11. Day 8.

895 120 14
                                    

Gadis dengan gaya rambut ponytail itu melirik jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan gaya rambut ponytail itu melirik jam. Ketika melihat beberapa murid berjalan Keluar, ia tanpa basa-basi keluar dari mobil.

Kaki jenjangnya melangkah penuh percaya diri masuk ke dalam sekolah yang baru pertama kali dirinya kunjungi. Ya, SMA cendrawasih, tempat Lembayung menimba ilmu.

Sosoknya membuat seluruh perhatian terpusat kepadanya, untuk laki-laki visualnya mungkin sudah tidak asing lagi. Meskipun demikian, tidak ada satupun dari mereka yang berani menegur maupun menggodanya.

"Kelas Lembayung di mana?" tanyanya kepada salah seorang gadis yang duduk di bangku.

Gadis berponi itu mendongak, kedua alisnya terangkat.
Iris agak mulai jengkel sebab tidak mendapatkan respon, ia mendengus. "Lembayung Bumantara, senyumnya kayak kelinci, tau nggak?" tanyanya.

Yang ditanya tidak kunjung menjawab, gadis ber nametag Nada Arunika itu mengerutkan alisnya, tangannya merogoh tasnya, mencari sesuatu.

"Cih, lo bisu?!" tanya Iris kesal. Salah sendiri ditanya tapi tidak menjawab. Kalau tidak tahu tinggal bilang tidak apa susahnya, kan?

Dalam sekejap orang-orang langsung memandangnya sinis, bisik-bisik terdengar menghujatnya.
Iris tentu tidak mempedulikannya, gadis itu justru terkejut setengah mati ketika melihat anggukan samar Nada.

Jadi gadis itu benar-benar bisu? "Maaf, ucapan gu—"

"Cari siapa?" Interupsi seorang cowok. Jika melihat interaksi mereka, Iris menduga jika cowok ini adalah pacar Nada.

"Lembayung." gadis itu menjawab.

Mengangguk, cowok tersebut melempar senyum manis ke arah Nada sebelum melangkah dan berkata, "Dia ada di lantai tiga, biar nggak kesasar, mbak saya anterin aja."

Gadis itu tertegun sebelum akhirnya berjalan membuntuti, sebelum itu, ia menyempatkan diri untuk meminta maaf sungguh-sungguh kepada Nada.

Hal tidak terduganya, gadis itu justru memberikan pesawat kertas origami yang bertuliskan. 'Mulutku kehilangan salah satu fungsinya, maka dengan sangat, aku meminta maaf kerena nggak bisajawab pertanyaanmu dengan spontan, sekali lagi maaf kerena nggak bisa bantu kamu.'

"Jangan dipikirin, Nada nggak apa-apa kok," celetuk cowok itu.

"Pacar lo?"

Tidak ada jawaban, dia hanya tersenyum dan mempercepat langkahnya.

"Itu yang kamu cari, udah ketemu. Saya pergi ya."

"Thanks."

Netra Iris langsung berpusat kepada cowok yang tengah berjalan bersisian dengan seorang gadis. Itu Lembayung, dia terlihat ramah dan baik seperti biasanya, mungkin cowok itu memang tipikal orang yang baik dengan semuanya.

"A' LEMBAYUNG!" panggilnya setengah berteriak.

Lembayung menoleh, eskpresi terkejutnya nampak sangat lucu walaupun wajah menyebalkannya masih terngiang-ngiang di kepalanya.

Paket 30 Hari(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang