Kediaman Abbelard sangat hening sekarang senyap lebih tepatnya. bahkan suara helaan nafas pun tidak ada yg berani mengeluarkan.
Seluruh anak buah Abbelard masih tertunduk dan diam di tengah kubangan beberapa mayat teman mereka. Tapi sekarang ada yg lebih menakutkan dari genangan darah dan juga muka pucat pasi itu.
Abbelard memegangi kepala nya yang masih berdenyut dengan gila sedari tadi. Ia duduk di sebuah sofa dengan seluruh anak buah nya berdiri dengan tegang.
"Shit" umpatan kesal keluar dari mulut Abbelard sembari memegangi kepala nya yang mulai mengeluarkan darah.
Tidak heran ia terjatuh ke bawah brankas bawah tanah nya dengan tidak elit setelah mencoba membuka brankas itu dengan cepat.
Bodoh. Satu titik yang ia sesali sekarang bahwa ia hanya memikirkan keselamatan dirinya sendiri sedari awal. Ia sempat berpikir suatu hari bagaimana jika ia kehilangan Archie, mungkin tidak seburuk itu kan? Pikirnya
Tapi ia sadar
Wajah ketakutan yang masih patuh kepada dirinya bahkan di saat ia tidak bisa memahami tingkah laku anak itu.
Ia sudah menganggap Archie sebagai anak nya.mungkin hal ini baru saja ia sadari sekarang
Mungkin selama ini ia hanya menganggap Archie sebagai sebuah permainan atau peliharaan ? Yang suatu saat jika mainan itu hilang, ia bisa mencari mainan yang baru.
Baru 5 menit lalu, Achille yang satu satunya bertahan tadi mengatakan Archie dibawa oleh komplotan yang menyerang kediaman Abbelard.
Abbelard hanya diam. Sampai sekarang ia hanya diam sambil memegangi kepala nya.
Achille meneguk ludah nya dengan pelan perlahan tangan nya mulai terasa dingin. Ia merasa lebih wajar jika Abbelard melempar asbak ke matanya atau pun menembaki salah satu kaki nya sekarang.
"T-tuan..." cicit Achille mencoba memulai pembicaraan
"Apa kita harus mengunjungi rumah sakit untuk merawat luka mu tuan?" Sambungya
Balasan tatapan oleh Abbelard sudah pasti menjawab segala nya. "Apa kau pikir sekarang ada waktu untuk memikirkan rumah sakit?"
"M-aaf tuan"jawab Achille tergagap
"Lewatkan itu,sekarang kita kita harus mencari Archie" ujar Abbelard menyeka darah yang berada di keningnya
"Hubungi ayah ku" satu kalimat dari mulut Abbelard membuat seluruh anak buahnya membeku dan secara bersamaan menatap tidak percaya pada Abbelard
Sepertinya sudah lama rumor tentang Abbelard yang memiliki hubungan sangat buruk dengan ayah nya sendiri diperlihatkan dengan terang terangan. bahkan semut yang berada di rumah Abbelard pun mungkin tahu hal itu,begitulah kondisinya.
"Jangan menatapku dengan heran, ini adalah Archie jika aku tidak menemukan anak itu" Abbelard menjedakan kalimatnya saat mengapitkan sebatang rokok ke antara bibirnya lalu menyalakan rokok itu
" aku akan melampiaskan emosi ku pada nyawa masing masing dari kalian" sambung nya sembari melepaskan asap rokok itu.
◇
"Akh" ringisan itu satu satu nya yg bisa di katakan oleh Archie.sepertinya ia pingsan karena tamparan dari Henry
Rasa sakit melanda tangan nya yang masih di rantai dengan luka yang mulai mengering,bahkan di rantai itu. seperti darah binatang sehabis di buru.pikirnya
Tiba tiba perutnya bergejolak, Archie merasakan mual yang sangat berat "Ughh"
Archie berusaha duduk di kasurnya dan turun dari ranjang kasur itu. masih dengan hanya sehelai selimut menutupi badan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Counting Your Bless
Ficção Adolescente[Sequel Blind Affection ] Kala hari pemakaman orang tua nya yang terakhir di hari yang mendung. Archie sendirian menunggu salah satu dari saudara nya untuk merundingkan kemana dia akan dipindah asuh kan. Dan pada detik itu semua kehidupannya beruba...