagia.

Iris justru tersenyum masam, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak, semangatnya turun tiga puluh persen dalam sekejap.

Bohong.

Itu komentarnya ketika membaca kalimat itu, ingin percaya seperti yang Lembayung bilang, tapi tinta yang memudar dan kertas yang lembab membuat kesimpulan jika itu disebabkan oleh air mata.

Dia menangis ketika menulisnya, tapi kenapa?

Tidak ada satu hari pun yang saya sesali ketika menghabiskan waktu bersama kamu. Saya bahagia, bahagia banget, hahaha....

Saya cinta kamu.

Kamu pernah bertanya hari itu, kenapa saya memilih menyewa kamu alih-alih mencari pacar beneran? Kamu juga pasti tau kalau saya ini ganteng dan banyak cewek yang suka.

Mudah buat saya punya pacar, tapi saya nggak mau. Soalnya yang saya mau cuma kamu.

Kamu pasti nggak pernah tau kalau sebenarnya saya suka kamu dari dulu. Kamu mungkin nggak ingat dan belum mengenal saya, tapi ada hari dimana saya pertama kali melihat kamu dan saat itulah saya jatuh cinta untuk yang pertama kalinya.

Nenek yang pernah kamu antar pulang, itu adalah nenek saya. Anak laki-laki kurus kering yang kamu omeli karena nggak mampu jaga orangtua, itu saya.

Saya terlalu malu mendekati kamu, jadi setelah banyak pertimbangan, akhirnya paket tiga puluh hari kita berjalan.

Ingatannya praktis terlempar ke beberapa tahun yang lalu, tepatnya ketika ia baru menginjak kelas tujuh sekolah menengah pertama.
Nenek tua pikun yang yang ada di pinggir jalan untuk mencari suaminya, dan anak laki-laki kekurangan gizi itu ....
Bukannya lupa, tapi Iris tak mengenalinya.

Tiga puluh hari terasa cepat ya?
Nggak kerasa udah berakhir aja.

Mari mengakhirinya, kita putus.

Ujung kertas itu hampir sobek karena Iris meremasnya, gadis itu merasa sesak untuk melanjutkan membaca.

Kamu pasti mengumpat karena saya bilang putusnya di surat.

Haha oke, nanti saya bilang langsung.

Saya emang suka kamu, tapi ada hal yang harus saya tangani sebelum mengajak kamu menjadi milik saya seumur hidup.

Paket 30 Hari(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang