COUNTING YOUR BLESS
( Menghitung berkat mu)◇
Kenyataan nya kita harus mempelajari kehidupan
◇
.
.
.
Sekitar setengah malam sudah terlewat oleh Archie, ia tidak sadar pada saat menunggu kedatangan Abbelard malah ketiduran seperti ini.
Ia membuka mata perlahan entah kenapa rasanya dia tiba tiba terjaga di tengah malam,tangan kanan yang masih terinfus itu terasa kebas. Mumpung tidak akan ada yang mengomelinya lagi Archie mencabut infus itu dengan keras sampai membuat ia meringis kecil
Akhh...
Archie berusaha menahan sakitnya tangan yang telah mengeluarkan darah itu, ia mencoba mengalihkan perhatian nya dengan mengambil sebuah buku yang berada di bawah tempat tidurnya
Ia sengaja menempatkan buku itu di tempat yang susah untuk di jangkau karena jika Abbelard melihat isi buku itu, dia tidak akan selamat lagi pikirnya.
Selama ini ia sudah bersusah payah berlagak seperti boneka yang sangat menyayangi Abbelard tapi jika orang itu tiba tiba tahu bahwa semua itu hanya pura pura mungkin nasibnya lebih buruk dari sekarang
Archie mengambil sebuah pena di nakas ia tetap ingin menuliskan keluh kesahnya pada coretan untuk mengisi buku itu walaupun tangan kanan nya masih mebgalurkan darah, toh dia juga tidak peduli akan kebersihan buku itu.karena pada akhirnya dia juga akan mati tanpa seorang pun tahu penderitaannya.
Baris demi baris sudah tertulis dengan rapi sampai menghabiskan setengah halaman buku tersebut,Archie tiba tiba berhenti menggerakan tangan nya bukan karena yang ia ingin tulis sudah habis tapi karena tangan kanan nya seperti mati rasa.
Entah kenapa air mata Archie jatuh begitu saja kadang titik terlemah dalam dirinya tahu apa yang menyakitkan bagi Archie. Ia tidak sanggup lagi untuk hidup tanpa mengetahui apa apa, sekedar penyebab kenapa dia berada di sini saja ia tidak paham apalagi dengan perlakuan Abbelard.
Keluarga,ia ingin kembali ke keluarganya dimana Ayah dan Ibu menatap pada dirinya dengan hangat juga nada bicara yang lemah lembut ia sangat merindukan mereka. Ibu entah kenapa meninggalkan Archie beberapa tahun lebih cepat dari Ayahnya padahal ia dulu hanya berharap pada Ayahnya sebagai pegangan tapi ia juga meninggalkan Archie seorang diri
Nafas Archie mulai tidak teratur ia mencoba mengontrol nafasnya tapi tetap saja susah, air mata juga tidak ingin berhenti mengalir dari matanya. Archie sering mendengar Edgar mengatakan bahwa ia rusak mental maupun fisik, tapi memangnya kenapa ia tiba tiba menjadi hancur begini?. Dulu ia sudah tidak lama mengalami hiperventilisasi tetapi semenjak datang ke rumah ini hampir setiap hari ia berusaha hanya untuk bernafas dengan baik
Semenjak kecil Ayah selalu memperlakukan dirinya dengan baik walaupun kadang kadang Ayahnya muak pada sifat Archie yang agak aneh tapi memang itu adanya,sangat jauh berbeda ketika awal dia datang di rumah mewah yang gila ini siapa yang tidak gila jika diperlakukan dan diperlihatkan hal hal buruk seperti itu di depan matanya.
Archie kadang tidak tahan lagi ,tapi ia tetap bertahan untuk hidup. sampai hidup melakukan hal yang lebih kejam padanya. Suara tangisan Archie mulai sayup sayup terdengar, walaupun ia sudah memendam kepala nya dan di tutupi oleh lutut, Archie berusaha untuk memeluk dirinya sendiri sampai ia merasa tenang seperti pelukan Ayah nya dulu.
Tapi mengingat hal itu Archie malah semakin depresi,ia tidak tahan lagi dengan semua trauma yang ia alami dulu. Beberapa bodyguard yang tetap berada di pintu kamar Archie mulai melihat satu sama lain memastikan bahwa telinganya tidak salah.
Seorang bodyguard yang diluar masuk ke dalam kamar Archie tapi ia tidak menemukan Archie diatas kasur selain bekas darah yang mampu membuat dirinya panik seketika
"Archie hilang sekali lagi saya katakan Archie menghilang" ia mengatakan kalimat yang membuat panik seluruh bodyguard yang ada di kediaman itu.
