SATYO POV
Ciluk... baa...
Sosok kepala botak berkulit keabu-abuan menyembul keluar dengan penampilan seram dalam kegelapan di balik pintu.
Refleks aku melempar buku ke arah pintu. Sosok itu hilang bersama pintu yang tertutup. Aku mulai sesak napas sekarang. Sejak kapan hantu familiar yang sejak beberapa minggu kemarin menghantui kembali muncul?
Aku beranjak dari tempat tidur untuk mengambil buku. Dan tiba-tiba pintu kembali terbuka di depanku.
"MATILAH KAU ARI!"
AAAH! Aku terlonjak histeris dan berjalan mundur.
Hantu itu tak pernah bosan mengancam diriku. Sayangnya aku sendiri terlalu lama respon apa yang sedang terjadi. Hingga akhirnya kedua tangan si hantu menangkap leherku, menekan rapat-rapat. Nafasku tersendat seketika.
"KAU MATI! MATI... MATI KAU!"
Aku terdorong dengan cepat hingga menabrak sesuatu di belakang. Ah, tidak! Pot bunga melati jatuh. Aku berusaha meminta pertolongan. Mengapa Rudi dan Andre diam saja? Apa mereka tidak sadar kalau ada keributan disini?
Aku mencoba berteriak namun hantu itu mencekik leher aku semakin kuat. Tubuhku bergeser ke arah jendela yang terbuka sebelah.
"Kau harus mati sebelum Ruli. Barulah momen sial itu tidak akan terjadi." Hantu itu berbicara. "Dan sekarang...,"
Entah apa yang akan terjadi setelah itu. Aku akan segera mati. Kisah aku akan berakhir disini. Selamanya.
"MAMPUS KAU!"
Tubuhku langsung terbang, lolos dari jendela yang terbuka separuh. Aku sempat mencoba mengucap satu huruf sampai akhirnya seluruh indra tubuhku mati seketika.
----00----
Usai momen itu terjadi, aku justru kembali terlahir di dunia. Kurasa ini hanya imajinasi sesaat.
"Satyo... Satyo, kau sudah sadar?"
Atau jangan-jangan aku sedang berhalusinasi.
"Bangunlah, Satyo. Bertahanlah! Kumohon..."
Aku ingin menolak. Namun ada suatu hal yang mendorongku untuk patuh. Alhasil aku benar-benar terbangun.
Dan Jefri sudah pulang dan berada tepat di hadapanku.
"Syukurlah. Kau masih hidup. Aku sangat kaget ketika mengetahui apa yang barusan terjadi padamu."
Jefri mengkhawatirkan diriku?
Dia baru saja khawatir padaku?
"Apa yang terjadi padaku?" Aku bertanya-tanya.
Diam saja, padahal aku ingin tahu jawabannya.
"Itu... yang bisa aku katakan," Jefri memalingkan muka, tampak menelan ludahnya sendiri, "kau menakuti penghuni kos lain, termasuk Andre dan Rudi."
Baiklah, aku paham maksudnya. "Jadi... aku diusir dari tempat kos itu?"
Jefri menggeleng. "Tidak, kau dipindahkan sementara disini, di rumah pemilik tempat kos kita."
Kalau begitu aku pasti meninggalkan barang milikku di kamar yang lama. Aku coba membangunkan diri, rasanya punggungku kesakitan. "Aku ingin ambil—"
Namun dia langsung menahan diriku, hanya membiarkan aku duduk di tempat. "Jangan, aku saja yang ambil. Sebenarnya sih sebagian barang-barang milikmu kemarin sudah dipindahkan di kamar ini. Lihat di dekat pintu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Didi(k) Everything is Regretful
Horror[TAMAT] Genre Cerita : Horor - Pembunuhan, Spiritual, Persahabatan Melupakan masa lalu tidak semudah mengingat rencana masa depan. Rasa sakit yang dialami di masa lalu tidak akan sama dengan rasa penyesalan di masa depan. Satyo, dengan segala upaya...