26.Rumah

65 9 0
                                        

Hari sudah berubah menjadi gelap. Setelah kejadian tadi Abbelard hanya bisa mendengar kondisi Archie dari Achille karena ia tahu jika dia mendatangi Archie tidak akan ada yang berubah,dia hanya menambah beban dalam pikiran Archie.

Di dalam ruangan rawat khusus  Archie masih berada Darrel yang tidak melepaskan pelukan nya pada Archie sedikitpun.erat,seakan bisa kehilangan adik nya itu kapan saja

Entah kenapa Archie lagi lagi terbangun di tengah malam rasanya ia tidak pernah sekalipun melewatkan jadwal yang mengharuskan ia terbangun di tengah malam. Archie ingin melihat jam berapa sekarang, tapi sepertinya tidak ada lagi benda yang akan menunjukkan jam padanya sekarang.

Ia mengingat beberapa saat lalu melempar benda itu sampai hancur.Archie melihat Darrel yang masih tertidur dengan sangat lelap, ia tidak ingin menggangu tidur kakak nya.Archie tidak bergerak sedikitpun agar Darrel tidak terbangun.

Matanya serasa tidak bisa ditutup kembali,alhasil Archie hanya memandang langit langit ruangan edgar sekarang.

Ia tahu jika melakukan hal seperti ini dalam jangka waktu yang lama pasti akan terjadi sesuatu yang tidak beres kepadanya. Archi melirik Darrel yang masih sama posisinya seperti tadi

"Kak" ujar Archie dengan lambat hanya mencoba untuk membangunkan Darrel agar ia bisa mengobrol

Archie tahu jika ia sendirian dan tidak melakukan apa apa ia akan menjadi masalah kembali bagi Darrel dan Achille apalagi semua kakak kakak bodyguard yang selalu mencemaskan keadaan nya

Bagaimanapun ia harus meminimalisir kegaduhan yang terjadi hanya karena dirinya. Lebih baik mencegah semua itu terjadi.

"Hnggh" lenguhan keluar dari mulut Darrel ia sedikit tersintak karena suara Archie.

Darrel memang bukan tipe orang sekali tertidur ia tidak terusik oleh apapun, Darrel menggosok kedua matanya agar melihat dengan jelas ke arah Archie. Ia melihat Archie yang terbangun langsung mendudukan badannya di kasur.

"Ada apa ? Kau pusing?" Darrel menyingkap poni yang menutupi kening Archie dan memegangi dahinya untuk merasakan suhu badan anak itu

Archie menggeleng lambat, masih dengan tangan Darrel yang berada di keningnya, ia melihat raut wajah khawatir terpampang jelas di muka Darrel

"Archie tidak apa apa kak" ujar Archie mencoba melepaskan tangan Darrel dari keningnya

Darrel duduk di kursi samping kasur Archie ia menatap anak itu dengan lama. Archie yang mulai merasa canggung ingin memulai pembicaraan dengan Darrel

"Sekarang jam berapa kak?" Tanya Archie

Darrel menjangkau hp nya yang berada di atas nakas lalu melihat jam yang tertera jelas disana menunjukkan jam 3.30 , bisa dikatakan hari sudah mulai pagi tapi masih pagi buta

Darrel menghadapkan layar hp nya ke arah yang kiranya pas dan bisa dilihat oleh Archie dari kasur

Archie mengganguk setelah melihat jam yang diberi tahu oleh Darrel "maaf ya kak, karna Archie kak Darrel harus bangun kayak gini" ucap Archie seraya menundukkan pandangan matanya

Darrel merasa bersalah melihat Archie bertingkah seperti itu ia menggengam erat tangan Archie "Archie,gapapa. Kakak juga mau kamu tidak kena masalah lagi jadi kalau terjadi apa jangan di tahan sendiri" nada Darrel selembut ini pertama kali di dengar oleh Archie . Darrel seperti orang yang berbeda.

Archie menjawab dengan anggukan beberapa saat kemudian Archie menggesekkan jari telunjuknya dengan kulit ibu jari hal itu menyebabkan ruam merah yang mulai muncul.

Darrel segera meninggalkan aktivitasnya mengecek handpone dan segera menenangkan tangan Archie,lagi lagi ia tidak boleh lengah sedikitpun

"Archie kau ingin pulang ke rumah?" Pertanyaan Darrel sontak membuat Archie terfokus dengan Darrel dan teralihkan dari segalanya

Benar, ia ingin pulang

Maap chapnya pendek  T_T

Aku lagi stuck sama kelas online sumpahh,,, sampah banget sekolah online gini *Akhh jadi ngutuk

Segitu dulu yaa

Jangan lupa vote

See u ♡

Counting Your Bless Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang