22

27.6K 1.7K 115
                                    

Seminggu berlalu saat ini Zeline sudah kembali beraktifitas ke kampus. Namun, banyak sekali mahasiswa/i yang terus mencibirkan Zeline karena perutnya yang semakin besar.

"Pede banget sih masih kuliah"

"Gak malu banget kuliah dalam keadaan hamil, mana gak ada suami lagi"

"Kalo gue jadi Zeline mending out aja dari kampus"

Zeline tidak peduli, lagi pula sebentar lagi dirinya akan segera lulus kuliah dan menjadi Sarjana seperti cita citanya.

"Zelineeee!!!!!" Eli berlari kencang ke arah Zeline sambil merentangkan tangannya.

"Berisik Eli" kekeh Zeline saat melihat kelakuan sahabatnya itu yang seperti anak kecil.

"Hehe, bumil apa kabar nih? Sorry ya selama lo dirawat dirumah sakit gue gak bisa temenin lo." Eli langsung merangkul tangan kanan Zeline dan keduanya berjalan ke arah kelas.

"Gapapa Eli, santai aja. Lagian juga kan lo harus urusin perusahaan Bokap lo juga." Zeline mengerti dengan keadaan Eli, sekarang fokus sahabatnya itu terbagi dua. Selain kampus Eli juga mengurus perusahaan orang tuanya. Wajar sih karena Eli anak semata wayang dan hanya Eli lah yang bisa di andalkan.

"Pengertian banget sih." Eli semakin mengeratkan rangkulannya pada Zeline dan keduanya terkekeh sambil terus berjalan ke arah kelas.
Saat Zeline dan Eli sedang asik bercengkrama dikoridor kampus, tiba tiba saja tanpa sengaja tatapan Zeline bertemu dengan tatapan Ansel. Dan anehnya Ansel menatap Zeline dengan tatapan yang sedikit hangat.

***
Ansel bisa melihat dengan jelas bahwa perut Zeline semakin besar, yang artinya janin yang berada diperut Zeline itu tumbuh dengan sehat.

Apa benar anak yang dikandung Zeline adalah darah dagingnya sendiri?

Apa setelah dirinya dan Zeline melakukan hubungan panas itu spermanya masuk terlalu banyak hingga bisa menghasilkan seorang janin?

Dan 1 lagi yang harus Ansel yakini. Apa Zeline tidak pernah tidur dengan laki laki lain selain dirinya?

"Sial!" Dengan kesal Ansel menendang tempat sampah.

"Yaampun. Percuma sekolah tinggi tinggi kalau tidak punya etika. Apa adek tidak lihat saya baru saja membersihkan sampah sampah ini? Dan sekarang adek dengan sengaja menendang tempat sampah ini hingga isi nya keluar semua" ucap laki laki paruh baya yang bertugas membersihkan sampah di area kampus.

"Bawel!" Tanpa rasa kasihan Ansel langsung pergi dari hadapan laki laki tua itu.

"Astaghfirullah" laki laki tua itu hanya bisa mengusap dadanya dengan beristighfar.

***
"Jadi lo bilang ke bokap untuk gak DO Zeline?"

"Iya gue yang bilang ke bokap untuk gak DO si Zeline"

"Kenapa? Bukannya lo yang mau Zeline keluar dari kampus?"

"Ck! Iya emang. Tapi gue gak setega itu!"

"Oh ya? Bagian mana yang sampai bikin lo gak setega untuk gak DO Zeline? Biasanya kan lo yang selalu bully Zeline. Seharusnya lo gak perlu bilang ke bokap dong?"

Brak!!!!

David langsung mencengkram kerah kemeja yang dikenakan Andrew.

"Bangsat bisa diem gak?!" Sarkas David dengan wajah merah menahan amarah.

"Kenapa?" Andrew hanya menatap adik kandungnya itu dengan tatapan datar tanpa minat. Jangan pikir Andrew tidak tau kelakuan adik sialannya ini yang selalu membully Zeline dikampus.

"Ck! Udahlah males gue sama lo!" David melepas cengkraman tangannya dari kerah kemeja Andrew.

Andrew tertawa remeh, "Lo itu patah hati karena cintanya ditolak Zeline, dan lo dengan bodohnya malah bikin pertaruhan konyol itu sampai Zeline hamil anaknya Ansel. "

Uhuk. David sampai tersedak ludahnya sendiri saat mendengar ucapan abangnya itu yang ternyata memang benar.

VOMENT PLEASE
DAN JANGAN LUPA BACA CERITA AKU YANG BARU YA

VOMENT PLEASEDAN JANGAN LUPA BACA CERITA AKU YANG BARU YA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang