Bag 32 - Tekanan Lain

88 31 0
                                    

AUTHOR POV

Tak terasa waktu pagi datang begitu cepat. Satyo baru terbangun ketika Wijaya terlihat sedang berganti pakaian untuk bersiap pergi meninggalkan kamar kos.

"Ya ampun, maaf aku ketiduran," ucap Satyo tiba-tiba.

Orang paruh baya itu tersenyum, "Santai saja. Aku pikir kau masih tidur jadi maunya langsung pergi saja tanpa pamitan."

"Aku tidak suka seperti itu. Paman seharusnya pamitan meskipun aku sedang tidur." Kemudian Satyo bangkit dari tempat tidurnya.

Kini Wijaya keluar memakai pakaian tertutup yang sama dengan tadi malam. Memberi salam kepada Satyo sebelum berpisah.

"Jaga dirimu, Satyo. Harap tetap sehat dan aman selalu," kata Wijaya.

Satyo mengangguk tanpa sepatah kata.

"Kemas barang sebelum pergi dari sini. Kau bilang bapakmu datang kesini, bukan?"

Satyo mengangguk lagi.

"Apa ada lagi yang ingin kau sampaikan padaku?"

Barulah Satyo tidak mengangguk lagi.

Karena sudah tidak ada yang dibahas, Wijaya pun akhirnya pergi. Satyo memandang arah perginya orang itu seolah merasa tidak rela membiarkan pergi. Sampai saat sosok itu tak terlihat lagi, ia baru berlari mengejar orang itu. Namun ia hanya berhenti sampai di tepi jalan, karena bagaimanapun Wijaya sudah tak terlihat lagi di manapun.

----00----

Senin, 27 November 2023.

Hari itu Satyo bersama ayahnya mendatangi kampus untuk mengajukan cuti kuliah yang bisa dibilang terlalu dini. Ia merasa sedikit malu karena ayahnya bersikeras menemaninya di kantor administrasi kampus. Selama itu pula sempat terjadi perdebatan halus dengan seorang kepala jurusan karena Satyo buru-buru mengajukan cuti padahal hanya dua bulan tersisa semester ini akan berakhir. Orang itu menyarankan Satyo menyelesaikan perkuliahan lebih dulu sampai akhir tahun. Namun ayahnya tak terima lantaran ingin mengurangi fokus belajar demi menyembuhkan psikologis putranya sendiri yang lebih darurat. Selain itu Satyo mengaku punya masalah dengan teman sekelas sendiri. Sampai akhirnya, khusus Satyo dilakukan kegiatan kuliah jarak jauh secara online, nantinya beberapa dosen akan koordinasi untuk kegiatan "istimewa" itu.

Setelah menyelesaikan perkara itu. Ayah Satyo mengajak dirinya sebentar ke taman kampus terdekat.

"Kamu sudah punya nomor dosen yang mengajar kamu nanti, kan?" ucap ayahnya. "Sekarang kamu bisa belajar di rumah ayah sampai keadaanmu baik lagi."

Satyo hanya tersenyum dan mengangguk pelan.

"Kamu tidak mau pamitan dengan temanmu lebih dulu?"

Satyo melihat gedung kelas milik kampus. Namun ia hanya menggeleng.

"Ya sudah. Sekarang mau makan apa hari ini? Ah, tadi ayah kepikiran ingin makan nasi Padang. Tadi sempat ketemu salah satu rumah makan yang mungkin bisa dicoba."

"Aku ikut ayah saja," ucap Satyo akhirnya meskipun pelan.

----00----

Setelah makan di rumah makan yang dimaksud ayahnya, keduanya langsung beristirahat di kamar kos Satyo. Karena sekarang masih siang, Satyo ingin keluar sebentar seorang diri tanpa mengetahui ayahnya yang saat ini sedang tidur pulas.

Namun ketika ia membuka pintu, ayahnya langsung terbangun.

"Tyo, kamu mau kemana?"

"Em... beli pulsa."

Didi(k) Everything is RegretfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang