42

29.2K 1.1K 50
                                    

Seiring berjalannya waktu Zeline tidak menyangka bahwa saat ini usia kandungannya sudah memasuki bulan sembilan, dimana sebentar lagi dirinya akan resmi menjadi seorang Ibu.

Zeline benar-benar sangat antusias menantikan momen bahagianya untuk bertemu sikembar, dan Zeline sangat bersyukur karena Andrew ikut membantu untuk kebutuhan bayi nya kelak. Dari mulai mempersiapkan baju-baju lucu, menghias kamar untuk menyambut si baby dan banyak lagi.

Berbeda dengan Ansel, sudah satu bulan lebih dirinya tidak berhasil untuk bertemu dengan Zeline.
Setiap hari Ansel selalu datang ke Cafe dimana Zeline bekerja untuk menemui atasan Zeline namun sangat disayangkan Ansel selalu ditolak mentah-mentah bahkan dirinya pernah diseret paksa oleh security disana.

Flashback.....

"Kasih gue kesempatan untuk ketemu sama Zeline dan calon anak gue." Pinta Ansel dengan perkataan sungguh-sungguh.

"Gue gak bisa izinin hal itu untuk sekarang karena gue gak mau lihat Zeline terluka lagi. Tolong untuk saat ini lo pahami dulu kondisi Zeline." Jawab Andrew tegas.

"Gue tau semua kesalahan gue ke Zeline gak bisa di maafin, tapi please gue mau lihat kondisi Zeline sekarang. Gue mau ada disamping Zeline saat dia melahirkan nanti. Gue yakin Zeline pasti butuh sosok gue nanti."

"Untuk hal itu lo gak perlu khawatir karena gue akan selalu ada untuk Zeline dan calon anak-anaknya." Andrew membalikan tubuhnya bermaksud untuk meninggal Ansel yang terus menerus mengganggu kesehariannya.

"Tunggu!!" Ansel menahan pundak Andrew.

"Apa lagi?" Jawab Andrew tanpa membalikan tubuhnya.

"Maksud dari perkataan lo tadi apa? Anak-anaknya?" Tanya Ansel tidak mengerti.

"Ck! Bodoh banget si lo? Apa perlu gue perjelas?"

"Jadi.... maksud lo kalo Zeline itu hamil anak kembar? Anak gue kembar?" Tanpa disadari Ansel meneteskan air matanya, dirinya tidak mengerti perasaan apa yang saat ini sedang ia rasakan. Perasaan senang karena dirinya memiliki anak kembar atau perasaan sedih karena selama ini dirinya telah menyia-nyiakan Zeline? Ah Ansel kau itu bodoh sekali.

"Iya kembar." Jawab Andrew, dirinya langsung pergi meninggalkan Ansel seorang diri dan saat itu pun Ansel langsung terjatuh ke aspal karena kedua kaki nya sangat lemas saat mendengar jawaban Andrew.

Ansel memukul dada nya yang terasa sangat sesak, hatinya benar-benar sesak. Bagaimana bisa dirinya menjadi sangat brengsek seperti perlakuan ayahnya dulu kepada bundanya?
Kenapa perlakuan keji dari ayahnya menurun sangat sempurna kedirinya?

"Maafin gue Zeline, maafin gue" tangisnya pecah.

Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang