AUTHOR POV
"Hai, apa itu... kau?"
Didik terperangah. Ketika sedang menikmati ketenangan di jalan depan pasar lama yang sepi pada sore hari, ada seseorang yang datang dari kejauhan.
"Kau ingat aku 'kan...? Aku teman sekelasmu dari SD sampai SMP."
Ketika Didik menoleh ke arah suara, saat itu juga ia membeku di tempat.
"Apa kau ingat? Aku ini orang yang sering jadi juara kelas dan dimanjakan ayahku banyak hal." Disana, seorang pemuda berbicara. "Kau sendiri, orang yang sering menang lomba karya seni dan mudah dapat banyak uang, bantuan, hingga sumbangan. Sampai akhirnya, kau tahu, semua orang iri kepada kita."
Pemuda itu berjalan ke arahnya. Awalnya sempat terhalang sinar matahari sehingga wajah orang itu sulit terlihat. Dan ketika pemuda itu sudah mendekat, Didik terkesiap.
Pemuda itu, orang yang sangat dirindukan olehnya.
"Dan kau ingat saat kecelakaan bertahun-tahun lalu? Ibumu datang menyelamatkan aku."
Didik tidak tahu harus berkata apa. Ari telah kembali. Ia hampir merasa senang. Tetapi...
"Aku anak kecil yang terjatuh di jalan, lalu—"
Kenapa kami berdua harus dipertemukan disini?
Didik menyadari sesuatu. Dia harus lari.
"Loh, kau mau kemana itu? Hei tunggu aku!"
Mengapa Ari justru mengejarnya? Didik mulai panik. Ia masih mengingat kutukan yang dulu. Ia harus menjauhi Ari sebelum bahaya terjadi.
"Tidak. Tinggalkan aku!"
"Kenapa? Kita sudah lama tidak bertemu," suara Ari masih terdengar.
Didik tidak mendengar apapun sampai akhirnya ia menepi sebentar. Dirinya sempat lega bahwa Ari tidak mengejarnya lagi. Tetapi ketika ia menoleh ke belakang, Ari terjatuh di jalan.
Dan sebuah mobil akan menabrak pemuda itu dari belakang.
"Awas! Cepat menjauh dari sana!" Didik mulai berteriak kencang.
Ia bergegas menyelamatkan teman lamanya. Ia tidak mau kesempatan ini berakhir dengan singkat.
Namun kehendak berkata lain, karena mobil itu sudah menabrak—
"TIDAK! "
Didik terbangun di kamarnya. Napasnya memburu. Keringat dingin membasahi kulitnya. Kepalanya mendadak pusing.
Ini mimpi yang sama untuk ketiga kalinya sejak pertama kali muncul sekitar awal tahun ini. Namun setiap tiga mimpi tersebut memiliki versi yang beragam. Pertama, Didik di dalam reruntuhan pasar seolah sedang tersesat. Namun ketika berhasil lolos ia melihat Ari tergeletak di jalan dan nyaris tergilas mobil dari belakang. Kedua, Didik masih di reruntuhan pasar namun Ari menemukannya dan menggiring keluar hingga ke tengah jalan. Namun saat keduanya hampir saling memaafkan, tiba-tiba kedatangan mobil yang langsung menabrak mereka.
Setelah mengalami mimpi versi ketiga barusan. Didik yakin masih akan mengalami mimpi serupa di waktu esok. Ia terlalu lelah untuk bersiap menghadapi serangan mimpi selanjutnya.
Sekarang masih tersisa tiga jam sebelum matahari terbit. Namun ia tidak bisa kembali tidur dan hanya duduk tertelungkup disana. Badannya gemetar, nafas berat, mata sulit pejam. Dia benar-benar ketakutan.
----00----
Tepat ketika matahari terbit. Didik memutuskan keluar jalan kaki keliling desa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Didi(k) Everything is Regretful
Horror[TAMAT] Genre Cerita : Horor - Pembunuhan, Spiritual, Persahabatan Melupakan masa lalu tidak semudah mengingat rencana masa depan. Rasa sakit yang dialami di masa lalu tidak akan sama dengan rasa penyesalan di masa depan. Satyo, dengan segala upaya...