"Kamu tidak perlu tau siapa anak saya, yang terpenting kamu harus segera lulus sebelum perut kamu semakin besar dan diketahui banyak orang" ucap sang dekan memberi pengertian pada Zeline
"Baik Pak, kalau begitu saya permisi" dengan gerakan cepat, akhirnya Zeline berhasil keluar dari ruangan yang menurut dirinya itu sangat mengerikan
"Huft terimakasih Ya Allah, setidaknya Zeline masih diberi kesempatan untuk lanjut kuliah hingga lulus" Zeline berkali-kali mengucap syukur
Zeline langsung menghampiri Eli yang sedang menunggunya dikursi yang letaknya tidak terlalu jauh dari ruang dekan
"El!!!" Dengan perasaan senang Zeline berlari menghampiri Eli
"Eits jangan lari-larian, inget anak lo Zeline" ucap Eli pelan
Zeline baru sadar bahwa dirinya hampir saja melukai anaknya yang masih didalam perut, "maafin mama ya sayang" Zeline mengusap lembut perut nya yang sudah mulai buncit walaupun masih sedikit
"Gimana kuliah lo Zell?" Tanya Eli
"Alhamdulillah aman El, Pak Dekan gak DO gue"
"Lo serius? Tapi Pak Dekan tau kan kalau lo lagi hamil?"
Zeline mengangguk dan memberi senyum
"Bagaimana bisa? Hm maksud gue, gue ikut seneng karena kuliah lo masih berlanjut tapi gue penasaran dan bingung kenapa bisa Pak Dekan gak DO lo, sedangkan perjanjian beasiswa bukannya gak boleh hamil khusus perempuan?"
"Ikut gue, gue ceritain semuanya" Zeline menarik tangan Eli pelan dan membawanya ke tempat yang sepi untuk menceritakan semuanya
***
David dan juga Ansel masih tidak bereaksi setelah mendengar ucapan yang dilontarkan Eli maupun Zeline, keduanya masih diam membisu padahal sekarang David maupun Ansel sedang berada didalam kelas dan sedang berlangsung melaksanakan mata kuliah"Bagaimana kalau yang ada dikandungan Zeline benar-benar anak gue? Argh!!!! Cewek sialan! Bikin kepala gue pusing" Ansel terus mengumpat dalam hati
"Gue begini juga karena lo sendiri Zeline, kenapa lo lebih milih Ansel daripada gue yang jelas-jelas lebih dulu nyatain perasaan gue sama lo dulu! Andai saja lo gak nolak gue, gue gak akan berlaku sejahat ini sama lo" David memejamkan matanya, pikirannya saat ini sedang kalut. David benar-benar bisa melihat jelas ada kesedihan dari sorot mata Zeline tadi
"Mata kuliah hari ini selesai" ucap sang Dosen dan langsung keluar dari kelas David dan juga Ansel
"Kalian kenapa dari tadi gue perhatiin pada diem terus?" Tanya Daniel pura-pura tidak tau
"Apa gue keterlaluan sama Zeline?" Gumam Ansel
David dan juga Daniel langsung menoleh ke sumber suara
"Apa tadi lo bilang?" Tanya Daniel memastikan ucapan yang keluar dari mulut Ansel
"Ck! Apaansih? Gak ada" Ansel langsung keluar dari kelas, dirinya butuh waktu untuk berfikir jernih kepalanya sudah sakit ditambah ucapan Zeline tadi semakin membuat kepala Ansel sakit
Daniel hanya tersenyum miring melihat tingkah Ansel, dirinya sangat jelas mendengar apa yang diucapkan Ansel tadi
"Ayok cabut!" Ajak David
"Oke" Daniel dan David keluar dari kelas, keduanya berjalan menuju arah parkiran
Baru saja David dan Daniel sampai diparkiran, langkah keduanya berhenti bermaksud untuk mendengar percakapan antara Eli dan juga Zeline
"Lo seriusan Zel? Lo gak jadi di DO karena anak Pak Dekan?"
"Iya El, gue benar-benar bersyukur banget karena dia juga gue gak jadi di DO, andaikan anaknya Pak Dekan gak bilang untuk gak DO gue, pasti sekarang gue sudah keluar dari kampus"
"Kira-kira siapa sih anaknya Pak Dekan? Gue jadi penasaran kenapa kok bisa dia bilang untuk gak DO lo dari kampus ini?" Tanya Eli
"Gue gak tau anaknya Pak Dekan, intinya gue benar-benar bersyukur karena dia gue gak jadi di DO"
"Eh tapi Zel, berarti anak Pak Dekan kuliah disini juga dong?!!! Lo sadar gak sih? Kalo dia gak kuliah disini, dia gak akan tau kalo lo itu hamil"
Zeline maupun Eli baru menyadari hal ini
Sedangkan Daniel mengulas senyum saat mendengar percakapan antara Eli dan juga Zeline, setidaknya Zeline tidak jadi di DO berkat bantuan dari anak Pak Dekan
"Gue bangga sama lo, berkat lo Zeline gak jadi di DO" ucap Daniel dalam hati
VOMENT please!
Hargai karya aku dengan menekan tombol
'Bintang' dan 'komentar'
Instagram :
@wattpadwi_
@dwiayntTBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
Romansa"Aku hamil" ucap Zeline dengan wajahnya yang menunduk, Zeline tidak berani melihat mata tajam Ansel "Hamil?" Kekeh Ansel "Iya aku hamil anak kamu Ansel" suara Zeline cukup pelan karena dirinya tidak ingin jika penghuni Caffe bisa mendengar Ansel...