AUTHOR POV
Satyo berhasil kembali ke dunia nyata. Dadanya haus akan udara segar karena sebelumnya hampir kehabisan nafas akibat diserang Didik—ia yakin itu bukan Didik sungguhan, tidak mungkin ia berbalik memihak pada si hantu.
Namun masalahnya terjadi pada Jefri. Dia tak terbangun, dan wajahnya terlihat...
"Jef... kau tidak apa-apa?" Satyo membangunkan Jefri.
Tak ada respon. Ia mulai menepuk di beberapa bagian tubuh Jefri. Ia terkejut, kulitnya sangat dingin dan agak kaku.
"Hei, bangun. Kau baik-baik saja?"
Mulai panik, ia memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan lalu di sisi leher Jefri.
"Mengapa ini terasa sangat kecil? Jangan-jangan...,"
Satyo pun memeriksa pernafasan dengan menaruh satu jarinya di depan hidung Jefri. Barulah ia menyadari, "Tidak... Jef... bangun! Kumohon jangan mati karena aku! Jef... Jefri!"
Ia tak habis pikir. Emosinya tak terkendali. Ini semua salahnya. Dia membuatnya temannya sendiri sekarat. Buru-buru ia keluar kamar dan segera mencari pertolongan.
----00----
Sampai berjam-jam lamanya, Satyo masih berdiri tegang di depan pintu ruang unit gawat darurat di rumah sakit terdekat dari tempat kosnya. Ia sangat khawatir Jefri tidak baik-baik saja.
"Sebaiknya kita duduk sebentar sambil menunggu hasilnya." Ternyata ibu pemilik kos juga menemaninya. "Ayo, jangan halangi pintunya."
Satyo diam saja namun menurut ketika dituntun oleh ibu tersebut. Keduanya duduk di sebuah bangku panjang di sebelah pintu.
"Apa yang terjadi dengan si Jefri tadi malam?" tanya ibu itu.
Satyo menatap kosong. "Itu... agak sulit dijelaskan."
"Apa itu terkait kesurupan yang kamu alami waktu itu?"
Satyo diam saja.
"Sekarang ini kamu masih susah tidur malam?"
"Itu... iya."
"Ibu dengar kamu diganggu sama makhluk. Sudah coba minta bantuan sama tokoh agama? Atau kepada 'orang pintar' mungkin?"
Satyo diam lagi.
"Apa ayahmu sudah tahu hal itu? Atau jangan-jangan kemarin waktu ayahmu kesini kamu tidak sempat kasih tahu?"
Dan kali ini Satyo mengangguk.
"Si Jefri sempat cerita ke ibu. Kamu punya urusan sama orang lain sampai keadaanmu seperti ini. Ibu tidak ingin kamu cerita semua masalah itu," ucap ibu kos. "Tapi si Jefri benar-benar tulus membantu kamu. Katanya yang kamu alami itu mengingatkan dia sama saudaranya. Waktu itu saudaranya punya seseorang... anggap saja pacar. Pacarnya itu punya gangguan yang sama dengan kamu. Namun setelah berbagai upaya, pacarnya itu bisa sembuh. Malah keduanya langsung menikah dan hidup bersama. Karena itu Jefri dapat motivasi agar bisa seperti saudaranya itu. Omong-omong Jefri itu anak yatim. Dia sudah hidup mandiri bahkan pergi dari rumah orang tuanya sejak masuk SMA."
Meskipun ibu tersebut menceritakan banyak hal, Satyo hanya diam mendengarkan, tidak ada tanggapan sama sekali.
Merasa waktu berjalan cepat, salah satu dokter keluar dari pintu UGD dan menghampiri keduanya.
"Ibu yang membawa pasien bernama Jefri, bukan?" tanya dokter.
Ibu pemilik kos langsung berdiri. "Iya saya orangnya."
"Apa ada anggota keluarganya kemari?"
"Kabarnya mereka masih di jalan. Mungkin sebentar lagi sampai."
![](https://img.wattpad.com/cover/254334597-288-k222616.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Didi(k) Everything is Regretful
Horror[TAMAT] Genre Cerita : Horor - Pembunuhan, Spiritual, Persahabatan Melupakan masa lalu tidak semudah mengingat rencana masa depan. Rasa sakit yang dialami di masa lalu tidak akan sama dengan rasa penyesalan di masa depan. Satyo, dengan segala upaya...