Memangnya kamu siapa?
Memangnya kamu siapa berani menaruh rasa?
Memangnya kamu berhak jatuh cinta?
Coba lihat dirimu, mengaca dan sadar diri.Hahaha.
Lihatlah serpihan kaca yang sudah hancur ini.
Lihat dan bandingkan.
Pantaskah sampah kaca bersanding dengan permata?
Hey, ingat.
Kamu adalah si pemberi jasa dan dia adalah si pemberi uang.Bodoh, kamu mengharapkan apa?
Seperti ada dua kubu yang membuat perasaan Iris berseteru. Hatinya bertanya-tanya ada apa, sementara isi kepalanya dengan tegas mengingatkannya untuk sadar.
"Kamu lebih banyak diamnya, ada apa?" Lembayung bertanya. Oknum yang semalaman tadi membuatnya berpikir keras terlihat biasa-biasa saja, tidak sepertinya. Sangat menjelaskan jika hanya Iris yang merasakan ada apa dengan hatinya.
"Diem!" jawabnya tidak ramah, padahal Lembayung bertanya dengan nada kelewat lembut.
Lembayung menggeleng dengan senyum kecil, kemudian mengarahkan sendok berisi nasi ke depan mulut Iris.
Biarpun masih kesal dan belum berhenti menggerutu, tapi Iris tetap membuka mulutnya, menerima suapan Lembayung.
Gadis itu menoleh ketika tidak lagi menerima suapan. Matanya memincing melihat sang pacar yang tengah sibuk dengan ponselnya.
Lembayung membacanya dengan wajah datar. Daripada meminta tolong, bukankah wanita itu lebih tepat disebut memaksa dan mengancam?
Diana memang seperti itu. Enggan mengirim pesan sekedar bertanya kabar, sekalinya menghubungi bisa membuatnya ingin membenci.
Mengancam.
Sepenuhnya hidup Lembayung memang ada di bawah kendali sang biyung.
"Iris, kalau saya tinggal sebentar gimana?" Lembayung agak ragu bertanya."Nggak mau," jawabnya tanpa pikir panjang. Gadis itu menatap Lembayung dengan penuh intimidasi. Iris tentu tidak mau, mereka berangkat bersama, pulang juga harus bersama, 'Kan? Meski ia hanya gadis sewaan, tapi ditinggal sendirian saat makan akan sangat menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paket 30 Hari(END)
Teen FictionGenre : Fiction, romance, teenfiction. OPEN JASA SEWA PACAR, diskon hingga 30% --- "Mbak yang open, kan? Kalau saya ambil paket seumur hidup bisa?" "Skip." "Hehe lupa. Jangankan seumur hidup, saya aja nggak yakin bisa menamani kamu hingga tiga pulu...