Bunyi air hujan yang bertubrukan dengan atap terdengar kian mengeras,setelah siang tadi Edgar pergi untuk melakukan operasi yang telah ada di jadwalnya,bunyi gemerintik hujan mulai muncul.
Archie sekarang meninggalkan tatapan nya sebentar dari sebuah novel yang ditinggalkan oleh Edgar untuk nya,dengan peringatan wajib dia harus mengetahui semua jalan cerita dari bagian novel itu. sepertinya ia juga tahu apa maksud dari Edgar untuk menyuruh nya dengan keras membaca buku.
Sudah 2 jam berlalu setelah hujan menderas. bunyi yg mulai memekakak kan dari air yang berburu untuk turun ke tanah mulai menggangu pendengaran Archie.
Ia menutup novel yang berada di tanggannya, novel itu cukup membuat pikiran Archie teralihkan beberapa saat karna di dalam sana ada seorang gadis kecil yang terkena penyakit keras dan mungkin tak akan sembuh bertepatan di malam natal . Namun terjadi keajaiban. Seorang malaikat mengunjungi gadis itu, mereka berdua kemudian membuat perjanjian. Gadis kecil harus memberitahukan seperti apa rasanya menjadi manusia dan malaikat akan memberitahunya seperti apa itu surga.
Sejujurnya jika dilihat lebih realistis dari sudut pandang mana pun bukankah gadis kecil itu sepertinya sudah lelah berada di dunia. Karena itu seorang malaikat datang berada di sampingnya mengajaknya mengobrol agar ia melupakan sedikit rasa sakitnya.
Kadang suatu hari Archie juga berharap di datangi oleh seorang malaikat lalu menumpahkan segala keluh kesahnya,siapa tahu malaikat itu berkenan membawanya dari dunia ini.
"Saat musim panas,apakah kau kadang merasa susah bernafas karena cuacanya?.Di saat saat seperti ini,aku berpikir mungkin aku akan tenggelam. Apalagi di saat hujan turun,jadi terasa makin pengap."
Archie menapakkan kakinya ke lantai marmer dingin yg berwarna abu abu di ruangan khusus Edgar, ia menuju ke sebuah jendela yang lumayan besar. Ia berdiri di sana cukup lama melihat air yang berburu untuk turun melintas di pandangannya dari balik jendela.
Hujan itu terlihat sangat indah sampai dimana titik indah dari hujan membuat Archie kehilangan akalnya.
Ia membuka jendela yang memiliki belah di tengahnya itu agar bisa dibuka dengan lebar dan mudah. Air yang turun sangat kencang dari luar sana mulai masuk ke dalam ruangan Archie. Ia juga mulai sedikit basah karena berada di depan sana.
Ia mengulurkan tangan kanannya keluar jendela. Entah mengapa rasanya sangat menenangkan melihat air hujan membasahi goresan goresan yang berada di tangannya.
"Bukankah di luar tampak menyenangkan ?"
Suara dingin itu berasal dari anak perempuan kembar yang berada di ruangan Edgar.
Mereka memang sudah dari awal terlihat oleh Archie berada di sudut ruangan yang berdekatan jendela , saling berpegang tangan dengan erat dan wajah mereka tertutupi oleh rambut.
"Tidak terlalu menarik" jawab Archie tanpa sadar
"ah, benarkah ? Sayang sekali kau tidak tertarik."
Anak perempuan kembar itu menarik tangan mereka yang sepertinya sudah menempel satu sama lain lalu menggengam tangan Archie dengan darah yang keluar akibat aktivitas mereka
Archie merasa sedikit lengket di tangan nya karena darah anak kembar itu menggenggam kedua tangannya dengan erat.
"Apa tangan mu tidak sakit?" Tanya Archie tanpa mengalihkan pandangan nya sedikitpun dari hujan.
"Tidak,dulu ayah juga meninggalkan kami disini dengan keadaan yang sama tanpa memedulikan kami sedikitpun."
"Kalian punya ayah?"tanya Archie
"Ya, dia sangat kasar dan keras pada kami.tapi kami berhasil bebas dari semua itu dan meninggalkannya dengan perasaan bersalah yang sangat besar"
Ucapan itu diiringi kikikan kecil dari anak perempuan yang sedari tadi diam .
"Bagaimana caranya kalian bebas ?" Ujar Archie yang sepenuhnya tidak berada di pikiran yang benar
Kedua anak perempuan itu mengeratkan genggaman mereka di tangan Archie.
"Kami hanya bersenang senang di luar sana. Apa kau juga ingin pergi keluar ?"
Masing masing dari mereka menolehkan kepala mereka ke arah wajah Archie secara bersamaan.
"Aku juga ingin bebas dan bersenang senang" ujar Archie menatap kedua wajah anak kembar yang sepenuhnya tertutup oleh rambut mereka.
"Ayo kita keluar Archie"
Mereka beranjak melepaskan tangan mereka dari genggaman Archie dan naik ke pembatas jendela dengan ringan.
"Kita akan bebas bersenang senang tanpa ada tekanan dan rasa sakit lagi. Ayo Archie kita keluar bersama"
Perkataan yang di sebutkan oleh mereka menusuk pendengaran Archie, tiba tiba saja ia ingin merasakan semua yang dikatakan oleh si kembar. Bersenang senang dan bebas apakah ia juga bisa merasakan sejuknya berada di bawah air hujan ini nanti?
Archie mulai menggerakkan kakinya lebih dekat dengan jendela dan menerima uluran tangan si kembar kepadanya, merasa tangan mereka juga di genggam erat oleh Archie di pembatas jendela dengan bagian kebebasan yang cukup berjauhan dengan aspal keras dibawah sana, mereka tersenyum dengan lebar ke arah Archie.
Cklek
"Ah sialan, kenapa aku memakirkan mobil ku diluar tadi"
"Darrel jaga kata katamu, agar tidak mempengaruhi Archie"
"Apa apaan pak tua kau ingin mengatur hidupku?"
Achille menggelengkan kepalanya dengan ringan melihat perilaku Darrel yg sangat jauh berbeda dengan Archie sambil membelakanginya untuk menutup pintu ruang rawat Archie.
"ARCHIE HENTIKAN APAPUN YANG KAU LAKUKAN SEKARANG JUGA !!!"
Achille sontak membalikkan badannya dengan cepat mendegar Darrel meneriakkan Archie begitu kerasnya
◇
Haloo ~~~
Emang ya ini sebenarny udh selesai 2 hari lalu tapi baru ingt buat up sekarang :/
Hujan hujan gini enaknya ngapain ya :^
Btw kyknya cerita ini bakalan lebih rumit aku buat jd partnya sampe 30 an. Maybe ~
Jangan lupa vote
See u ♡
![](https://img.wattpad.com/cover/267905828-288-k367292.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Counting Your Bless
Fiksi Remaja[Sequel Blind Affection ] Kala hari pemakaman orang tua nya yang terakhir di hari yang mendung. Archie sendirian menunggu salah satu dari saudara nya untuk merundingkan kemana dia akan dipindah asuh kan. Dan pada detik itu semua kehidupannya beruba...