AUTHOR POV
Krak! Brraaak!
Seketika Bono langsung tersedak air setelah lama menunggu gorengan pesanan miliknya jadi. Tidak hanya itu, orang-orang yang mendatangi warung itu mulai terkejut dan panik.
Suara apa itu? Apa ada bom di sekitar tempat itu?
Sementara Ruli yang juga ada di sana langsung keluar dari warung dengan tergesa-gesa. Ia sudah membeli sebuah botol air dan dua kantong tabur bunga yang semuanya disimpan dalam kantong plastik. Firasatnya tak enak dan pikirannya mendadak tidak jernih. Bahkan sepeda miliknya ditinggalkan di warung tanpa sadar.
Ternyata beberapa orang dari warung itu juga mengikutinya.
Setelah tiba di jalan besar, rasa takut Ruli semakin besar. Asap terlihat mengepul dari jauh. Langkahnya semakin pelan sembari mendekati sumber asap itu. Barulah ia bisa melihat bekas pasar yang baru saja rata dengan tanah.
Apa yang terjadi di tempat itu? Didik.. DIDIK!
Meskipun ia cemas luar biasa dengan keadaan Didik disana ia masih saja berjalan pelan. Kedua tangan gemetar memegang kantong barang pembelian di warung tadi. Semakin dekat ke tempat tujuan, semakin mengerikan penampakan disana. Tidak hanya asap dan reruntuhan bangunan, melainkan ada genangan darah di tengah jalan aspal.
Napas Ruli mulai sesak. Ia sangat tidak mengharapkan kejadian yang sama lagi seperti tiga tahun lalu.
Dan sayangnya orang itu harus menghadapinya, mau tidak mau.
Kini situasi menjadi jelas. Ada mobil yang tampak ringsek karena tertimpa pohon besar tak berdaun yang dikenal angker. Dari pohon tumbang itu juga menimpa bekas bangunan pasar yang ajaib... rata dengan tanah sekaligus.
Satu lagi, dari genangan darah di tengah jalan terlihat siapa tubuh yang tergeletak di sana.
Saat itu juga kantong yang dipegang Ruli terlepas. Dia sudah tak terkendali lagi. Sesak nafasnya semakin parah. Ia terpaksa keluarkan air matanya.
"Maaf...," ucapnya bergetar, "Maafkan aku... aku... aku...,"
Langkahnya terhenti, sudah tak kuat lagi melihat dari dekat.
"Tidak... tidak mungkin... tidak... TIDAK!" Jerit orang itu begitu kuat pada akhirnya.
Tubuhnya ambruk seketika. Tangis pecah kuat sekali. Ia tak mau melihat pemandangan di depannya lagi. Lenyap sudah kebahagiaan yang ia miliki hari ini.
----00----
Lantas, apakah yang terjadi pada Satyo... maupun Didik?
Siapa yang mati? Dan siapa yang tetap hidup?
Terlepas dari itu, kutukan yang menimpa keturunan sebuah keluarga besar, dari buyut tertua hingga cucu termuda,... sudah dinyatakan berakhir.
Karena sudah tidak ada target yang tersisa.
Sedangkan sang penghasut sudah kehilangan keistimewaannya. Maka secara tidak langsung kehidupannya telah berhenti.
Dia telah lenyap untuk selamanya.
----00----
"Dok... dok...ter...?"
Suasana mendadak berubah menegangkan. Padahal hanya ada satu-satunya orang sehat berseragam dokter yang berada di ruang gawat darurat yang gelap. Dan saat ini masih sore hari, beberapa jam setelah peristiwa "luar biasa" terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Didi(k) Everything is Regretful
Horror[TAMAT] Genre Cerita : Horor - Pembunuhan, Spiritual, Persahabatan Melupakan masa lalu tidak semudah mengingat rencana masa depan. Rasa sakit yang dialami di masa lalu tidak akan sama dengan rasa penyesalan di masa depan. Satyo, dengan segala upaya...