Vote dulu biar ga lupa, jangan lupa tinggalkan komentar🖤
---
Hidung Iris bergerak-gerak seperti bokong tikus, ia menyeret kakinya menuju dapur untuk mengetahui penyebab dari bau gosong dan asap yang memenuhi seisi rumah.
Jantungnya berdegup kencang, terbersit rasa takut jika seandainya rumahnya kebakaran.
Langkahnya semakin cepat, gadis itu menerobos kepulan asap sambil menutup hidung. "Her?!" panggilnya panik."Apa panggil-panggil!" Hera mendengus kesal. Wanita yang sedang sibuk menyiram api yang berkobar di atas wajan itu kemudian terbatuk-batuk.
"Lo ngapain!" pekiknya kaget.
Diambilnya kain yang sudah ia basahi, Hera yang berdiri di depan kompor ia senggol begitu saja agar menyingkir dari sana.
Iris menghela napas lega ketika api di atas wajan sudah padam. Butuh waktu beberapa menit untuk asapnya hilang, gadis itu duduk di lantai sembari memegangi dadanya.
Bayangkan jika seandainya rumahnya benar-benar terbakar! Mau tinggal di mana mereka? Mending kalau uangnya banyak, bisa beli lagi, tapikan mereka tidak kaya. Untuk makan dan memenuhi gaya hidup saja, Hera harus jual diri.
Kepala Iris mendongak untuk menatap Hera yang sekarang sedang mencuci tangan. "Lo masak?" tanyanya.
"Anjing emang," umpat Hera tiba-tiba.
"Gara-gara tuh aki-aki bangkotan yang banyak tanya, ikannya jadi gosong! Mana nggak jadi booking." Wanita itu menggerutu kesal.
Perut Iris langsung terasa mulas mendengarnya, jijik membayangkan seandainya Hera bermain dengan aki-aki bangkotan bau tanah.
"Plus lo yang nggak bisa masak tapi gegayaan mau goreng ikan," cibir Iris.
Hera tidak pernah menyentuh kompor, sepertinya kalaupun tidak ada yang menelpon, dapur ini tetap tidak akan baik-baik saja.
Rumah pasti tinggal puing-puing apabila Iris tidak berada di rumah.
"Gausah pake ikan nggak apa-apa, kan? Ada ayam yang selamat, gue juga udah bikin sayur sop," balas Hera sambil memamerkan ayam goreng gosong separuh.
Iris tertegun, speechless melihatnya.
KERASUKAN APA SAMPAI HERA MASAK?
MAMANYA MASAK, WOY!
Ini benar-benar pertama kalinya ia melihat wanita itu memasak, meski hasilnya tidak bisa dibilang baik sih.
Dapur hampir kebakaran, lauk gosong dan sayur sup tapi isinya kol sama wortel doang.
"Woy, setan! Nggak usah lihatin gue kayak gitu juga kali!" Hera bersungut-sungut. Diletakkannya mangkuk sup dan sepiring ayam goreng di meja. "Buruan duduk di sini, gue ambilin nasinya!"
"Lo bisa masak nasi?" tanyanya tidak yakin.
"Tinggal masukin magic com doang, gampang," jawabnya sombong.
Iris manggut-manggut, gadis itu mencomot ayam goreng dan mencicipinya. Sebelah matanya langsung tertutup, tubuhnya bergidik.
"Udah pahit, asin banget lagi!" Gadis itu berkata jujur. Tatapannya berubah menjadi mengintimidasi. "Lo pengen kawin lagi?" tanyanya.
Bukannya tidak menghargai, tapi Iris berkata jujur supaya Hera bisa memperbaiki. Barangkali wanita itu ingin masak masak lagi, kan?
Hera meletakkan dua piring nasi dengan kasar. "Masa sih?" tanyanya.
Iris mengangguk. "Sayurnya malah nggak ada rasanya, hambar. Kayak wajah lo."
Ekspresi Hera berubah setelah mencicipi masakannya sendiri. Wanita itu mengangkat piring lauk dengan menyesal. "Rasanya kayak kobokan, biar gue beliin aja, yang ini jangan dimakan," ujarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/268578292-288-k803063.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paket 30 Hari(END)
Novela JuvenilGenre : Fiction, romance, teenfiction. OPEN JASA SEWA PACAR, diskon hingga 30% --- "Mbak yang open, kan? Kalau saya ambil paket seumur hidup bisa?" "Skip." "Hehe lupa. Jangankan seumur hidup, saya aja nggak yakin bisa menamani kamu hingga tiga pulu...