Zeline mengelus perutnya dengan sayang, dirinya sangat tidak sabar menunggu harinya tiba. Hari dimana sang buah hati terlahir kedunia.
"Mama gak sabar bertemu kalian berdua. Kalian berdua harta mama, hanya kalian yang mama punya. Mama janji akan jadi Ibu sekaligus Ayah yang baik untuk kalian berdua."
Baru saja Zeline keluar dari toilet tiba tiba saja pergelangan tangannya dicekal seseorang, dan hal itu tentu membuat Zeline sangat terkejut.
"Ikut gue!" David menarik Zeline keluar dari cafe dan membawanya ke parkiran.
"Sakit–" Zeline mencoba melepaskan tarikan dipergelangan tangannya namun tidak bisa. Tenaga David lebih kuat daripada tenaganya.
"Bawel banget sih?!" Sentak David saat keduanya sudah sampai diparkiran.
"Kamu itu apa apaan narik tangan aku hah?! Emangnya gak sakit?!" Zeline benar benar kesal dengan David, cowok tidak jelas yang selalu mengusik dirinya kapanpun dan dimanapun.
"Lebay lo!" Bukan David namanya jika tidak melawan ucapan dari seorang Zeline.
"Nih liat!! Tangan aku merah dan memar! Ini sakit bukan lebay hiks hiks!!" Akhirnya Zeline menangis, dirinya sudah sangat lelah karena bekerja ditambah lagi sekarang David membuat ulah hingga tangannya memar.
Daavid dibuat terkejut saat Zeline menangis sambil berjongkok belum lagi saat tatapaannya beralih ke tangan Zeline yang terlihat memar. David bingung, dirinya harus bagaimana menenangkan Zeline yang sedang menangis tersedu sedu.
"Zeline! Bangun ih ngapain si lo segala nangis? Gue minta maaf deh bikin tangan lo memar begitu." Mau tidak mau David membuang rasa gengsinya untuk meminta maaf pada Zeline.
"Sumpah beneran gue minta maaf oke? Sekarang mending lo bangun." David masih berceloteh agar Zeline tidak menangis lagi.
Sedangkan Zeline dirinya tidak ingin menuruti apa kata David, walaupun David sudah meminta maaf tetapi tetap saja Zeline merasa kesal dan marah. Ini bukan lebay! Tangannya benar benar sakit.
Baru saja David ingin memegang pundak Zeline bermaksud agar wanita itu segera berdiri namun tiba tiba saja kerah bajunya ditarik kebelakang dan wajahnya di pukul.
Bugh
Bugh
Bugh"Ngapain lagi hah?!" Amuk Andrew, jangan pikir dirinya tidak tau kejadian saat David menarik pergelangan tangan Zeline hingga memar seperti itu.
"Aaaaaaaaa!!" Zeline berteriak saat tau bosnya memukul David hingga tersungkur ke aspal.
"Pak Andr–"
"Sssttttt diam Zeline." Tegas Andrew, dan mau tidak mau Zeline menuruti apa kata Andrew.
"Bangun lo sini!" Andrew memandang wajah adiknya dengan tatapan membunuh. Dirinya sudah sangat muak melihat tingkah David yang seenaknya saja terhadap perempuan, apalagi saat ini Zeline sedang mengandung anak dari sahaabat adiknya itu.
"Ck apaansih kak! Gue cuman mau ngomong sama Zeline disini!" David membuang ludahnya kasar ke aspal saat tau bahwa mulutnya berdarah akibat pukulan dari kakaknya itu.
"Ka–k?" Lirih Zeline,
"Kalo emang lo mau ngomong sama Zeline, bisa kan gak harus tarik tangannya sampe bikin memar begitu?!" Andrew sudah tidak bisa menahan emosinya lagi, adiknya ini harus dikasih pelajaran agar kapok.
"Gue udah minta maaf sama Zeline karena sampai bikin tangannya jadi memar gitu kak. Udah minggir sana." Usir David.
Andrew membalikan tubuhnya menghadap Zeline tanpa memperdukikan ucapan David, lalu Andrew memegang bahu Zeline agar wanita itu berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
Romance"Aku hamil" ucap Zeline dengan wajahnya yang menunduk, Zeline tidak berani melihat mata tajam Ansel "Hamil?" Kekeh Ansel "Iya aku hamil anak kamu Ansel" suara Zeline cukup pelan karena dirinya tidak ingin jika penghuni Caffe bisa mendengar Ansel...