Bag 28 - Menjauh Dariku

100 26 5
                                    

AUTHOR POV

Hujan mulai turun deras. Tidak ada yang menyangka bahwa semua orang melewatkan musim hujan, tak terkecuali Satyo yang sedang patah hati.

Meskipun hujan, Satyo tetap nekat berada di luar ruangan. Ia tidak ingin berteduh di mana pun. Emosinya sudah terlampau maksimal dan hanya bisa ditutupi oleh hujan. Jerit sedihnya yang terbilang keras tersamarkan oleh suara hujan.

Satyo memang sudah berubah, bukan Satyo yang dulu atau Ari yang dulu. Dia jauh lebih aneh, lebih gila, dan lebih mengerikan. Dia merasa ingin mati saat itu juga.

Bisikan si hantu... mempengaruhi emosional pemuda itu.

Kebetulan ia berada di atap rumah pemilik kos. Ia tiba-tiba berkeinginan untuk menjatuhkan tubuhnya ke tanah dari tempat itu. Pasti itu lebih seru karena tingginya setara empat lantai dibanding jatuh dari lantai dua gedung sebelah yang tak seberapa.

Iya bagus.... Mati saja kau, mati....

Ketika Satyo sudah berdiri tepat di depan pagar yang sebenarnya setinggi dadanya, ia nekat menaiki penghalang itu.

Hampir lolos, ia justru ditarik dari belakang hingga terjatuh dengan aman di tempat semula.

"Satyo, hentikan! Apa-apaan kau ini!"

Satyo sangat terkejut. Dalam keadaan kehujanan, masih ada saja orang yang memarahi dirinya. Namun ia tahu siapa orang itu dari suaranya.

"Mengapa kau mau mati tanpa memberitahuku, hah? Kau lupa masih punya orang yang sayang dan peduli denganmu?"

Masih kehujanan, Satyo masih bungkam dan kembali berulah. Namun akhirnya ia kembali ditahan oleh lawannya sekuat mungkin. Sampai ia sendiri mendengar orang itu justru terisak sepertinya.

"Kumohon, hentikan Satyo! Kau tidak tahu aku susah payah menjaga dan mengawasimu selama ini?"

"Jef...," Satyo berucap serak, "Pergilah...,"

"Aku tidak akan pergi darimu!" Orang itu tampak menangis sesenggukan. "Jangan lakukan itu lagi!"

Satyo masih di tempat, mulai menangis keras meskipun kehujanan. Bagaimanapun, orang di hadapannya tidak peka akan ucapannya. Orang yang memarahi dirinya lantas turun perlahan dan memeluknya erat, sangat erat. Sampai-sampai kepalanya tertutup rapat oleh baju yang basah dari orang itu.

Alhasil mereka berdua saling basah karena mandi hujan, juga mengeluarkan tangisan di saat yang sama.

----00----

Rudi menghela nafas panjang sebelum akhirnya terdiam.

Satyo dan Jefri sama-sama tidak sehat pagi ini. Bedanya, Satyo masih bisa berdiri meskipun badannya hangat dan pusing kepala. Sedangkan Jefri lebih parah, ia demam tinggi dan hanya terbaring lemah di kasur.

"Untung ini hari minggu. Sebaiknya cepat sembuh karena besok harus masuk kuliah lagi," ujar Rudi. "Kalian berdua memang aneh belakangan ini."

Satyo tidak menanggapi apapun dan lebih memandang Jefri yang tidur dengan tenang. Ia kembali menyesal telah merepotkan temannya sendiri. Ketika kondisi mereka berdua membaik, baru Satyo akan meminta maaf.

Di hari itu juga Rudi menghabiskan waktu seharian di kamar kos Satyo, sekaligus menjaga dua orang sakit tersebut. Bahkan ia tidur di sana pula karena di kamarnya tidak ada siapa-siapa—Andre pergi entah kemana. Tampak orang itu berbaring pada karpet di lantai tepat di samping kasur.

Namun seperti biasa hanya Satyo yang paling susah tidur. Duduk saja di kasur seolah tanpa berbuat apa-apa, ia sesekali mengecek kondisi tubuh Jefri. Ia sangat lega karena demam orang itu turun dengan cepat.

Didi(k) Everything is RegretfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang