30.Perlawanan

73 9 2
                                    

Ketika suasana kediaman itu sekarang sangtlah lengah ada beberapa mobil hitam yang tiba tiba masuk secara bersamaan

Brak

Brak

Brak

Suara hempasan barang yang di lemparkan secara kasar membuat atensi orang orang yang sedang berada di kediaman itu menoleh demgan cepat

Cukup terhitung 100 orang yang tiba tiba menodongkan senjata mereka. Membuat pertahanan kediaman Abbelard yang sedang lengah menjadi tidak bisa melawan

Dari awal sepertinya ini hari yang sangat beruntung bagi orang orang berbadan hitam dan beringas ini.Abbelard selalu memberi penjagaan ketat pada gerbang kediaman nya bukan terbuka dengan lebar begitu saja seperti sekarang dan juga anak anak buahnya sudah banyak yang terluka karena ulah dirinya, menjadikan perlawanan mereka lemah.

Dor

Dor

Anak buah Abbelard merangkak di lantai mencoba meraih pistol yang tergeletak di lantai berjarak beberapa jengkalan tangan untuk ia gapai

Kakinya sudah bersarang sebuah peluru, membuat perjuangan yang tampak mustahil itu sangat menyedihkan di mata siapapun

"Akkkhh" rintihan terdengar jelas menggema,akibat aktivitas seseorang yang berada di depannya menginjak jari jari tangannya saat sedikit lagi pistol itu tergapai

Suara tawa dan kekehan kian sahut menyahut di setiap sudut ruangan

"pfhtt... hahaha ini sangat menyenangkan" ujar seorang pria kepala tiga dengan kulit hitam pekat

"Ah berhentilah, ini mulai merepotkan. Bunuh saja "  seseorang yang memakai pakaian lebih rapi dan tanpa bercakan darah sedikitpun menyampiri pria berkepala tiga itu sambil menodongkan senjata nya tepat diantara kedua bola mata anak buah Abbelard

Dor

Badan itu seketika kaku dengan darah yang tetap berhamburan mengalir dari kepala anak buah Abbelard.

"Sepertinya semua sudah selesai, lalu dimana dia?" Tanya nya sambil menyalakan sebuah pemantik lalu mengarahkan nya pada sebatang rokok yg sudah bertengger di mulutnya

"Ah iya Henry, tadi aku langsung bertatapan dengan nya, tapi sesudah itu dia hilang tanpa jejak" balas yang lain pada Henry yang merupakan pemimpin bagi mereka

"Sialan... apa tidak ada yang lain yang seharusnya kita bunuh selain Abbelard? Orang itu terlalu besar untuk kita lawan" ujar si kepala tiga menimpali

"Benar,sekalipun Abbelard mati di tangan kita sekarang anak buahnya tidak akan berhenti memburu kita seperti anjing. Haahh... ini tidak akan setimpal dengan bayaran si korea sialan itu" Perkataan itu membuat rasa takut tiba tiba menyelimuti mereka,memang benar ia akan dibayar setelah ini tapi jumlah uang itu tidak akan cukup untuk melarikan diri dari buruan Abbelard dengan lingkaran nerakanya

"Haah sepertinya nyawa kita tidak akan pasti jika lebih lama berada disini" Henry segera menaiki lantai atas segera mencari sesuatu

"Kudengar Abbelard akhir akhir ini memelihara anak anjing" gumamnya

Pintu kamar Archie berdecit tanda pintu itu dibuka oleh seseorang dari luar. Di belakang pintu sudah ada Darrel yang memegang tongkat bisbol dengan erat.

Grep

Mata Darrel membelalak "fuck... tangan ku sakit memegangi besi ini. Ah,sialan kau membuatku kesal saja" Henry mengalihkan atensinya pada Archie yang masih tidak sadar di atas kasur lalu beralih ke arah Darrel yang masih berusaha melepaskan genggaman Henry yang sangat kuat

Bruggh

Hantaman dari Henry membuat kepala Darrel berputar ia mencoba melawan dengan memegangi kaki Henry agar ia tidak memegang Archie tapi darah yang mulai mengalir dari pelipisnya membuat ia tidak bisa melindungi Archie

"Kenapa dia sangat posesif hanya karena aku akan mengambil anak ini" ujar Henry meninggalkan Darrel yang sudah tergeletak di lantai

Henryg beranjak memperhatikan Archie yang masih terbaring di ranjang dengan tenang. Ia mendekat lalu menyamakan posisinya agar dapat melihat wajah Archie dengan jelas

"Anak ini sangat pucat, apa yang terjadi padanya?" Ujar Henry sembari memegangi kening Archie dengan telapak tangannya

"Akhh.. sialan anak ini, demam nya sangat tinggi" Henry melepaskan tangan nya dari kening Archie sambil berusaha meredakan panas yang berada di tangan nya

Tiba tiba suara tapakan kaki bergemuruh menuju tempat ia berada "Henry kita harus segera pergi dari rumah ini, bantuan dari anak buah Abbelard semakin gila. Jumlah mereka bahkan sudah 5 kali lipat dari kita sekarang dan ini sepertinya tidak akan berakhir-" ucapan teman dari Henry terpotong saat ia melihat Archie yang di dekati oleh Henry

"Siapa anak itu ?" Tanya nya masih  dengan panik melihat ke arah tangga dan kamar Archie

Henry mengelus surai rambut hitam Archie yang sudah basah oleh keringat dingin nya "anak anjing milik Abbelard" senyum tipis terukir di bibir Henry

Ia menatap temannya yang sedang berdiri di sayap pintu dengan menunjukkan simbol uang. Mereka berdua terbahak dengan keras "bawa dia" ujar Henry keluar dari kamar Archie

Hey myy readearr :))

Segitu aja chap ini ya. Eh wp bermasalah ya daritadi buka keluar terus jadi susah ngetik ama up

Tapi akhirnya chap ini up juga 
(/•'~'•)/♡♡

Jangan lupa vote

See u ♡

Counting Your Bless Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang