Malam hari itu terasa sangat mencukam. Archie sedang makan malam di meja makan yang cukup luas dengan Abbelard
Archie duduk tepat berhadapan dengan Abbelard dari dulu entah kenapa Abbelard selalu menyuruh Archie untuk duduk di kursi yang berhadapan dengannya,bukan disamping ataupun berdekatan dengan dirinya.
Meja makan itu cukup membuat jarak yang lumayan jauh bagi mereka berdua,tapi berbeda dengan pikiran Abbelard jika berhadapan dengan Archie ia bisa melihat gerak gerik anak itu dengan jelas apakah dia sedang tergangu atau tidak.
Archie tidak menyentu makanan nya sedikitpun, makanan itu seolah terabaikan dari pandangan nya dari atas meja. Archje hanya memegangi pisau serta sendok guna memotong daging yang berada di depan nya.
Decitan suara pisau yang beradu dengan piring terdengar nyaring, Itu Abbelard. Ia geram melihat Archie sedari tadi ia tidak menatap mata nya sedangkan Abbelard sudah terang terangan menatapnya dengan marah sedari tadi.
"Makan !" Perintah Abbelard terdengar menahan emosinya
Archie yang mendengar itu hanya diam,ia tetap menatap daging itu kemudian menatap Abbelard yang sedang melihatnya dengan marah.
"Aku tidak akan menyuruhmu dua kali Archie" desisan di ujung kalimat Abbelard membuat para bodyguard disana merasa lebih takut daripada Archie
Mereka lebih khawatir dengan Archie daripada keselamatan mereka sendiri, Aneh memang tapi Archie selalu memperlakukan mereka seperti kakaknya sendiri. anak itu pada awalnya terasa sangat manis dan polos, beda jauh dengan yang sangat ingin mereka lindungi sekarang.
Archie tidak terlihat tergangu oleh suara Abbelard sedikitpun hatinya tetap terasa sakit,bahkan dulu ia tidak mengetahui apa itunrasa sesak karena dirinya dulu jauh dari perasaan ataupun ekspresi.
Sungguh jika dia makan sekarang rasanya akan menimbulkan rasa mual, apakah akan di muntahkan seperti biasa di toilet kamar?. Pikiran Archie tetap gundah
Ia tidak ingin kembali memuntahkan makanan yang masuk perutnya setiap hari,seenak apapun yang masuk dalam mulutnya saat dimuntahkan tetap saja terasa buruk.
Abbelard menggebrakkan tangan nya pada meja makan marmer abu abu itu dengan tangannya, suara yang ditimbulkan terdengar keras sampai sampai membuat piring dan gelas yang ada diatasnya bergetar.
Archie tambah tidak memperhatikan Abbelard tiba tiba saja perutnya terasa bergejolak,mual. Bahkan sekarang dia belum memakan apapun dari piringnya, kenapa?
Archie mencengkram perutnya setidaknya itu menjadi tempat pelarian dari rasa sakitnya. Achille yang berdiri tepat di samping Archie mengetahui perubahan gerak geriknya, Achille ingin mengatakan nya pada Abbelard tapi tidak memiliki keberanian sedikitpun.
Mungkin Archie tidak tahu bagaimana gambaran Abbelard yang sebenarnya di mata para bodyguard bahkan saingan nya sekalipun, Abbelard itu keji. Tidak memiliki belas kasih dan tiada ampun.
Achille tidak berkutik sedikitpun semua keberanian yang ia punya entah menghilang kemana, ia melihat Archie semakin mengeratkan cengkramannya pada perut di bawah meja.
"ARCHIE !!!"
Archie yang sedari tadi menunduk mulai mengangkat kepala sedikit karena mendengar bentakan Abbelard. Mata mereka beradu tapi hanya Archue yang dengan jelas melihat Abbelard karena poni rambut Archie lumayan panjang.
"Kau menjadi sangat pembangkang akhir akhir ini!"ujar Abbelard dengan intonasi tinggi "Aku tidak habis pikir memikirkan jalan pikirmu Archie,bagaimana bisa kau kalut dengan orang antah berantah itu karena sekedar mengetahui dia 'keluarga'. Perlu berapa kali aku memberimu pelajaran ?"