Beberapa bodyguard yang ada di luar tiba tiba saja masuk ke dalam untuk memeriksa dengan matanya sendiri apakah benar Archie hilang.
Suara kericuhan terdengar di sunyinya malam karena seorang anak
Hilang dari pandangan mereka. Bahkan sampai saat ini tidak ada yang berani menggerakan bibirnya untuk berbicara dengan Abbelard.Archie sekarang menyeret kakinya untuk sekedar menjauh dari kamar ,ia ingin sendiri hanya itu. Keberanian untuk kabur atau melarikan diri dari sini saja ia tidak memilikinya sedikitpun karena tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa terlepas dari rantai yang mengikat lehernya seperti anjing.
Semua pertahanan nya runtuh saat tiba di sudut kediaman itu dimana tidak ada seorang pun bodyguard yang akan menemukannya,mungkin. Ia menangis sepuas puasnya disana walaupun tangisan itu menarik semua makhluk mengerikan yang ia lihat setiap hari.
Archie mendongakkan kepalanya di saat makhluk itu mencoba berbicara dengannya
"Hei,anak kecil bukannya kau yang sering aku takuti dulu?kenapa kau menangis disini"suara itu terdengar dingin tanpa jiwa.
"A-aku..." suara Archie tersendat mendengar beberapa langkah bodyguard yang mendekat
Ia hanya bisa meringsut kebelakang sambil memeluki dirinya sungguh penampilan Archie saat ini sangat kacau. Darah yang mengalir sedari tadi di tanggannya sudah membuat garis panjang sampai lengan anak itu karena tidak dihentikan sedikitpun, matanya sembab dengan air yang berasal dari matanya juga belum ingin berhenti keluar ,wajah Archie begitu pucat karena nafasnya memang sudah tidak teratur sedari tadi.
Terdengar suara langkah kaki para bodyguar itu berhenti tepat di depannya, Archie tidak tahu mereka akan sebanyak ini hanya untuk mencari dirinya. sudah hilanglah tempat dimana ia bisa sendiri walaupun sekedar ruangan ber abu minim pencahayaan dengan beberapa rak buku buku tua di samping kanan dan kirinya.
"Archie kenapa disini?" Salah seorang bodyguard memulai pembicaraan dengan suara yang sangat dikenal oleh Archie itu Achille kepala bodyguard yang menjaganya
Hanya saja Archie mengangap mereka seperti kakak kakak nya, mereka juga tidak keberatan dipanggil begitu.
Rasa aman sedikit menyelimuti hati Archie karena ia tahu yang menemukannya bukanlah Abbelard lagian ia juga sudah lelah berada di sini. lagi lagi trauma itu membuat pikiran dan dirinya tidak bisa dia kendalikan. Archie segera ingin sekedar dipeluk oleh Achille sekarang
Ia mendongakkan kepalanya tapi bukannya wajah Achille yang terlihat tapi makhluk mengerikan tadi. sialnya saat ia kalut tadi menjawab perkataan makhluk itu padahal sudah jelas makhluk mengerikan itu melihatnya dengan penuh kehausan.
AAKHHHH...
Archie menutup telinganya dengan tangan ia sudah menyembunyikan kedua matanya di dalam lutut sungguh Archie terlihat seperti sakit jiwa.
Ia tidak peduli dengan tatapan tatapan mata yang sekarang berada di hadapannya. Persetan dengan Abbelard yang akan membuangnya setelah ini lebih baik ia berada di dalam rumah sakit jiwa daripada setiap harinya ia memainkan permainan gila dengan Abbelard.
"Archie tenanglah " suara itu terdengar menenangkan tapi tidak di telinga Archie
Seluruh bodyguard yang berada di sana hanya bisa terdiam kaku melihat Archie, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan selain melihat anak itu dengan iba
Darah di lengan Archie membuat Achille panik, karena sedari tadi lengan itu berada di sisi yang tersembunyi dari penglihatan Achille
"Archie apa yang sedang kau lakukan disini? " suara itu membuat kericuhan tadi menjadi hening
◇
Update dipagi hari untuk menebus dosaku yg nggak update kemaren :<
Kenapa aku membuat Archie seperti ini T~T
jangan lupa vote ya...
See u ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Counting Your Bless
Teen Fiction[Sequel Blind Affection ] Kala hari pemakaman orang tua nya yang terakhir di hari yang mendung. Archie sendirian menunggu salah satu dari saudara nya untuk merundingkan kemana dia akan dipindah asuh kan. Dan pada detik itu semua kehidupannya beruba...