Ketika suasana kediaman itu sekarang sangtlah lengah ada beberapa mobil hitam yang tiba tiba masuk secara bersamaan
Brak
Brak
Brak
Suara hempasan barang yang di lemparkan secara kasar membuat atensi orang orang yang sedang berada di kediaman itu menoleh demgan cepat
Cukup terhitung 100 orang yang tiba tiba menodongkan senjata mereka. Membuat pertahanan kediaman Abbelard yang sedang lengah menjadi tidak bisa melawan
Dari awal sepertinya ini hari yang sangat beruntung bagi orang orang berbadan hitam dan beringas ini.Abbelard selalu memberi penjagaan ketat pada gerbang kediaman nya bukan terbuka dengan lebar begitu saja seperti sekarang dan juga anak anak buahnya sudah banyak yang terluka karena ulah dirinya, menjadikan perlawanan mereka lemah.
Dor
Dor
Anak buah Abbelard merangkak di lantai mencoba meraih pistol yang tergeletak di lantai berjarak beberapa jengkalan tangan untuk ia gapai
Kakinya sudah bersarang sebuah peluru, membuat perjuangan yang tampak mustahil itu sangat menyedihkan di mata siapapun
"Akkkhh" rintihan terdengar jelas menggema,akibat aktivitas seseorang yang berada di depannya menginjak jari jari tangannya saat sedikit lagi pistol itu tergapai
Suara tawa dan kekehan kian sahut menyahut di setiap sudut ruangan
"pfhtt... hahaha ini sangat menyenangkan" ujar seorang pria kepala tiga dengan kulit hitam pekat
"Ah berhentilah, ini mulai merepotkan. Bunuh saja " seseorang yang memakai pakaian lebih rapi dan tanpa bercakan darah sedikitpun menyampiri pria berkepala tiga itu sambil menodongkan senjata nya tepat diantara kedua bola mata anak buah Abbelard
Dor
Badan itu seketika kaku dengan darah yang tetap berhamburan mengalir dari kepala anak buah Abbelard.
"Sepertinya semua sudah selesai, lalu dimana dia?" Tanya nya sambil menyalakan sebuah pemantik lalu mengarahkan nya pada sebatang rokok yg sudah bertengger di mulutnya
"Ah iya Henry, tadi aku langsung bertatapan dengan nya, tapi sesudah itu dia hilang tanpa jejak" balas yang lain pada Henry yang merupakan pemimpin bagi mereka
"Sialan... apa tidak ada yang lain yang seharusnya kita bunuh selain Abbelard? Orang itu terlalu besar untuk kita lawan" ujar si kepala tiga menimpali
"Benar,sekalipun Abbelard mati di tangan kita sekarang anak buahnya tidak akan berhenti memburu kita seperti anjing. Haahh... ini tidak akan setimpal dengan bayaran si korea sialan itu" Perkataan itu membuat rasa takut tiba tiba menyelimuti mereka,memang benar ia akan dibayar setelah ini tapi jumlah uang itu tidak akan cukup untuk melarikan diri dari buruan Abbelard dengan lingkaran nerakanya
"Haah sepertinya nyawa kita tidak akan pasti jika lebih lama berada disini" Henry segera menaiki lantai atas segera mencari sesuatu
"Kudengar Abbelard akhir akhir ini memelihara anak anjing" gumamnya
Pintu kamar Archie berdecit tanda pintu itu dibuka oleh seseorang dari luar. Di belakang pintu sudah ada Darrel yang memegang tongkat bisbol dengan erat.
Grep
Mata Darrel membelalak "fuck... tangan ku sakit memegangi besi ini. Ah,sialan kau membuatku kesal saja" Henry mengalihkan atensinya pada Archie yang masih tidak sadar di atas kasur lalu beralih ke arah Darrel yang masih berusaha melepaskan genggaman Henry yang sangat kuat
Bruggh
Hantaman dari Henry membuat kepala Darrel berputar ia mencoba melawan dengan memegangi kaki Henry agar ia tidak memegang Archie tapi darah yang mulai mengalir dari pelipisnya membuat ia tidak bisa melindungi Archie
"Kenapa dia sangat posesif hanya karena aku akan mengambil anak ini" ujar Henry meninggalkan Darrel yang sudah tergeletak di lantai
Henryg beranjak memperhatikan Archie yang masih terbaring di ranjang dengan tenang. Ia mendekat lalu menyamakan posisinya agar dapat melihat wajah Archie dengan jelas
"Anak ini sangat pucat, apa yang terjadi padanya?" Ujar Henry sembari memegangi kening Archie dengan telapak tangannya
"Akhh.. sialan anak ini, demam nya sangat tinggi" Henry melepaskan tangan nya dari kening Archie sambil berusaha meredakan panas yang berada di tangan nya
Tiba tiba suara tapakan kaki bergemuruh menuju tempat ia berada "Henry kita harus segera pergi dari rumah ini, bantuan dari anak buah Abbelard semakin gila. Jumlah mereka bahkan sudah 5 kali lipat dari kita sekarang dan ini sepertinya tidak akan berakhir-" ucapan teman dari Henry terpotong saat ia melihat Archie yang di dekati oleh Henry
"Siapa anak itu ?" Tanya nya masih dengan panik melihat ke arah tangga dan kamar Archie
Henry mengelus surai rambut hitam Archie yang sudah basah oleh keringat dingin nya "anak anjing milik Abbelard" senyum tipis terukir di bibir Henry
Ia menatap temannya yang sedang berdiri di sayap pintu dengan menunjukkan simbol uang. Mereka berdua terbahak dengan keras "bawa dia" ujar Henry keluar dari kamar Archie
◇
Hey myy readearr :))
Segitu aja chap ini ya. Eh wp bermasalah ya daritadi buka keluar terus jadi susah ngetik ama up
Tapi akhirnya chap ini up juga
(/•'~'•)/♡♡Jangan lupa vote
See u ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Counting Your Bless
Teen Fiction[Sequel Blind Affection ] Kala hari pemakaman orang tua nya yang terakhir di hari yang mendung. Archie sendirian menunggu salah satu dari saudara nya untuk merundingkan kemana dia akan dipindah asuh kan. Dan pada detik itu semua kehidupannya beruba...