Perkataan Abbelard seperti tusukan ribuan jarum di hati Archie semua rasa sakitnya seketika hilang, Archie melepaskan remasan tangan pada perutnya.
Perlahan Archie menatap Abbelard lekat mencoba mencari sedikit rasa bahwa orang dihadapan nya ini peduli pada dirinya. Tapi tidak ada sedikitpun, yang terlihat hanyalah ambisi tidak ingin kalah karena barang yang dia miliki akan diambil.
"Papa aku rasa pikiran ku sekarang sedang kac-"
"Karena itu !!! Aku sangat muak melihat kondisi mu Archie. Sesak nafas hanya karena tertekan, melukai dirimu sendiri,sangat susah hanya untuk makan. masalahnya disini hanya pikiranmu!! cobalah untuk berpikir natural jika kau ingin hidup seperti orang normal" perkataan potongan Abbelard membuat hati Archie hancur,sedangkan para bodyguard disana yang tidak memiliki hubungan apapun dengan perkataan yang dilontarkan Abbelard merasakan sesak melihat semua itu tertuju pada Archie
Abbelard tiba tiba kaku menyadari perkataan nya barusan,apakah dia benar benar mengeluarkan perkataan kejam itu dari mulutnya?. Bukankah Archie tadi ingin mulai sedikit terbuka padanya ?, Abbelard hanya bisa menyesali perkataan yang ia lontarkan saat terbawa emosi tadi
Archie hanya diam menatap wajah Abbelard, dia tahu dirinya bukan anak ataupun keluarga Abbelard. Dia hanyalah sekedar boneka dalam permainannya tapi kenapa perkataan itu menimbulkan luka yang sangat dalam.
Archie tidak berani menjawab ataupun membela dirinya karena biasanya hal seperti itu berlangsung pada Ayah dan anak. Sepertinya dari awal dirinya lah yang memulai perdebatan ini sampai membuat Abbelard tersulut emosi.
Archie mengalihkan pandangan nya pada piring yang masih utuh ia mengambil pisau dan garpu yang tadi ia letakkan dan mulai makan walaupun secara perlahan. Archie tidak ingin melihat wajah Abbelard lagi ia ingin menyelesaikan permasalahan yang awalnya hanya karena makanan ini lalu memuntahkan nya nanti di kamar.
Sunyi.Abbelard merasa aneh,bukan ini reaksi pada anak normal yang harus terjadi. Archie,anak itu harusnya marah dan mengumpatnya bukan nya diam dan menunduk, itu tidak wajar.
Hanya Abbelard sendiri berada di ruangan itu yang tidak paham situasinya. Archie sedang kesakitan karena lukanya sekarang,semuanya tahu itu terutama Achille ia ingin membantu Archie untuk pergi dari sini secepatnya.
"Archie apa kau marah pada Papa?" Abbelard memulai pembicaraan kembali dengan suara yang halus
"Tidak. Papa kan selalu jujur pada Archie, karena papa menyayangi Archie bukan?" Bohong. Archie menatap wajah Abbelard yang tidak bergeming
"Terimakasih Papa" senyuman Archie terlihat tulus. Lagi lagi itu kebohongan mungkin dia bisa menipu mulutnya tapi tidak dwngan hatinya
Abbelard terhenyak ia menunduk karena merasa bersalah,perlu jangka waktu yang lama untuk mengumpulkan keberaniannya
"Archie maafka-" belum selesai Abbelard mengatakan kalimatnya, badannya terasa membeku seketika melihat darah keluar dari hidung Archie
Tetesan itu tidak berusaha dihentikan oleh pemilik nya yang hanya menunduk, para bodyguard juga membeku.
Sedetik kemudian Abbelard langsung berlari untuk menangkap badan Archie yang akan jatuh ke lantai
◇
Ini nih pasti karena ulah si Abbelard :v
Maaf karena 2 hari nggak update ya, lagi menikmati tugas (nggak lah ya) T_T
Pokoknya akan aku usahain update
Jangan lupa vote ya ♡
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
Counting Your Bless
Novela Juvenil[Sequel Blind Affection ] Kala hari pemakaman orang tua nya yang terakhir di hari yang mendung. Archie sendirian menunggu salah satu dari saudara nya untuk merundingkan kemana dia akan dipindah asuh kan. Dan pada detik itu semua kehidupannya beruba...