26. Day 18.2.

681 105 7
                                    


Terhitung sudah tiga puluh menit untuk Iris menunggu. Jika bukan Lembayung, mana mungkin Iris Sudi menunggu sendirian di depan gerbang seperti orang hilang, harus menerima catcalling berkali-kali lagi.

Namun, hasil apa yang ia dapatkan dari kesabarannya?

Lembayung yang datang dengan senyum manis? Salah besar!

Gadis itu meninju ponsel hingga pelindung layarnya terdapat retakan baru, segala sumpah sarapahnya ia keluarkan, memaki serangga ataupun burung-burung yang terbang menertawakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu meninju ponsel hingga pelindung layarnya terdapat retakan baru, segala sumpah sarapahnya ia keluarkan, memaki serangga ataupun burung-burung yang terbang menertawakannya.

Tak berhenti sampai di situ, tanpa gerimis, angin kencang, langit mendung di atas sana tiba-tiba jatuh mengguyur buana. Puluhan manusia menepi dan berbagi tempat berteduh, lain halnya dengan Iris yang hanya diam layaknya perempuan yang sedang bersedih hati, atau sebut saja 'sadgirl.'

Ia mendongak, tatapannya menerawang bumantara sembari menikmati rintikan air yang terasa seperti jarum kecil menusuk-nusuk kulitnya.

Melirik ponselnya yang sudah mati total, gadis itu membuang napas kesal, kemudian mulai berjalan tanpa khawatir buku-bukunya akan basah. Tas yang ia bawa hanya pajangan, semua buku-bukunya tentu Kiranti yang simpan.

Begitu sepasang matanya menangkap keberadaan sampah di pinggir jalan, Iris tanpa sadar memungutinya, lantas membuangnya ke tempat yang seharusnya.

Gadis itu terdiam sejenak. Ini pasti karena Lembayung! Cowok itu kerap sekali sengaja berhenti hanya untuk membuang sampah-sampah ke tempatnya.

"Bodo ah, fuck Lembayung!" desisnya sebelum berlari.

***

Lembayung meletakkan handuk kecil yang baru saja ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya, senyumnya terbit mengetahui Iris sampai meminjam ponsel untuk menghubunginya, meski rasa bersalah karena tak sempat menjemput sang pacar masih membebaninya h...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lembayung meletakkan handuk kecil yang baru saja ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya, senyumnya terbit mengetahui Iris sampai meminjam ponsel untuk menghubunginya, meski rasa bersalah karena tak sempat menjemput sang pacar masih membebaninya hingga kini.

Lembayung meletakkan handuk kecil yang baru saja ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya, senyumnya terbit mengetahui Iris sampai meminjam ponsel untuk menghubunginya, meski rasa bersalah karena tak sempat menjemput sang pacar masih membebaninya h...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paket 30 Hari(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang