David menghela nafas dengan berat saat melihat interaksi antara Zeline dan juga Andrew. Disana, David bisa melihat Zeline yang terus menerus mengucapkan terimakasih. Tidak lupa juga Zeline memperlihatkan senyum cantik nya dihadapan Andrew.
Tap
Tap
TapDavid mendekat ke arah Zeline dan juga Andrew.
"Khem" gumam David.
Belum sempat Zeline melepaskan jemarinya di pergelangan tangan Andrew, Zeline langsung menoleh ke sumber suara. Dan betapa terkejutnya saat Zeline melihat ada sosok David dihadapannya.
"Kaa–muu ma–u apaa–?" Ucap Zeline dengan suara bergetar, belum lagi jemarinya meremas tangan Andrew dengan kuat. Zeline ketakutan. Dirinya jadi teringat saat David mencium bibirnya dengan paksa tepat 2 hari yang lalu.
Andrew langsung melihat ke arah Zeline saat pergelangan tangannya diremas dengan kuat, Andrew bisa melihat dengan jelas ekspresi Zeline yang terkejut dan wajahnya menjadi pucat pasi.
Dengan lembut Andrew menepuk tangan Zeline bermaksud agar Zeline merasa lebih tenang dan aman.
Berbeda dengan David, dirinya tertegun saat mendapati reaksi Zeline terhadapnya.
Apakah dirinya semenakutkan itu?
Dengan memberanikan diri David berbuka suara lalu,"Bisa kita bicara sebentat?" Ajak David, Zeline masih belum melepaskan remasan jemarinya dipergelangan Andrew.
"Zel?" Panggil David kembali.
"Enggak, enggak mau!" Tolak Zeline sedikit histeris.
"Pulang." Perintah Andrew kepada David,
"Apa? Pulang? Gak! Gue harus bicara 4 mata sama Zeline!" Tegas David.
"Lo bisa liat penolakan dari Zeline, bukan?"
"Zel please. Gue perlu bicara sama lo sekarang." Tanpa mengidahkan ucapan Andrew, David tetap bersikeras agar dirinya bisa bicara serius dengan Zeline.
"Aku, aku gak mau." Suara Zeline melemah dan tiba-tiba pandangannya menjadi gelap.
Bruk!!!!!
"ZELINE!!!!" Andrew maupun David sama-sama berteriak saat melihat Zeline yang tiba-tiba pingsan.
***
"Papahhh kenapa tega buang adik sama Bunda? Papah tidak sayang sama adik dan bunda? Kenapa Pah? Apa salah adik? Apa salah bunda?"
Ansel terbangun dari tidurnya, tubuhnya basah kuyup, belum lagi detak jantungnya berdenyut dengan sangat cepat.
"Shit mimpi macam apa itu? Dan apa tadi? Papah? Adik? Bunda?" Ansel meracau, belum pernah Ansel bermimpi seperti itu. Pikirannya kalut dan tidak tenang. Padahal itu hanya mimpi tapi kenapa seperti kenyataan?
Drrtt drrtt
Bunda is calling you
"Sayang bisa tolong Bunda?"
"Tolong apa bunda?" Tanya Ansel, jantungnya masih berdetak tidak karuan akibat mimpinya.
"Tolong bawakan jas bunda yang tertinggal dikamar ya? Bunda lupa jasnya dibawa semua kerumah."
"Iya Bunda, Ansel mandi dulu ya? Setelah itu kerumah sakit."
"Siap anak ganteng. Hati-hati ya?"
"Iya bunda."
Tut!
"Masa bodoh! Itu hanya mimpi. Lagi pula tidak ada sangkut pautnya sama gue." Dengan helaan nafas yang cukup panjang akhirnya Ansel langsung masuk kedalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
Любовные романы"Aku hamil" ucap Zeline dengan wajahnya yang menunduk, Zeline tidak berani melihat mata tajam Ansel "Hamil?" Kekeh Ansel "Iya aku hamil anak kamu Ansel" suara Zeline cukup pelan karena dirinya tidak ingin jika penghuni Caffe bisa mendengar Ansel...